Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi: Arsitek Indonesia Emas 2045

29 April 2024   06:51 Diperbarui: 29 April 2024   06:54 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Joko Widodo, yang kita kenal dengan Jokowi, merupakan sosok yang membawa angin segar dalam politik Indonesia dengan pendekatannya yang dianggap 'beyond the box'. Dengan kepopulerannya yang konsisten tinggi, ditandai dengan approval rating yang sering melampaui 70%, Jokowi telah membuktikan bahwa kepercayaan rakyat bisa menjadi aset politik yang ampuh. Gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan terbuka menjadikan dia pahlawan bagi sebagian, sementara bagi yang lain, dia adalah figur kontroversial yang kebijakannya patut dipertanyakan.

Sebagai pemimpin, Jokowi tidak takut untuk melangkah ke area yang belum banyak dijelajahi oleh pendahulunya. Di tengah berbagai tantangan politik dan ekonomi, Jokowi tetap fokus pada visi 'Indonesia Emas 2045', sebuah cita-cita untuk membawa Indonesia menjadi salah satu ekonomi terkuat di dunia. Hal ini tidak hanya sekedar wacana, melainkan diikuti dengan serangkaian kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat infrastruktur, memodernisasi pendidikan, dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

Namun, dalam perjalanannya, Jokowi sering kali menemui jalan terjal. Hubungannya dengan berbagai partai politik, termasuk Golkar dan PDI Perjuangan, sering kali diwarnai dinamika yang kompleks. Golkar, misalnya, meskipun merupakan bagian dari koalisi pemerintah, tidak jarang memiliki pandangan yang berbeda terhadap kebijakan-kebijakan Jokowi. Sementara itu, dalam PDI Perjuangan sendiri, Jokowi harus melakukan navigasi yang cermat untuk menjaga harmoni internal, seringkali dengan mengorbankan beberapa agenda pribadinya untuk kepentingan partai.

Di arena yang lebih luas, Jokowi juga menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi tekanan internasional dan domestik. Dalam konteks internasional, Jokowi telah berhasil mengangkat citra Indonesia sebagai negara yang stabil dan dinamis. Namun, tidak semua kebijakan Jokowi diterima dengan baik di mata internasional, khususnya yang berkaitan dengan isu lingkungan dan hak asasi manusia.

Organisasi relawan seperti Projo (Pro Jokowi) memainkan peran penting dalam mendukung agenda-agenda Jokowi. Keberadaan Projo seringkali dianggap sebagai kekuatan tambahan yang mampu mobilisasi opini publik dan mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah. Kehadiran Projo juga menegaskan bahwa dalam era digital dan informasi saat ini, dukungan organisasi relawan bisa sangat berpengaruh dalam peta politik nasional.

Salah satu momen penting dalam karir politik Jokowi adalah ketika ia mendapat tantangan serius selama periode Pilkada dan pemilihan presiden. Dalam momen-momen ini, Jokowi menunjukkan kemampuan adaptasinya yang luar biasa, tidak hanya dalam mengatasi lawan politik tetapi juga dalam menyesuaikan strategi kampanyenya untuk memenangkan hati rakyat.

Namun, dalam semua ini, ada pertanyaan besar yang menggantung di akhir masa jabatannya: apa langkah selanjutnya untuk Jokowi? Ada spekulasi bahwa ia mungkin tidak akan kembali ke panggung politik, sebuah pilihan yang didukung oleh banyak pengamat yang melihatnya sebagai kesempatan untuk Jokowi menjaga warisan politiknya tanpa tercemar oleh ketidakstabilan politik yang mungkin timbul di masa mendatang.

Secara keseluruhan, Jokowi merupakan sosok yang kompleks dengan gaya kepemimpinan yang tidak konvensional. Pengaruhnya terhadap politik Indonesia tidak akan segera memudar, meskipun masa jabatannya akan berakhir. Bagaimanapun, 'Indonesia Emas 2045' tetap akan menjadi legasi dari era kepemimpinannya, dan hanya waktu yang dapat menentukan apakah visi tersebut akan terwujud sepenuhnya. Apakah Jokowi akan terus berperan aktif dalam politik atau tidak, dampak kebijakannya akan terasa untuk generasi yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun