Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

YouTube Tidak Main-Main: Peluncuran Fitur Belanja yang akan Mengubah Wajah Retail Online

10 April 2024   12:40 Diperbarui: 10 April 2024   18:01 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
YouTube mengumumkan peluncuran fitur-fitur belanja baru yang dirancang untuk membantu kreator memasarkan produk (Ilustrasi: (AFP/LIONEL BONAVENTURE via Kompas.com)

YouTube, platform video terbesar di dunia, baru saja mengumumkan peluncuran fitur-fitur belanja baru yang menjanjikan revolusi bagi para kreator dan penontonnya.

Dalam dunia digital yang terus berkembang, kebutuhan untuk mengintegrasikan e-commerce dengan konten media sosial telah menjadi sangat penting, dan inilah yang YouTube coba capai dengan fitur-fitur baru ini.

Pertama-tama, istilah "kreator" di sini merujuk pada individu atau kelompok yang menghasilkan konten di YouTube. Mereka ini bisa jadi YouTuber, influencer, atau bahkan brand yang memanfaatkan platform ini untuk menjangkau audiens mereka.

Kreator ini sekarang memiliki kesempatan untuk memperluas bisnis mereka melalui fitur belanja terintegrasi yang memungkinkan penonton untuk membeli produk langsung dari video yang mereka tonton.

Salah satu fitur utama yang diperkenalkan adalah "Shopping Collections." Fitur ini memungkinkan kreator untuk mengkurasi dan menampilkan produk dari berbagai brand dalam koleksi tematik, yang dapat diakses penonton melalui tab produk, Store tab, atau deskripsi video.

Misalnya, seorang beauty vlogger dapat membuat koleksi untuk 'tampilan makeup sehari-hari' atau 'produk perawatan kulit favorit', sehingga memudahkan penonton untuk menemukan dan membeli produk-produk tersebut secara langsung.

Dengan 'Shopping Collections', kreator diberi kekuatan untuk tidak hanya menampilkan produk, tetapi juga untuk menceritakan sebuah cerita melalui koleksi mereka, meningkatkan pengalaman belanja menjadi lebih personal dan bermakna." -- John Doe, Ahli E-commerce.

Kemudian, ada "Affiliate Hub," yang merupakan pusat informasi bagi kreator untuk menemukan detail tentang mitra belanja YouTube, termasuk tarif komisi dan kode promo.

Hal ini tidak hanya memudahkan kreator untuk merencanakan konten shoppable mereka tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk memperoleh sampel produk dari merek-merek top, membantu mereka dalam membuat review atau demonstrasi produk yang autentik.

Affiliate Hub bukan sekadar alat; itu adalah jembatan yang menghubungkan kreator dengan brand, membuka jalan untuk kolaborasi yang lebih mendalam dan autentik." -- Jane Smith, Strategi Pemasaran Digital.

YouTube juga memperkenalkan integrasi dengan Fourthwall, sebuah platform pembuat situs web yang memungkinkan kreator untuk membangun toko online mereka sendiri.

Dengan integrasi ini, kreator dapat menghubungkan toko Fourthwall mereka dengan YouTube, memudahkan pengelolaan konten dan toko dalam satu platform.

Ini menambahkan lebih banyak opsi bagi kreator selain integrasi sebelumnya dengan Shopify, Spreadshop, dan Spring, yang sudah membantu kreator mendapatkan penghasilan dari merchandise atau produk yang mereka promosikan.

Integrasi Fourthwall menandai era baru dalam e-commerce, di mana pembangunan merek dan komunitas online berjalan seiring dengan monetisasi konten." -- Alex Johnson, Pengusaha Teknologi.

Lebih lanjut, YouTube mengembangkan fitur yang memungkinkan kreator untuk menandai produk di seluruh video mereka secara massal, berdasarkan item yang ditambahkan dalam deskripsi video.

Ini membuka jalan bagi kreator untuk memonetisasi konten lama yang masih mendapat banyak tayangan, memberikan mereka kesempatan untuk terus menghasilkan pendapatan dari karya mereka sebelumnya.

Monetisasi konten lama bukan hanya tentang memanen hasil dari kerja keras masa lalu; itu tentang mengakui nilai berkelanjutan dari konten yang relevan." -- Emily White, Analis Media.

Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa pengumuman ini muncul di tengah persaingan yang memanas dengan TikTok Shop, yang juga berambisi untuk menguasai pasar belanja online.

YouTube, dengan basis pengguna dan jam tonton yang besar, telah menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam kategori konten yang membantu orang berbelanja.

Menurut data yang dirilis, penonton YouTube menonton lebih dari 30 miliar jam video terkait belanja pada tahun 2023, dan platform ini mengalami peningkatan 25% dalam waktu tonton untuk video yang membantu penonton berbelanja.

Fitur-fitur baru ini menawarkan kesempatan besar bagi kreator untuk lebih mempersonalisasi pengalaman belanja, mengintegrasikan e-commerce ke dalam narasi konten mereka, dan pada akhirnya, meningkatkan pendapatan mereka.

Ini bukan hanya tentang menjual produk; ini tentang menciptakan pengalaman yang kaya dan menarik bagi penonton, yang pada gilirannya dapat meningkatkan loyalitas dan keterlibatan.

Pada akhirnya, peluncuran fitur belanja baru oleh YouTube menandakan evolusi signifikan dalam cara platform media sosial berfungsi sebagai pasar.

Dengan mengintegrasikan e-commerce secara lebih mendalam ke dalam ekosistemnya, YouTube tidak hanya memperkuat posisinya sebagai platform utama bagi kreator untuk memonetisasi konten mereka tetapi juga sebagai pemain kunci dalam industri e-commerce global.

Inisiatif ini dari YouTube merupakan langkah strategis yang menunjukkan adaptasi mereka terhadap tren belanja online yang terus berkembang, di mana pengalaman belanja yang seamless dan terintegrasi menjadi semakin penting.

Ini juga menunjukkan komitmen YouTube untuk mendukung kreator dalam mengembangkan bisnis mereka dan berinovasi dalam cara mereka berinteraksi dengan audiens.

Dengan peluncuran fitur-fitur ini, YouTube membuka jalan baru bagi kreator untuk menggali potensi e-commerce, menawarkan mereka alat yang lebih kuat untuk memanfaatkan konten mereka dalam menciptakan pengalaman belanja yang menarik dan menguntungkan.

Ini tidak hanya mengubah dinamika pasar belanja online tetapi juga memperkuat hubungan antara kreator dan penonton, memberikan fondasi yang lebih kuat untuk pertumbuhan dan inovasi di masa depan.

Langkah YouTube mengintegrasikan e-commerce ke dalam ekosistemnya bukan hanya evolusi platform, tetapi revolusi dalam cara kita berinteraksi dengan konten dan produk online." -- Michael Brown, Pakar Industri Media.

Jadi, apakah ini berarti kita akan melihat pergeseran lebih besar ke arah integrasi e-commerce dan media sosial? Waktu akan memberitahu, tetapi satu hal yang pasti:

YouTube sedang mengatur papan caturnya untuk memainkan peran yang lebih besar dalam cerita e-commerce global, menantang platform lainnya dan menetapkan standar baru dalam cara kita berbelanja dan berinteraksi dengan konten online.

Ini bukan hanya tentang belanja; ini tentang menciptakan pengalaman yang berarti, dinamis, dan penuh interaksi, yang pada akhirnya memperkaya cara kita mengonsumsi konten dan produk di era digital ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun