Menjadi seorang penolong atau rescuer di Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) selalu merujuk pada sosok seorang laki-laki yang diidentikkan dengan keperkasaan dan juga gagah, tahan banting dan terbiasa di lapangan.
Namun haruskah rescuer itu seorang laki-laki? Benarkah seorang kaum hawa tidak mampu berada dalam posisi demikian? Pertanyaan ini akan di jawab oleh sosok seorang wanita bernama Putri Della Karneta.
Putri merupakan salah satu rescuer wanita yang dimiliki Basarnas dan saat ini bertugas di Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Lampung.
Anak sulung dari empat bersaudara ini menjadi pegawai Basarnas sejak 2014 lalu. Berkecimpung di dunia kemanusiaan memanglah menjadi cita-citanya.Â
Kesukaannya menolong sesama menjadikan ia pernah bergabung dengan organisasi relawan bencana. Alasan inilah yang membuatnya mendaftarkan diri menjadi rescuer Basarnas.
Berprofesi sebagai rescuer, sosok  cantik kelahiran Lampung 30 tahun silam ini dalam kesehariannya tidaklah dibedakan dengan rekan kerjanya yang laki-laki.Â
Saat harus latihan fisik, salah satu Srikandi Basarnas ini pun mengikutinya tanpa terkecuali mulai dari lari, push up, sit up, dan pull up. Begitu juga saat melaksanakan tugas operasi SAR, tidak ada perlakuan yang berbeda.Â
Tidak jarang Putri bersama rescuer lainnya melakukan pencarian menggunakan perahu karet, bersentuhan langsung dengan korban yang sudah tidak bernyawa, dan tidur beralaskan seadanya.
Salah satu operasi SAR yang tidak terlupakan adalah saat mengevakuasi korban di Pulau Sembesi. Korban sudah hilang selama 10 hari. "Waktu itu berangkat dari kantor jam 4 sore dan sampai di Pulau Sembesi jam 6.Â
Sampai di sana langsung evakuasi korban dan dibawa ke Kalianda. Itu perjalanannya malam hari, minim penerangan dan resikonya juga lumayan", tutur Putri menjelaskan. Baginya itu sudah menjadi tugas dan panggilan yang barus dijalankan.
Saat ditanya apakah ada perasaan takut saat pertama kali mengikuti operasi SAR, ia menjawab bukan rasa takut melainkan penasaran dengan korban yang akan dievakuasinya.
"Pertama kali operasi SAR bukan rasa takut yang ada tapi lebih deg-degan bentuk jenazahnya gimana, kalau nanti lihat mayat yang sudah lama gimana bentuknya. Lebih ke rasa campur aduk mambayangkan kondisi korban yang kalau sudah tidak utuh lagi." Namun saat ini dirinya sudah terbiasa dan tidak ada lagi rasa canggung menghadapi hal tersebut.
Cuaca yang sangat terik tidak menghalangi rescuer cantik ini untuk melaksanakan tugas kemanusiaannya termasuk saat bulan puasa.Â
Putri pun memiliki pengalaman menyelam untuk mencari korban dalam kondisi berpuasa. Namun semua tetap dijalani dan tidak ada alasan baginya untuk menolak panggilan tugas kemanusiaannya itu.
"Bulan puasa tahun ini ada dua kali operasi SAR dan yang sekalinya harus melakukan penyelaman tapi Alhamdulillah puasa masih bisa dijaga walaupun sangat terasa karena kondisi cuaca saat itu cukup panas. Menjalankan ibadah puasa dan melaksanakan perintah tugas kemanusiaan sama-sama kewajiban, jadi ya sebisa mungkin saya jalani keduanya" ceritanya. Rasa lelah sudah pasti ada tapi semua itu seolah terbayarkan saat berhasil menemukan korban apalagi jika dalam keadaan selamat.
Wanita tangguh ini juga terlibat dalam operasi SAR Lion Air JT 610 tahun lalu. Bermodalkan sertifikat penyelam ia menjadi satu-satunya rescuer wanita yang melakukan penyelaman bersama rescuer laki-laki.
"Nah jadi waktu dengar kabar lion itu saya pengen banget diberangkatkan, pada waktu penyelaman, perasaan campur aduk lihat kondisi dasar lautnya. Sempat tidak percaya melihat kondisi di dasar laut yang saat itu dipenuhi potongan tubuh manusia. Sedihnya ada dan ini juga pengalaman baru bekerja bersama rescuer-rescuer senior yang profesional"
Untuk meningkatkan kemampuannya di lapangan, Putri juga telah mengikuti beberapa diklat yakni Medical First Responder (MFR), open water diving, dive deeper, dan SAR plan.
Di saat wanita pada umumnya memilih pekerjaan di balik meja, Putri justru sebaliknya memilih tugas di lapangan demi kemanusiaan.
*Annisa/ Humas Basarnas*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H