California, dengan dukungan gubernurnya, Gavin Newsom, sedang berada di garis depan dalam mengadopsi kecerdasan buatan (AI) generatif untuk mengoptimalkan layanan publik dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Inisiatif baru ini menandai era baru dalam pemanfaatan AI oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan publik secara lebih efisien dan efektif.
Di California, ketika sebuah helikopter replika parkir di jembatan menyebabkan lalu lintas di bawahnya melambat, gambaran tersebut menjadi simbol yang tepat untuk menggambarkan masalah kemacetan yang kerap terjadi. Namun, bukan hanya kemacetan fisik yang menjadi fokus pemerintah California. Dengan kemajuan teknologi, solusi berbasis AI generatif kini sedang diuji coba untuk mengatasi masalah ini dan lebih banyak lagi.
Kemacetan lalu lintas bukanlah satu-satunya tantangan yang dihadapi oleh negara bagian yang luas dan padat ini. Dari administrasi pajak hingga layanan sosial, California menghadapi kebutuhan mendesak untuk memperbaiki efisiensi dan keefektifan layanannya.Â
Untuk itu, Gavin Newsom, gubernur dari Partai Demokrat, telah mengumumkan kerjasama dengan beberapa perusahaan teknologi besar untuk mengintegrasikan AI generatif dalam operasional pemerintahan.Â
Penandatanganan perintah eksekutif oleh Newsom bukan hanya sekadar formalitas administratif, melainkan sebuah langkah progresif menuju transformasi digital dalam layanan publik.
Melalui kerjasama ini, Pemerintah California berharap dapat mengeksplorasi dan mengimplementasikan solusi-solusi AI yang dapat membantu dalam berbagai aspek.Â
Misalnya, Departemen Transportasi California berkeinginan menggunakan AI untuk menganalisis data lalu lintas dan menciptakan solusi untuk mengurangi kemacetan di jalan raya.Â
Sementara itu, Departemen Administrasi Pajak dan Biaya ingin menggunakan AI untuk mengoptimalkan waktu tunggu dan durasi panggilan di pusat layanan pelanggan mereka.
AI generatif, yang merupakan cabang dari kecerdasan buatan yang mampu menciptakan konten baru seperti teks, audio, dan foto, memiliki potensi besar untuk membantu agensi pemerintah menjadi lebih efisien. Namun, seperti yang diungkapkan oleh para pejabat dan pakar, ada kebutuhan mendesak untuk perlindungan yang akan membatasi risiko yang mungkin timbul.Â
Di New York City, misalnya, sebuah chatbot yang didukung AI dan diciptakan oleh kota untuk membantu bisnis kecil ternyata memberikan informasi yang salah dan menyarankan perusahaan untuk melanggar hukum. Kejadian ini menyoroti pentingnya pengujian dan pemantauan yang berkelanjutan atas alat-alat AI yang digunakan oleh sektor publik.
Di California, evaluasi alat-alat AI ini dilakukan melalui pengujian internal selama enam bulan, di mana pekerja negara akan menguji dan menilai efektivitasnya. Fokus utama adalah untuk memastikan bahwa alat-alat ini dapat membantu dan bukan menggantikan pekerja manusia, sebagaimana diungkapkan oleh Nick Maduros, direktur Departemen Administrasi Pajak dan Biaya. Keuntungan ini terlihat jelas ketika kita mempertimbangkan bahwa jika alat tersebut tidak meningkatkan layanan publik, negara hanya akan rugi sebesar $1 -- suatu taruhan yang tampaknya sangat menguntungkan bagi warga California.
Selain menawarkan solusi, adopsi AI generatif oleh California juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap teknologi. Dengan memperjelas model bahasa besar yang digunakan untuk mengembangkan alat AI ini, serta memastikan bahwa alat tersebut aman dan tidak berinteraksi dengan data atau informasi pribadi yang sensitif, California berusaha untuk menetapkan standar baru dalam pemanfaatan teknologi untuk kebaikan publik.
Dengan cepatnya kemajuan teknologi dan potensi besar yang dimiliki oleh AI generatif, tidaklah mengherankan jika California ingin memimpin dalam hal ini. Inisiatif yang dipimpin oleh Newsom tidak hanya mencerminkan ambisi negara untuk menjadi pemimpin dalam teknologi AI, tetapi juga komitmennya untuk memastikan bahwa setiap inovasi bertujuan untuk memperbaiki kehidupan warganya. Jelaslah bahwa, dalam perlombaan untuk mengintegrasikan teknologi baru ini, California tidak hanya bertujuan untuk menjaga kecepatan, tetapi untuk menetapkan ritme bagi yang lain untuk mengikuti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H