Mohon tunggu...
Pendidikan

Resensi Buku | "Ir Soekarno" (2016)

5 Januari 2019   12:32 Diperbarui: 6 Juli 2021   07:39 21628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Buku ini lengkap dari masa pendidikan Ir. Soekarno dan usahanya untuk kemerdekaan Indonesia perjuangannya melawan para penjajah"

PRESIDEN PERTAMA INDONESIA


Judul        : Ir. Soekarno
Penulis    : Rohmat Kurnia
Penerbit  : Bee Media Pustaka
Tahun      : 2016
Tebal        : 62 halaman + 6 halaman prakata dan daftar isi
Bahasa    : Indonesia
Sampul   : Latar putih, coklat, merah, dan hitam

Buku ini ditulis oleh Rohmat Kurnia. Ia lahir di Bandung pada 20 Januari. Pendidikan dasarnya ia tempuh di kota kelahirannya yakni Bandung. Ia adalah alumnus Sastra Inggris UIN SGD pada tahun 2004. 

Ia merupakan seorang penulis buku. Selain itu, ia juga seorang illustrator, orang yang melukis gambar hias untuk majalah, buku, dan sebagainya. 

dutailmu.co.id
dutailmu.co.id
Sehingga dengan kemampuannya menggambar dan menulis tersebut, ia membuat karya berupa sastra anak. Contoh sastra anak yang ia buat yaitu berupa buku biografi tokoh misalkan biografi Ir. Soekarno, K.H. Ahmad Dahlan, M.H. Thamrin, dan tokoh pahlawan nasional lainnya. 

Selain berupa biografi, ia juga membuat buku panduan bagi anak-anak misalnya buku yang berjudul Pedoman usaha kesehatan sekolah, Simpul dan ikatan pramuka, dan lain-lain . 

Seseorang yang suka bersepeda ini, hingga sekarang masih aktif menjadi seorang penulis dan ilustrator. Karya tulis dan ilustrasinya telah diterbitkan di beberapa penerbit, baik di Bandung, Jakarta, dan penerbit lainnya di Indonesia.

Buku ini berisi biografi ataupun kisah kehidupan Ir. Soekarno. Dalam buku dijelaskan mengenai perjalanan hidup Ir. Soekarno dari lahir hingga wafat. 

Terdapat pula penjelasan mengenai perjuangan-perjuangan Ir. Soekarno dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Kisah kehidupan Ir. Soekarno tergambar jelas dengan adanya gambar ilustrasi yang mendukung cerita sehingga mempermudah anak-anak untuk memahaminya.

Baca juga : Kelahiran Soekarno, Soeharto, Jokowi, dan Hujan Bulan Juni

Soekarno dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901, ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodihardjo dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Pada saat lahir beliau diberi nama Kusno Sosrodiharjo. Namun, karena sakit-sakitan beliau berganti nama menjadi Soekarno yang memiliki arti "akibat yang baik". 

Awal masa pendidikannya adalah di sekolah dasar pribumi. Berkat kecerdasannya, beliau melanjutkan pendidikan ke sekolah Belanda yakni Hogere Burger School (HBS). Setelah menamatkan HBS, beliau melanjutkan pendidikan ke Technische Hogeschool di Bandung atau yang sekarang disebut Institut Teknologi Bandung (ITB). Beliau pun lulus dengan membawa gelar kesarjanaan yakni insinyur di bidang arsitektur.

Karir Soekarno sebagai nasionalis diawali dengan didirikannya Partai Nasional Indonesia (PNI) yang juga dipimpin olehnya. Dalam persidangan PNI, beliau menyampaikan pidato "Indonesia Menggoegat" berisi ungkapan kekecewaannya terhadap pemerintah Belanda yang membuat masyarakat Indonesia hidup miskin bahkan pendidikannya terbelakang. Dengan pidatonya tersebut, beliau harus mendekam di penjara Sukamiskin. 

