Saat ini, masalah limbah plastik sudah menjadi topik hangat yang sering kita dengar. Setiap hari, baik di darat maupun di lautan, kita temukan lebih banyak sampah plastik yang menumpuk. Hal ini tidak hanya menciptakan pemandangan yang tidak sedap dipandang, tapi juga berdampak buruk terhadap lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya.
 Untuk mengatasi masalah ini, banyak negara sudah mulai mengambil langkah serius dalam pengelolaan limbah plastik, khususnya limbah pasca-konsumen, yaitu sampah plastik yang dihasilkan setelah produk digunakan oleh konsumen.
Pengumpulan limbah plastik menjadi langkah awal dalam rantai pengelolaan yang sangat penting. Dengan pengumpulan yang efektif, kita bisa memastikan bahwa plastik-plastik ini tidak berakhir di tempat sampah atau bahkan lebih buruk, di lautan.Â
Dalam beberapa dekade terakhir, telah banyak perubahan dalam sistem pengumpulan limbah di berbagai negara untuk memaksimalkan jumlah plastik yang dapat didaur ulang. Meskipun biaya pengumpulannya tidak murah, langkah ini sangat krusial untuk memastikan bahwa limbah plastik bisa diproses lebih lanjut dengan efisien.
Selanjutnya, setelah pengumpulan, limbah plastik ini harus diurutkan atau disortir. Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan berbagai jenis plastik berdasarkan jenis dan kualitasnya, karena tidak semua plastik diciptakan sama.Â
Beberapa plastik lebih mudah didaur ulang dibandingkan yang lain. Sortasi yang akurat sangat penting karena plastik yang terkontaminasi atau campur aduk dapat mengurangi kualitas dan nilai dari hasil daur ulang.
Teknologi dalam pengelolaan limbah plastik terus berkembang. Salah satu inovasi terbaru adalah penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu dalam proses sortasi.Â
AI dapat mempelajari dan mengenali berbagai jenis plastik dari bentuk, warna, dan bahkan komposisi kimianya. Dengan ini, proses sortasi menjadi lebih cepat dan akurat. Selain itu, ada juga penggunaan platform blockchain untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam rantai daur ulang, memastikan bahwa setiap tahap dalam pengelolaan limbah plastik tercatat dan dapat diverifikasi.
Penting juga untuk memikirkan desain produk plastik. Produsen harus merancang kemasan dan produk dengan mempertimbangkan daur ulang dari awal. Desain yang ramah daur ulang memudahkan pemisahan dan pengolahan material kembali menjadi produk baru. Hal ini tidak hanya memudahkan proses daur ulang tetapi juga mengurangi biaya pengelolaan limbah di masa depan.
Partisipasi publik juga sangat penting dalam upaya pengelolaan limbah plastik. Masyarakat harus teredukasi tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan melakukan pemilahan limbah. Program-program seperti pengembalian deposit untuk botol minuman dapat mendorong masyarakat untuk mengembalikan kemasan plastik yang mereka gunakan. Inisiatif semacam ini telah terbukti meningkatkan tingkat pengumpulan dan daur ulang di banyak negara.