Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Rahasia Fokus di Era Digital: Mengatasi Distraksi dan Meningkatkan Kreativitas

5 Mei 2024   10:41 Diperbarui: 6 Mei 2024   10:34 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital saat ini, kita sering kali terjebak dalam serangkaian layar yang mengganggu fokus kita. Bagaimana cara kita mengatasi hal ini dan meningkatkan kualitas hidup kita? Artikel ini membahas pengalaman pribadi, eksperimen, dan saran praktis untuk melawan distraksi dan meningkatkan fokus.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia modern tidak lepas dari perangkat digital. Dari bangun pagi hingga tidur malam, hidup ini dipenuhi dengan layar. 

Banyak orang merasa bahwa hal ini normal, tetapi semakin lama, perilaku ini menimbulkan gangguan, baik secara mental maupun fisik. Salah satu perilaku yang meresahkan adalah kebiasaan menghabiskan waktu berlebihan di depan layar ponsel atau komputer.

Layar digital adalah pisau bermata dua, dapat memberi informasi namun juga menyita perhatian.

Ketika mencoba untuk mengurangi penggunaan ponsel, kebanyakan orang akan merasa cemas atau kehilangan sesuatu. Namun, dengan membatasi penggunaan ponsel selama 30 menit sehari, seseorang bisa menemukan bahwa dalam seminggu, perhatian bisa meningkat. Fokus menjadi lebih kuat, dan banyak ide kreatif yang muncul. Hal ini memicu rasa ingin tahu tentang apa yang membuat kita sulit fokus di era digital ini.

Kurangnya fokus bukan hanya tentang gangguan, tetapi juga tentang otak yang terlalu distimulasi.

Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata perhatian terhadap suatu hal di depan komputer hanya berlangsung selama 40 detik. Ketika ada gangguan seperti notifikasi, fokus bisa berkurang hingga 35 detik. Ternyata, masalahnya bukan hanya karena kita teralihkan, tetapi karena otak terlalu distimulasi.

Otak selalu mencari distraksi karena setiap kali menemukan hal baru di media sosial atau email, kita mendapatkan dopamine, zat kimia yang memicu rasa senang.

Tentu saja, kondisi ini tidak ideal. Oleh karena itu, beberapa orang mencoba melakukan eksperimen untuk menciptakan kebosanan. Misalnya, meminta saran dari pembaca blog tentang hal yang paling membosankan untuk dilakukan, kemudian melakukan aktivitas tersebut selama satu jam setiap hari selama sebulan.

Aktivitas seperti membaca syarat dan ketentuan iTunes, menunggu di jalur telepon layanan pelanggan, hingga menonton jam berdetak. Meskipun terdengar aneh, eksperimen ini menunjukkan bahwa fokus dapat meningkat, dan lebih banyak ide kreatif yang muncul.

Kebosanan adalah benih kreativitas, memberikan ruang bagi otak untuk beristirahat dan mencipta.

Ketika otak diberikan waktu untuk beristirahat, perhatian akan lebih terarah. Ketika pikiran mengembara, manusia biasanya memikirkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Bahkan, kita memikirkan masa depan hampir 50% dari waktu ketika pikiran mengembara. Ini mengapa ide-ide terbaik sering muncul saat sedang mandi atau berjalan-jalan.

Beberapa menyebut mode ini sebagai "scatter focus," di mana pikiran bebas mengembara dan menghasilkan ide-ide kreatif. Aktivitas seperti merajut, berjalan, atau bahkan menunggu di antrean bisa membantu memasuki mode ini.

Dua hal yang perlu diubah tentang fokus adalah, pertama, menyadari bahwa menambahkan lebih banyak aktivitas bukanlah solusi. Saat ini manusia modern sudah terlalu sibuk, dan otak membutuhkan ruang untuk beristirahat. Kedua, perlu disadari bahwa distraksi adalah gejala, bukan penyebab. Penyebab sebenarnya adalah otak yang terlalu distimulasi.