Berkat rasa simpati masyarakat Indonesia terhadap Soekarno, hingga menjadi tekanan bagi pemerintah Belanda, akhirnya Soekarno pun dibebaskan. Belanda melarang pembentukan kembali PNI. Namun Soekarno tidak menyerah, beliau membentuk partai baru bernama Partai Indonesia (Partindo).

Baca juga : Ketika Koes Plus Didaulat Jadi "James Bond" di Era Soekarno dan juga Soeharto

Soekarno sangat aktif menulis. Secara rutin beliau menulis artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Fikiran Ra'jat. Dari hasil tulisannya tersebut beliau gunakan untuk membiayai perjuangannya bersama partai yang dibentuknya. Artikel yang beliau buat berisi tentang kemerdekaan Indonesia. 

Akibatnya, Soekarno pun kembali ditangkap. Soekarno dibuang ke daerah terpencil yakni Ende, sebuah kota kecil dan terpencil di Flores. Selama di Ende, Soekarno memanfaatkan keterbatasan kebebasannya dengan membentuk teater anak-anak. Pada suatu saat, Flores diserang penyakit malaria sehingga Belanda memindahkan Soekarno ke Bengkulu. 

Di Bengkulu, Soekarno berkenalan dengan Hassan Din, seorang pemimpin Muhammadiyah. Soekarno pun diizinkan untuk mengajar di sekolah yang dikelola oleh Muhammadiyah. Disinilah Soekarno bertemu dengan Fatmawati, salah satu muridnya dan juga putri Hassan Din, hingga akhirnya mereka pun menikah.

Tahun 1942, Belanda berhasil dikalahkan oleh Jepang. Lalu, Jepang pun mendatangi Soekarno di pengasingan dan meminta kepada Soekarno untuk mengorganisir masyarakat Indonesia sekaligus meyakinkan bahwa kedatangan Jepang bukan untuk menjajah, melainkan sebagai saudara tua sebagai sesama Asia. 

Baca juga : Ketika Soekarno dan Pancasila ingin Dihabisi di Hari Raya Qurban

Soekarno belum yakin dengan niat tulus Jepang. Namun, beliau tetap mau bekerja sama karena beliau berpikir Jepang bisa membantu membawa kemerdekaan bagi Indonesia. 

Soekarno pun kembali ke Jakarta dengan bantuan Jepang. Beberapa bulan kemudian, Jepang meminta bantuan kepada Indonesia untuk meminta dukungan dan bantuan rakyat Indonesia dalam perang melawan Sekutu di Asia Pasifik. Soekarno pun setuju untuk bekerja sama dengan syarat diberikan kebebasan untuk menyebarkan gagasan nasionalisme pada masyarakat Indonesia.

Pasukan Sekutu semakin mendesak Jepang. Jepang pun memberikan izin untuk membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Soekarno ditunjuk menjadi ketuanya. Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sebuah sidang BPUPKI, Soekarno mengenalkan ideologinya yang kita kenal dengan Pancasila. 

Pada tanggal 7 Agustus 1945 Jepang memberikan izin untuk membentuk Panitia Penyelidik Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk menyambut kemerdekaan yang dipimpin pula oleh Soekarno. 

Dua hari kemudian, Soekarno datang ke Jepang untuk memenuhi undangan Jendral Terauchi yang memberikan kepada beliau kebebasan untuk melanjutkan persiapan kemerdekaan, bebas dari campur tangan Jepang. Pada tanggal 4 Agustus 1945, Soekarno dan rekannya kembali ke Jakarta dan saat itu pula kota pertahanan Jepang yakni Nagasaki dan Hiroshima di bom oleh tentara Sekutu. 

Peristiwa tersebut pun membuat Jepang menyerah tanpa syarat dan mengaku kalah. Setelah peristiwa tersebut, para pemuda meminta Soekarno untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Namun, Soekarno masih khawatir karena takut akan terjadi pertumpahan darah jika Jepang mengetahuinya. 

