Salah satu skenario yang ditunjukkan selama peluncuran menampilkan AI yang bertanya kepada pengguna, "Apa yang harus saya lakukan?" setelah menyatakan keinginannya untuk bugar.Â
Pengguna kemudian diharuskan untuk merespons dengan menggunakan kata-kata tertentu seperti "olahraga", "jantung", dan "lelah" untuk melatih penggunaan kosakata secara tepat dalam konteks yang benar.
Sementara detail lebih lanjut masih terbatas, langkah Google ini menunjukkan eksplorasi potensi AI dalam pendidikan bahasa, sebuah ruang yang sebelumnya didominasi oleh aplikasi seperti Duolingo dan Babbel.Â
Namun, berbeda dengan kursus terstruktur yang biasanya ditawarkan oleh platform lain, pendekatan Google menggunakan AI percakapan untuk praktik terbuka yang meniru dialog nyata.
Bagi jutaan orang yang belajar bahasa Inggris di seluruh dunia, kesempatan untuk praktik percakapan otentik bisa jadi terbatas.Â
Alat baru dari Google ini bisa menyediakan cara yang terjangkau dan mudah diakses untuk membangun kemahiran melalui percakapan yang dipandu AI, disesuaikan dengan tingkat keahlian mereka.
Sementara Google belum mengumumkan rencana jangka panjang untuk fitur praktik percakapan ini, peluncuran terbatas di beberapa negara menunjukkan bahwa raksasa teknologi ini serius mengeksplorasi potensi pembelajaran bahasa AI.
Dengan melihat ke depan, Google mungkin terus mengembangkan dan meningkatkan alat ini, mungkin bahkan memperluas cakupannya untuk mencakup lebih banyak bahasa dan menawarkan lebih banyak skenario percakapan yang kaya akan konteks.Â
Ini bukan hanya langkah maju untuk Google tapi juga untuk jutaan pembelajar bahasa di seluruh dunia yang mungkin mendapatkan manfaat dari teknologi canggih ini.Â
Kita semua menantikan untuk melihat bagaimana alat ini akan terus berevolusi dan membantu mengubah cara kita belajar bahasa di era digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H