Untuk meningkatkan fokus, ada baiknya mencoba beberapa hal berikut selama dua minggu:

  1. Kurangi Stimulasi: Gunakan fitur pada perangkat untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di layar. Banyak perangkat digital yang menyediakan fitur untuk memantau dan membatasi penggunaan, seperti mode "Do Not Disturb" atau aplikasi yang memblokir akses ke situs-situs tertentu. Menggunakan fitur-fitur ini akan membantu mengurangi ketergantungan pada layar dan memberi lebih banyak waktu untuk fokus pada aktivitas yang lebih bermakna.

  2. Ritual Pemutusan Koneksi: Cobalah memutus koneksi internet dari jam 8 malam hingga 8 pagi. Ini adalah salah satu cara efektif untuk memberikan otak kesempatan untuk beristirahat. Beberapa orang bahkan melakukan "puasa digital" setiap minggu, di mana mereka memutuskan untuk tidak menggunakan perangkat digital sama sekali selama satu hari. Ritual ini tidak hanya membantu mengurangi stimulasi berlebih, tetapi juga memberikan kesempatan untuk terhubung dengan orang-orang di sekitar.

  1. Temukan Kembali Kebosanan: Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk merasa bosan dan biarkan pikiran mengembara. Kebosanan seringkali dianggap sebagai hal yang negatif, tetapi sebenarnya bisa menjadi peluang untuk membiarkan otak beristirahat dan menghasilkan ide-ide baru. Cobalah aktivitas sederhana seperti duduk di taman, berjalan-jalan, atau bahkan hanya duduk diam tanpa melakukan apa-apa.

  2. Scatter Focus: Temukan aktivitas yang memungkinkan pikiran mengembara, seperti berjalan-jalan atau mandi. Aktivitas-aktivitas ini tidak membutuhkan banyak perhatian dan memberikan otak kesempatan untuk berpikir bebas. Hal ini bisa membantu menemukan solusi untuk masalah, merencanakan masa depan, atau bahkan menghasilkan ide-ide kreatif yang tidak akan muncul saat terlalu fokus pada satu hal.

Dengan menerapkan perubahan ini, fokus bisa meningkat, ide-ide kreatif akan muncul, dan hidup akan menjadi lebih tenang dan bermakna. Namun, perubahan ini tidak akan terjadi dalam semalam. Dibutuhkan waktu dan konsistensi untuk melatih otak agar terbiasa dengan tingkat stimulasi yang lebih rendah.

Banyak orang merasa sulit untuk memulai perubahan ini, terutama karena perangkat digital telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Namun, dengan menetapkan batasan dan secara aktif mencoba mengurangi stimulasi, akan ada perubahan positif dalam jangka panjang. Misalnya, cobalah mengatur waktu khusus setiap hari untuk "puasa digital," atau menetapkan batasan waktu untuk penggunaan media sosial.

Selain itu, penting juga untuk menemukan aktivitas yang bisa menggantikan waktu yang biasanya dihabiskan di depan layar. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi hobi baru atau menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan teman.

Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya akan membantu mengurangi ketergantungan pada perangkat digital, tetapi juga akan memberikan lebih banyak kesempatan untuk membiarkan pikiran mengembara dan menghasilkan ide-ide baru.

Perubahan gaya hidup ini mungkin tampak sulit pada awalnya, tetapi dengan dedikasi dan konsistensi, siapa saja bisa melakukannya. Kuncinya adalah menyadari bahwa otak membutuhkan ruang untuk beristirahat dan berkreasi, dan bahwa distraksi digital seringkali menghalangi kemampuan untuk fokus dan menikmati hidup.

Ketenangan pikiran adalah kunci menuju produktivitas dan kreativitas.

Mengingat bahwa kita hidup di era digital di mana distraksi dan stimulasi berlebih sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk mengelola penggunaan perangkat digital dan memberikan otak kesempatan untuk beristirahat dan berkreasi.

Dengan meluangkan waktu untuk merasa bosan, membiarkan pikiran mengembara, dan mengurangi stimulasi digital, hidup akan menjadi lebih fokus, kreatif, dan bermakna.

Jadi, mengapa tidak mencoba untuk mengurangi distraksi dan meningkatkan fokus mulai dari sekarang? Toh, tidak ada ruginya untuk mencoba, dan siapa tahu, mungkin saja perubahan kecil ini akan membawa dampak positif yang besar dalam hidup. Terima kasih atas perhatian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun