Mohon tunggu...
Novendra Ade
Novendra Ade Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menilik Jurnalisme Dahulu, Hari ini, dan Masa Depan

2 Maret 2018   13:44 Diperbarui: 2 Maret 2018   14:02 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pew State of the News Media report, 2010

Digitalisasi memungkinkan banyak perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam tiap lini kehidupan. Salah satunya adalah dunia Jurnalisme.

Ketika pada masa lampau, kegiatan jurnalisme dilakukan oleh para wartawan dengan melakukan pencarian berita, kemudian dikemas sedemikian rupa sehingga dapat dinikmati oleh para pengguna berita tersebut. Contohnya seperti surat kabar, televisi, siaran, radio, atau majalah.

Pada era jurnalisme tersebut, penonton, pembaca, atau pengguna dari produk jurnalistik tersebut hanya bisa bersikap pasif dalam menerima produk jurnalisme yang ada. Tentu saja penonton televisi tidak dapat protes secara langsung kepada siaran program televisi yang tidak disukai saat ditontonnya.

Hal inilah yang kemudian yang dapat terlihat secara signifikan dalam perubahan di bidang jurnalisme. Pengguna atau penikmat produk jurnalisme kemudian seolah memiliki tingkatan yang sama dengan pihak yang memproduksi berita. Hal itu bisa dilihat dengan digitalisasi yang ada di era sekarang.

Terdapat kolom-kolom komentar dalam sebuah situs berita online menjadikan pembaca berita dapat secara aktif berkomentar atau memberikan respon terhadap berita yang ada. Ya, internet di sini adalah peran yang sangat mendominasi.

Kolom komentar itu adalah salah satu contoh saja dari perkembangan dunia jurnalisme. Kemudian, dalam beberapa perkembangan selanjutnya, kesadaran media massa dalam maraknya penggunaan internet ini menjadikan para pencari berita mengemas sebuah berita ke dalam bentuk yang lebih mudah ditampilkan dalam multimedia.

Internet memungkinkan dapat mengemas produk multimedia. Maka seringkali dalam web berita, kemudian dapat menemukan bentuk visual, video, dan audio secara langsung dalam satu tampilan.

Itu adalah bentuk kemasan media masa kini bagi media massa. Lalu bagaimana dengan para audience?

Pengguna berita pada era ini juga dapat menjadi produsen berita secara bersamaan. Audience dengan beberapa teknologi komunikasi yang dimilikinya serta fitur-fitur di dalamnya memungkinka para pengguna berita tersebut membagikan apa informasi yang ia dapatkan. Hal itu bisa lewat media massa ataupun blog. Fenomena tersebut seringkali disebut Netizen Journalism.

 Contoh bagan tahun 2010 tersebut menunjukan grafik yang tercipta tentang berkegiatan online dapat mengalahkan media massa lainnya. Hal inilah yang kemudian dapat memunculkan Citizen Jornalism.

Citizen Journalism pula pun dapat menggunakan kemudahan dalam kegiatannya ber-jurnalisme online. Seperti akun Youtube atau web lainnya seperti Kompasiana, memunculkan banyak kalangan bisa membuat sebuah berita atau informasi bebas.

Dengan perkembangan-perkembangan tersebut, masih ada pula perubahan yang memungkinkan terjadi di dunia jurnalisme secara era mendatang. Salah satunya adalah dengan munculnya istilah, semua orang dapat membuat sekaligus menikmati.

Istilah tersebut menunjukan bahwa era ke depan, semua orang (bukan hanya jurnalis/wartawan) bisa untuk membuat berita dan menyebarkannya. Dalam hal ini, peran media sosial sangat berperan.

Beberapa Kasus yang terjadi adalah terjadinya sebuah siklus tentang persebaran berita. Orang membaca berita di salah satu web site misalkan, kemudian ia mengunggah opini yang ia miliki setelah membaca berita tersebut kemudian mengunggahnya ke media sosial. Banyak orang yang membaca postingan orang tersebut dan dengan mudah dapat tergiring opininya mengikuti opini dari pengguna media sosial tersebut atau melawan opini itu. Kemudian tak jarang, hasil perdebatan hangat Netizen lewat sosial media pun diangkat oleh situs berita sehingga menjad berita kembali.

Berbicara tentang hal tersebut, ada satu hal yang kali ini sudah mulai muncul caranya. Yakni adalah istilah Jurnalisme kuratif (Curative Journalism). Cara ini adalah memiliki fungsi untuk menghimpun info-info yang sedang marak diperbincangkan (kebanyakan terdapat di media sosial). Jurnalisme Kuratif ini perlu memiliki kredibilitas yang tinggi dalam melakukannya karena mencari tahu apa yang sedang hangat menjadi perbincangan kemudian mengumpulkan informasi tersebut sehingga pembaca hanya membuka "satu halaman" web saja dan dapat menemukan semua informasi secara detail. Dalam beberapa situs web berita, ada yang masih memakai manusia/orang sungguhan dalam melakukan kegiatan ini. Namun sudah ada juga adalah robot yang melakukan kegiatan tersebut. Robot tersebut akan mencari dan menemukan topik terhangat kali ini lalu menghimpun semua informasi dari manapun (entah Web berita resmi sampai bahkan ke Netizen).

Dengan perkembangan yang ada ini, kita diharapkan semakin waspada karena keterbukaan semakin di depan mata. Kita memiliki opini terhadap suatu hal pun kita dapat dengan mudah diketahui oleh orang lain. Tetap menjaga privasi dan menyebarkan berita atau informasi yang tidak mengadu domba adalah beberapa saran yang bisa kita lakukan, minimal sebagai pengguna Internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun