Pendidikan dasar di Jepang dan Taiwan masing-masing memiliki keunikan yang mencerminkan nilai-nilai dan prioritas budaya mereka, memberikan banyak pelajaran berharga untuk negara-negara lain termasuk Indonesia.Â
Di Jepang, sistem pendidikan sangat terstruktur dan menekankan pada kedisiplinan serta tanggung jawab sosial yang diintegrasikan ke dalam kegiatan sekolah sehari-hari.Â
Mulai dari sekolah dasar, siswa Jepang diwajibkan untuk mengambil bagian dalam kegiatan bersih-bersih kelas dan sekolah, yang tidak hanya menjaga kebersihan tapi juga mengajarkan mereka tentang kerjasama dan pentingnya menjaga lingkungan.Â
Praktik ini diharapkan membentuk karakter siswa dari usia dini, membina rasa memiliki dan kebanggaan terhadap sekolah mereka.
Di sisi lain, pendidikan di Taiwan, sementara juga menekankan pada nilai-nilai etis dan tanggung jawab sosial, lebih fokus pada fleksibilitas pendidikan dan integrasi teknologi.Â
Taiwan telah mengadopsi pendekatan yang lebih modern dalam pendidikan dengan memberikan kebebasan lebih besar kepada sekolah-sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang adaptif dan relevan dengan kebutuhan siswa.Â
Misalnya, di banyak sekolah Taiwan, penggunaan papan tulis digital dan perangkat komputer tablet sudah menjadi hal umum yang mendukung pengajaran interaktif dan menarik bagi siswa.
Taiwan juga sangat menekankan pada pendidikan inklusif, mengintegrasikan siswa dengan kebutuhan khusus dalam kelas reguler sebisa mungkin dan menyediakan sumber daya yang memadai untuk mendukung keberhasilan mereka.Â
Program-program ini tidak hanya meningkatkan hasil belajar bagi semua siswa tetapi juga mendorong pemahaman dan empati di antara siswa terhadap keberagaman.
Jepang dan Taiwan sama-sama melihat pentingnya pendidikan awal yang kuat dan keduanya berinvestasi dalam pembinaan guru.Â
Di Jepang, guru-guru mendapatkan pelatihan yang sangat spesifik dan intensif, ditekankan pada pengembangan profesional berkelanjutan. Sedangkan di Taiwan, ada kebebasan yang lebih besar bagi guru untuk bereksperimen dan mengadopsi metode pengajaran yang inovatif, yang sering didukung oleh teknologi terkini.
Dalam membandingkan dengan Indonesia, terdapat beberapa aspek penting dari sistem pendidikan Jepang dan Taiwan yang bisa diadopsi untuk memperkuat sistem pendidikan lokal.Â
Pertama, penerapan kedisiplinan dan tanggung jawab sosial dari Jepang bisa membantu dalam membentuk karakter siswa Indonesia. Mengadopsi pendekatan ini memerlukan pengintegrasian nilai-nilai tersebut ke dalam kurikulum dan kegiatan sekolah sehari-hari, mirip dengan model Jepang.
Kedua, mengingat tantangan geografis dan infrastruktur di beberapa bagian Indonesia, pendekatan Taiwan terhadap teknologi dan pendidikan inklusif dapat sangat relevan. Investasi dalam teknologi pendidikan bisa membantu mengatasi keterbatasan geografis dan sumber daya, sementara pendekatan inklusif Taiwan dapat mendukung pengembangan potensi semua siswa, terlepas dari kebutuhan khusus mereka.
Ketiga, keterlibatan siswa dalam kegiatan sehari-hari seperti di Jepang, dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan kepedulian terhadap lingkungan sekolah serta masyarakat. Ini bukan hanya soal kebersihan, tapi juga tentang membangun komunitas yang kooperatif dan bertanggung jawab.
Jadi, dapat kita katakan bahwa Jepang dan Taiwan menawarkan contoh berharga tentang bagaimana pendidikan dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan sosial dan budaya, serta tantangan ekonomi suatu negara.Â
Indonesia, dengan keunikannya, dapat menarik pelajaran dari kedua model pendidikan ini untuk mengatasi kesenjangan pendidikan dan meningkatkan kualitas pengajaran di seluruh nusantara.Â
Pendidikan, ketika dilaksanakan dengan cermat dan perhatian terhadap kebutuhan lokal, dapat menghasilkan dampak yang signifikan terhadap pembangunan nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H