Memberikan kepercayaan kepada anak, bukan berarti melepas segala sesuatunya kepada anak. Orang tua tetap berperan penting untuk menjadi penasehat terbaik anak.
Shakira bercerita bahwa dalam prosesnya pasti ada saja orang-orang yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita, orang tuanya menasehati bahwasannya jika ada orang yang jahat dengan kita, ada 2 kemungkinan. Bisa jadi itu akibat tingkah laku kita di masa lalu, sehingga harus instropeksi terlebih dahulu, bisa jadi hal tersebut adalah karma sehingga menjadikan pembelajaran berharga untuk kita di masa depan atau kedua, bisa jadi diri sendiri yang salah. Jika diri sendiri yang salah semoga Allah memaafkan kalopun jika orang lain yang salah, jangan di balas. Jangan pernah dibales, biarkan saja. Berdoa ke Allah, Ya Allah... semoga orang itu dimaafkan dan Kau mau membimbing dia.
Kelima, mengajarkan untuk menanamkan afirmasi positif kedalam alam bawah sadar.
Orang tua Shakira berpesan, "Setiap bangun tidur bilang, kamu cantik, kamu baik, kamu bahagia, kamu sempurna dan semacamnya." Ambil 2 menit atau 3 menit sebelum sholat subuh lalu jalanin aktivitas.
Keenam, merubah kata negatif menjadi kata Positif.
Semoga nanti tidak sakit menjadi semoga nanti sehat. Karena orang tua Shakira berpendapat bahwa bumi tidak menyerap kata tidak, kata iya. Tapi bumi menyerap kata baik atau tidak. Contoh : Semoga nanti tidak sakit, jadi yang keserap adalah sakit, kata tidaknya tidak terserap.
Itulah beberapa pola pengasuhan yang orang tua Shakira Amirah terapkan ke anaknya, semoga menjadi inspirasi bagi para orang tua ataupun calon-calon orang tua dalam mendidik buah hatinya tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H