Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

AI Bertemu Gudang: Perubahan Drastis dalam Dunia Logistik

13 April 2024   06:47 Diperbarui: 13 April 2024   07:05 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital yang terus berkembang, kecerdasan buatan (AI) telah memasuki berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah logistik gudang (warehouse logistics). Transformasi ini bukan hanya tentang menggantikan proses manual dengan teknologi, tetapi lebih kepada menciptakan sinergi antara manusia dan mesin untuk mencapai efisiensi operasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dengan bertumbuhnya e-commerce, permintaan terhadap pengiriman yang cepat dan akurat menjadi sangat kritikal. Perusahaan logistik, yang berada di jantung industri e-commerce, menghadapi tekanan untuk memproses pesanan dengan cepat dan efisien. Di sinilah AI berperan, membawa revolusi dengan robotika canggih dan algoritma yang bisa belajar dan beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis. Ini bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang kemampuan untuk mengelola volume besar dengan kesalahan yang minim.

Ben Gruettner dari Robust.AI menggambarkan penerapan AI di lantai gudang sebagai langkah yang lebih cepat dari yang diperkirakan, "AI diperkenalkan tidak untuk mengganti tenaga kerja manusia, melainkan untuk melengkapi mereka." AI tidak ditujukan untuk menggantikan tenaga kerja manusia, melainkan untuk melengkapi mereka. Robot, seperti asisten robotik 'Carter' yang dikembangkan oleh Robust.AI dan DHL Supply Chain, diimplementasikan untuk mengintegrasikan operasi yang ada. Carter merupakan contoh bagaimana AI dapat membantu dalam manajemen inventaris dengan belajar dan menyesuaikan diri secara real-time terhadap perubahan kondisi di gudang.

Peran AI dalam logistik bukan hanya terbatas pada otomatisasi. AI berfungsi sebagai lapisan adaptif yang bisa berpivot sesuai dengan perubahan pola konsumen dan fluktuasi volume gudang sepanjang tahun. Akash Gupta, CEO dari GreyOrange, menyoroti keterbatasan metode pengelolaan batch tradisional untuk inventaris dalam perdagangan omnichannel modern, "AI membawa kita ke era baru di mana kita bisa beradaptasi lebih cepat dan lebih efisien terhadap permintaan pasar."

Selain itu, industri e-commerce yang terus mengalami pertumbuhan didorong oleh kenyamanan dan peningkatan teknologi ritel online. Ekspektasi konsumen untuk pengiriman yang lebih cepat dan layanan yang seamless memicu industri logistik untuk mengadopsi AI. Penggunaan AI membantu tidak hanya dalam meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga dalam menciptakan peluang bagi bisnis untuk mengoptimalkan rantai pasokan dan memenuhi kecepatan serta skalabilitas yang dibutuhkan oleh e-commerce.

Kehadiran robot AI di pasar telah mengubah cara kerja logistik gudang. Robot-robot ini mempercepat proses seperti pemilihan, pengepakan, dan pengurutan barang, yang memungkinkan bisnis untuk meningkatkan kecepatan pemenuhan pesanan dengan ketepatan yang lebih tinggi dan biaya overhead yang lebih rendah. Sistem AI yang dilatih untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan permintaan menjadikan operasi logistik lebih tangguh menghadapi lonjakan musiman atau peristiwa tak terduga, seperti pandemi global.

Perkiraan pasar menunjukkan bahwa adopsi AI dalam logistik akan terus meningkat, memberikan kontribusi miliaran dolar terhadap nilai industri. Hubungan antara AI dan peningkatan produktivitas merupakan pendorong utama bagi investasi dalam teknologi ini. Seiring dengan menjadi lebih jelasnya manfaat ekonomi, tingkat adopsi AI diharapkan akan naik, memicu lebih banyak inovasi dan persaingan dalam industri.

Di sisi manusia, kolaborasi antara manusia dan AI membawa era baru dalam dunia kerja. Konsep "cobots" atau robot kolaboratif yang diperkenalkan oleh industri semakin populer. Robot ini bekerja bersanding dengan karyawan manusia, meningkatkan kemampuan mereka bukan menggantikannya. Dengan mengambil alih tugas-tugas yang berulang dan fisik yang menuntut, robot memungkinkan pekerja manusia untuk berkonsentrasi pada kegiatan yang memerlukan pemecahan masalah dan pemikiran kritis. Ini seringkali mengarah pada peran yang lebih memuaskan bagi tenaga kerja.

Namun, integrasi AI ke dalam logistik tidak tanpa tantangan. Ada beberapa pertimbangan etis dan hambatan yang harus diatasi, seperti keamanan data, potensi penggantian pekerjaan, dan kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan pekerja. Meskipun AI meningkatkan efisiensi, penting bagi perusahaan untuk secara proaktif mengatasi kekhawatiran ini untuk memastikan bahwa adopsi teknologi memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan.

Integrasi AI dalam logistik telah membawa perubahan besar pada cara perusahaan mengelola operasi mereka, menawarkan peningkatan efisiensi, adaptabilitas, dan kolaborasi antara manusia dan mesin. Dengan terusnya pertumbuhan dan evolusi teknologi AI, masa depan logistik terlihat lebih cerah dan lebih efisien, siap memenuhi tuntutan pasar modern yang terus berubah. Meskipun ada hambatan yang harus diatasi, potensi untuk transformasi yang lebih besar masih terbuka lebar, menjanjikan era baru dalam efisiensi industri dan kepuasan kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun