Soekarno belum yakin dengan niat tulus Jepang. Namun, beliau tetap mau bekerja sama karena beliau berpikir Jepang bisa membantu membawa kemerdekaan bagi Indonesia.Â
Soekarno pun kembali ke Jakarta dengan bantuan Jepang. Beberapa bulan kemudian, Jepang meminta bantuan kepada Indonesia untuk meminta dukungan dan bantuan rakyat Indonesia dalam perang melawan Sekutu di Asia Pasifik. Soekarno pun setuju untuk bekerja sama dengan syarat diberikan kebebasan untuk menyebarkan gagasan nasionalisme pada masyarakat Indonesia.
Pasukan Sekutu semakin mendesak Jepang. Jepang pun memberikan izin untuk membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Soekarno ditunjuk menjadi ketuanya. Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sebuah sidang BPUPKI, Soekarno mengenalkan ideologinya yang kita kenal dengan Pancasila.Â
Pada tanggal 7 Agustus 1945 Jepang memberikan izin untuk membentuk Panitia Penyelidik Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk menyambut kemerdekaan yang dipimpin pula oleh Soekarno.Â
Dua hari kemudian, Soekarno datang ke Jepang untuk memenuhi undangan Jendral Terauchi yang memberikan kepada beliau kebebasan untuk melanjutkan persiapan kemerdekaan, bebas dari campur tangan Jepang. Pada tanggal 4 Agustus 1945, Soekarno dan rekannya kembali ke Jakarta dan saat itu pula kota pertahanan Jepang yakni Nagasaki dan Hiroshima di bom oleh tentara Sekutu.Â
Peristiwa tersebut pun membuat Jepang menyerah tanpa syarat dan mengaku kalah. Setelah peristiwa tersebut, para pemuda meminta Soekarno untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Namun, Soekarno masih khawatir karena takut akan terjadi pertumpahan darah jika Jepang mengetahuinya.Â
Para pemuda pun menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk dibujuk agar berkenan untuk segera megumumkan kemerdekaan. Soekarno pun setuju dan kembali ke Jakarta menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di kediaman Laksamana Tadashi Maeda, tentara Jepang yang mendukung kemedekaan Indonesia.Â
Akhirnya, proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 bertempat di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56, tepat pada pukul 10 pagi. Saat itu, Soekarno yang membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Soekarno pun dinobatkan sebagai presiden, didampingi oleh Muhammad Hatta sebagai wakil presiden.
Salah satu hal yang dilakukan Soekarno sebagai pemimpin bangsa adalah membentuk pasukan penjaga keamanan yakni Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang beberapa saat kemudian diganti menjadi Tentara Keamanan Rakyat.Â
Pada bulan Oktober 1945, Pasukan Inggris mulai menempati kota-kota besar di Indonesia dan hal tersebut menjadi ancaman bagi Indonesia. Oleh karena itu, Soekarno menyusun strategi dengan meminta dukungan pihak internasional untuk mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.
Kondisi politik di Indonesia semakin tidak menentu dan menegang. Berbagai pemberontakan mulai muncul, membuat keadaan negara Indonesia tidak stabil. Puncak dari ketidakstabilannya adalah pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara komunis.Â