Para pemuda pun menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk dibujuk agar berkenan untuk segera megumumkan kemerdekaan. Soekarno pun setuju dan kembali ke Jakarta menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di kediaman Laksamana Tadashi Maeda, tentara Jepang yang mendukung kemedekaan Indonesia. 

Akhirnya, proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 bertempat di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56, tepat pada pukul 10 pagi. Saat itu, Soekarno yang membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Soekarno pun dinobatkan sebagai presiden, didampingi oleh Muhammad Hatta sebagai wakil presiden.

Salah satu hal yang dilakukan Soekarno sebagai pemimpin bangsa adalah membentuk pasukan penjaga keamanan yakni Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang beberapa saat kemudian diganti menjadi Tentara Keamanan Rakyat. 

Pada bulan Oktober 1945, Pasukan Inggris mulai menempati kota-kota besar di Indonesia dan hal tersebut menjadi ancaman bagi Indonesia. Oleh karena itu, Soekarno menyusun strategi dengan meminta dukungan pihak internasional untuk mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.

Kondisi politik di Indonesia semakin tidak menentu dan menegang. Berbagai pemberontakan mulai muncul, membuat keadaan negara Indonesia tidak stabil. Puncak dari ketidakstabilannya adalah pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. 

Suharto bersama pasukannya berhasil menumpas pemberontakan PKI, negara pun kembali aman. Pada tahun 1966, Jendral Suharto maju menjadi presiden kedua menggantikan Soekarno. Empat tahun kemudian, yaitu pada tanggal 21 Juni 1970, Soekarno meninggal pada usia 69 tahun karena sakit. Beliau menderita gagal ginjal yang cukup kronis dan meninggal di Rumah Sakit Tentara, Jakarta.

Buku ini memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut antara lain buku ini berisi biografi Ir. Soekarno yang diangkat dalam kisah singkat dengan bahasa yang mudah dipahami. Dalam buku juga terdapat gambar yang mendukung setiap kisah kehidupan atau peristiwa yang dialami Ir. Soekarno. 

Peristiwa juga dijelaskan secara terperinci dengan ditambahkannya keterangan waktu berupa tanggal dan tempat terjadinya peristiwa. Buku ini juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan sikap patriotisme pada anak-anak.

Disisi lain, buku tersebut juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangannya yakni terdapat beberapa kata yang salah dalam penulisannnya, baik kurangnya huruf maupun huruf yang terbalik. Seperti penulisan rakyat tetapi yang tertulis dalam buku adalah "rakyta". 

Sehingga dapat diketahui bahwa penulis masih kurang teliti dalam penulisannya. Gambar yang berfungsi untuk menggambarkan peristiwa sudah baik namun kurang berwarna karena hanya berupa warna coklat dan putih. Sebaiknya, gambar diberi pewarnaan yang baik agar dapat lebih menarik minat baca anak pada buku tersebut.

Buku ini tepat ditujukan kepada anak-anak. Kalimat yang terdapat dalam buku menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu, terdapat gambar ilustrasi yang mendukung peristiwa yang diceritakan, agar anak-anak tertarik untuk membacanya. Buku ini juga cocok bagi semua orang yang ingin menambah pengetahuannya mengenai biografi Ir. Soekarno karena yang dipaparkan juga sudah cukup jelas dan peristiwa yang diceritakan runtut.

Buku Ir. Soekarno ini patut dijadikan sebagai referensi bagi anak untuk mengetahui kisah perjuangan Ir Soekarno sebagai presiden pertama Republik Indonesia. Didalam buku termuat berbagai perjuangan dan usaha-usaha yang dilakukan oleh Ir.Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 

Buku ini lengkap dari masa pendidikan Ir. Soekarno dan usahanya untuk kemerdekaan Indonesia perjuangannya melawan para penjajah. Sifat beliau yang cerdas dan tidak mudah menyerah dapat dijadikan sebagai teladan bagi anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun