Dalam dunia yang semakin maju, penggunaan teknologi antarmuka otak-komputer atau Brain-computer Interfaces (BCI) oleh China tidak hanya menandakan kemajuan teknologi, tetapi juga menunjukkan betapa nyata dan dekatnya kita pada realitas yang sebelumnya hanya terbayang dalam fiksi ilmiah.Â
Di sebuah forum teknologi di Beijing, sebuah perusahaan China memperlihatkan bagaimana sebuah monyet dengan tangan yang diikat mampu menggerakkan lengan robot hanya dengan menggunakan pikirannya untuk memetik stroberi. Demonstrasi ini menjadi bukti kemajuan yang telah dicapai dan juga potensi masa depan teknologi ini.
BCI telah membuka pintu ke kemungkinan-kemungkinan yang sebelumnya tidak terbayangkan
Teknologi BCI ini, yang dapat merekam, menganalisis, dan mengubah sinyal otak menjadi perintah yang dapat mengontrol perangkat eksternal, tidak hanya menawarkan harapan baru bagi mereka yang mengalami gangguan motorik, tetapi juga membuka debat tentang aplikasi masa depan yang mungkin dijalankan, termasuk peningkatan kognitif.
Di Amerika Serikat, para perintis teknologi seperti Elon Musk melalui Neuralink, berupaya keras untuk komersialisasi BCI. Namun, di China, fokusnya tidak hanya pada pengembangan teknologi ini untuk penggunaan medis. Mereka juga mengeksplorasi potensi penggunaan BCI noninvasif dalam skala yang lebih luas, termasuk peningkatan fungsi kognitif bagi orang yang sehat.Â
William Hannas dari Georgetown University menggarisbawahi bahwa, "China secara cepat mengejar ketertinggalan dalam teknologi BCI, dengan motivasi yang kuat dan pekerjaan yang setara dengan standar global."
Fokus pada BCI noninvasif di China sangat menarik karena menyangkut penggunaan pada populasi umum, bukan hanya pada individu yang membutuhkan intervensi medis.Â
Hal ini terungkap lebih lanjut dalam panduan etis yang dikeluarkan oleh Partai Komunis China, yang secara eksplisit mencantumkan peningkatan kognitif sebagai salah satu tujuan penelitian BCI mereka.Â
"Tujuan nonmedis seperti modulasi perhatian, regulasi tidur, dan regulasi memori harus dijelajahi," kata panduan tersebut, memberikan lampu hijau untuk eksplorasi yang luas dalam bidang ini, tentunya dengan regulasi yang ketat.
Penggunaan BCI untuk peningkatan kognitif menimbulkan pertanyaan etis yang mendalam
Apa yang menjadi perhatian adalah bagaimana teknologi ini dapat mengubah esensi kemanusiaan; kapasitas untuk memilih, berpikir, dan merasa secara mandiri tanpa bantuan teknologi.Â
Ini menjadi sebuah area abu-abu yang perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum teknologi ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, negara-negara seperti Amerika Serikat telah menjaga jarak antara aplikasi sipil dan militer dari BCI, fokus lebih banyak pada penelitian dasar dan aplikasi klinis.Â
Namun, China tampaknya tidak segan mengintegrasikan aplikasi militer dan komersial dari BCI, sebuah strategi yang menurut Margaret Kosal dari Georgia Institute of Technology, sangat berbeda dengan pendekatan Barat. "Koneksi fundamental antara sektor militer dan komersial di China adalah alasan mengapa ada kekhawatiran," ujarnya.
"Adopsi awal BCI oleh China bisa memiliki implikasi bagi keamanan nasional AS," kata Kosal, menambahkan, "Jika teknologi ini dapat memberikan peningkatan kognitif pada prajurit atau mengintegrasikan kecerdasan manusia dan mesin, ini bisa mengubah cara kita berperang." Potensi untuk 'memperkuat' prajurit atau bahkan pekerja sipil untuk tugas-tugas tertentu tidak hanya menimbulkan pertanyaan etis, tetapi juga potensi disrupsi pada keseimbangan kekuatan global.
Lebih jauh lagi, usaha untuk meningkatkan analisis sinyal otak melalui teknik pembelajaran mesin di China menunjukkan upaya serius untuk mengatasi tantangan dalam interpretasi sinyal dari kulit kepala, yang secara tradisional lebih sulit dibandingkan dengan sinyal dari dalam otak.Â
Ini bukan hanya tentang membuat perangkat yang bisa membaca pikiran lebih efektif, tetapi juga tentang memahami dan potensial memanipulasi fungsi otak pada level yang lebih dalam dan lebih kompleks.
Kita berada di ambang revolusi dalam interaksi manusia dan mesin
Namun, revolusi ini juga membawa tantangan yang belum pernah dihadapi sebelumnya, terutama dalam hal etika dan keamanan. Bagaimana kita, sebagai masyarakat global, akan menavigasi tantangan ini masih menjadi pertanyaan terbuka.Â
Keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pemeliharaan nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari kehidupan kita akan menjadi salah satu tantangan utama di masa depan.
Memahami dan memperdebatkan implikasi dari teknologi BCI, khususnya dalam konteks yang diterapkan oleh China, sangat penting.Â
Ini bukan hanya tentang pengembangan teknologi atau pencapaian ilmiah; ini tentang cara kita sebagai manusia memilih untuk mengintegrasikan kemampuan teknologi yang kuat ini ke dalam masyarakat kita, bagaimana kita mengatur penggunaannya, dan bagaimana kita memahami dan merespons perubahan yang dibawa oleh teknologi tersebut terhadap identitas dan otonomi manusia.Â
Seiring dengan berjalannya waktu, diskusi terkait teknologi ini akan menjadi semakin penting, mengingat kemungkinan dampak jangka panjang dari BCI pada kehidupan manusia dan struktur sosial kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H