Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Revolusi AI di Dunia Medis: Bagaimana Google Mengubah Wajah Kedokteran

3 Mei 2024   21:33 Diperbarui: 3 Mei 2024   21:43 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iluustrasi menggunakan AI generatif (Sumber: ideogram.ai)

Di era di mana kemajuan teknologi berkembang dengan pesat, Google DeepMind dan Google Research baru-baru ini meluncurkan sebuah kertas kerja yang memperkenalkan kita pada potensi besar dari model Gemini dalam bidang kedokteran. 

Menariknya, meskipun kita mungkin tidak mengharapkan inovasi semacam ini begitu cepat dari Google, mereka telah menunjukkan dedikasi yang kuat dalam meningkatkan efisiensi layanan kesehatan melalui kecerdasan buatan.

Sebelum kita mendalam tentang Gemini, mari kita kilas balik sejenak ke sistem yang serupa, yaitu Amy, yang dirilis Google beberapa bulan sebelumnya. 

Amy, atau Articulate Medical Intelligence Explorer, adalah sebuah sistem penelitian AI yang canggih yang dikembangkan untuk membantu dalam penalaran diagnostik dan berinteraksi secara efektif dalam konteks medis. 

Dengan menggunakan lingkungan pembelajaran yang simulasi, Amy mampu mempraktikkan dialog diagnostik dengan simulator pasien AI, terus menerus memperhalus kemampuan percakapan dan diagnostiknya. 

Ini terlatih pada dataset medis yang sangat beragam, termasuk percakapan klinis nyata dan skenario penalaran medis.

Salah satu hasil yang menarik dari penggunaan Amy adalah ketika sistem ini diuji berdampingan dengan para klinisi. 

Data menunjukkan bahwa Amy, saat digunakan bersama dengan tenaga medis, dapat meningkatkan kinerja diagnosa lebih dari sekedar klinisi yang bekerja sendiri atau dibantu oleh pencarian internet.

Kini, mari beralih ke topik utama kita: Gemini. Model ini adalah bagian dari keluarga sistem AI multimodal Google yang memiliki kemampuan seperti penalaran lanjutan, pemahaman multimodal, dan pemrosesan konteks panjang. 

Fokusnya kali ini adalah spesialisasi medis yang diberi nama Med Gemini. Dengan kemampuan ini, Med Gemini ditujukan untuk aplikasi medis, dengan peningkatan melalui pelatihan sendiri yang terintegrasi dengan pencarian web dan pemahaman multimodal yang disesuaikan.

Integrasi AI dalam medis bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang membuka dimensi baru dalam pemahaman kita tentang kesehatan manusia.

Fitur utama yang menonjol dari Med Gemini adalah bagaimana sistem ini mampu mengintegrasikan berbagai sumber data dan melatih dirinya sendiri untuk menghasilkan jawaban yang lebih akurat terhadap pertanyaan-pertanyaan medis yang kompleks. 

Hal ini tidak hanya mengurangi kebutuhan untuk pelatihan ulang yang sering, tetapi juga memastikan bahwa sistem dapat terus diperbarui dengan penelitian dan praktek klinis terkini, yang sangat penting dalam industri medis yang dinamis.

Penggunaan AI seperti Med Gemini dan Amy dalam praktik medis menawarkan sejumlah kemungkinan yang menggembirakan. Misalnya, dalam penanganan penyakit langka atau kondisi khusus yang membutuhkan keahlian detil, AI dapat membantu dengan menyediakan diagnosa yang cepat dan akurat berdasarkan data terbatas seperti satu foto dan deskripsi singkat. 

Ini menunjukkan betapa canggihnya sistem ini dalam mengenali dan memproses informasi medis kompleks.

Keunggulan AI di medis terletak pada kemampuannya untuk mengolah informasi dengan skala dan kecepatan yang tidak bisa ditandingi oleh manusia

Namun, ada pertimbangan penting yang tidak boleh diabaikan. Meskipun AI menawarkan kemungkinan besar untuk mendukung dokter dan tenaga medis, penting bagi kita untuk tetap sadar bahwa AI seharusnya tidak menggantikan interaksi manusia yang penting dalam praktek medis. 

Kemampuan untuk mengamati langsung, intuisi manusia, dan interaksi pribadi masih merupakan bagian krusial dari perawatan medis.

Kita berada di ambang era baru dalam kedokteran, di mana AI tidak hanya membantu dalam diagnosa dan perawatan tetapi juga berpotensi mengubah cara kita memahami dan mengelola kesehatan pada skala yang lebih besar. 

Tentu saja, ini semua terjadi di tengah tantangan dan peluang yang muncul bersamaan dengan penerapan teknologi canggih dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita perlu terus memantau dan mengevaluasi pengaruh teknologi ini, memastikan bahwa kita memanfaatkannya dengan cara yang meningkatkan, bukan menggantikan, keahlian medis manusia.

Dengan potensi yang ditunjukkan oleh model seperti Med Gemini dan Amy, masa depan kedokteran terlihat lebih cerah. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam usaha kita untuk membuat layanan kesehatan lebih efektif, efisien, dan inklusif. Ini adalah perjalanan yang masih panjang, tetapi dengan setiap penelitian dan pengembangan, kita semakin dekat dengan tujuan tersebut.

AI dalam kedokteran membawa janji perubahan radikal, namun harus diimbangi dengan kebijaksanaan dan pengawasan etis yang ketat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun