Namun, seperti banyak institusi bersejarah lainnya, Al-Qarawiyyin menghadapi tantangan dalam menemukan keseimbangan antara mempertahankan pesan otentiknya dan mengadopsi teknologi modern. Driss Fassi Fihri mencatat bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi universitas ini adalah bagaimana mempertahankan esensi tradisionalnya sambil tetap relevan di era digital saat ini.
Bagi banyak mahasiswa seperti Kamel Tahdhib, daya tarik Al-Qarawiyyin tidak hanya terletak pada sejarahnya yang kaya, tetapi juga pada kesempatan untuk menjadi bagian dari tradisi akademik yang telah bertahan selama lebih dari seribu tahun. Bagi mereka, belajar di Al-Qarawiyyin berarti tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga terhubung dengan warisan intelektual yang mendalam yang telah mempengaruhi dunia Islam dan sekitarnya.
Jadi, Universitas Al-Qarawiyyin di Maroko adalah simbol kekuatan pengetahuan dan pelestarian budaya. Dengan sejarah yang kaya, perpustakaan yang mengesankan, dan komitmen untuk menggabungkan tradisi dengan teknologi modern, universitas ini terus menarik mahasiswa dari seluruh dunia yang ingin menjadi bagian dari warisan yang luar biasa ini. Dari awalnya sebagai masjid hingga menjadi pusat pendidikan terkemuka, Al-Qarawiyyin tetap menjadi mercusuar pengetahuan di dunia Islam dan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H