Mohon tunggu...
Priyo Harjiyono
Priyo Harjiyono Mohon Tunggu... Guru - Blogger Jogja

blogger jogja yang sedang jalan2 dikampung kompasiana. asik ngeblog di https://anotherorion.com dan https://anotherorion.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peluang Bisnis Produk Tradisional dengan Internetnya Indonesia

15 Juli 2022   12:51 Diperbarui: 15 Juli 2022   12:56 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaligrafi Jepara 3D Sumber: Mahajati.com

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tidak kalah banyak dengan kekayaan alamnya. Indonesia memiliki kurang lebih 1340 suku bangsa yang tersebar di Indonesia, dari setiap suku tersebut tentu memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Mulai dari pakaian tradisional, rumah adat, upacara adat dan juga tentunya makanan lokal.

Keanekaragaman budaya Indonesia ini pulalah yang menarik minat banyak wisatawan mancanegara untuk datang dan berkunjung ke Indonesia, selain itu, banyak kerajinan lokal Indonesia yang berhasil menarik pembeli dari mancanegara.

Mungkin kita pernah mendengar harga alat penapih beras, tampah yang dijual seharga USD$ 299 di salah satu marketplace global. Uniknya, tampah tersebut tidak digunakan seperti peruntukannya di Indonesia, melainkan sebagai ornamen kamar hotel.

Bicara soal aneka produk kerajinan dan budaya masyarakat Indonesia, banyak sekali jenis barang yang sebenarnya bisa kita maksimalkan dengan memanfaatkan keberadaan internet untuk menjangkau pembeli di pasar global.

Masterpiece Ukiran Jepara

Kita mengenal Jepara sebagai kota yang terkenal dengan kerajinan ukiran kayunya. Berbagai jenis benda mulai dari gebyok, pintu, gazebo sampai rumah set menggunakan ukiran Jepara bisa dihargai sangat mahal. Namun ada juga lho yang menjadikan teknik ukiran kayu ini untuk menyasar segmen pasar khusus di luar negeri.

Mereka menjual kaligrafi dan berbagai pernak-pernik khas timur tengah dengan word art decor ala Jepara. Target market mereka sendiri sangat segmented, yaitu masyarakat muslim terutama di Timur Tengah yang ingin memiliki dekorasi unik di rumah mereka. Tidak tanggung-tanggung kaligrafi tersebut dalam bentuk 3D dengan ukuran yang cukup besar

Tak hanya kaligrafi, salah satu masterpiece yang dimiliki bangsa kita adalah keris. Ya, keris menjadi salah satu koleksi yang diburu oleh kolektor global di berbagai negara.  Kebetulan, aku pernah berkunjung ke satu-satunya empu keris yang tersisa di Jogja, yaitu Empu Sungkowo HarumBrojo. 

Proses pembuatan keris sendiri membutuhkan tingkat ketelitian, keuletan, dan kesabaran tingkat tinggi itulah menurut empu Sungkowo, minimal butuh 1 bulan membuat satu keris, selain ada pantangan hari, suasana hati juga mempengaruhi hasil karya yang dibuat, jadi misal posisinya sedang tidak tenang ya berhenti dulu

Proses Pembuatan Keris Empu Sungkowo HarumBrojo. Dok. Pribadi
Proses Pembuatan Keris Empu Sungkowo HarumBrojo. Dok. Pribadi

Seorang teman yang kebetulan menggeluti bidang marketing keris ini menyebutkan, pengetahuan mengenai keris seperti apa yang diminati kolektor sangat berperan disini, selain tentunya kemampuan mempromosikan produk dan kecepatan internet yang mumpuni.

Keris dari jaman Majapahit, Mataram, biasanya menjadi incaran yang dihargai kolektor mancanegara dengan harga sangat tinggi mengingat nilai cultural history dari keris tersebut. 

Proses untuk menjual benda-benda hasil kerajinan budaya masyarakat Indonesia ini tentunya mengandalkan manfaat internet sebagai daya dukung yang memberikan kemudahan bagi para pebisnis menjangkau pangsa pasar global.

Telkom Indonesia berupaya memberikan pelayanan internet terbaik untuk para pelaku UMKM dan pebisnis di Indonesia yang ingin memperluas pangsa pasarnya di tingkat global sekaligus memperkenalkan keunggulan dan keunikan produk Indonesia di mancanegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun