Masih dalam suasana seduhan kopi gula aren, alur pikiranku senantiasa melanglang ke mana saja, ke mana yang aku suka. Dan selama dua hari, Â disetiap membuka laman lama media sosial, portal berita melalui layar ponsel sajian tentang Wapres Jusuf Kalla atau JK masih saja viral.Â
Seolah Indonesia, ogah  melenyapkan JK begitu saja walau sisa seberapa hari akan melepas jabatannya sebagai Wapres.Â
Ia pula, pernah dijuluki sebagai Super Wapres.  Kucari cari angle yang baik untuk menuliskan satu lagi, mumpung masih tercatat  sebagai Wapres.  Yaps, ketemukan satu angle- adalah cerita tentang Husain Abdullah, juru  bicaranya tokoh yang dahulu berjuluk "Juru Bicara Indonesia Timur itu" JK.
Suatu masa JK bertanya, "siapa orang yang paling didengar di Sulawesi Selatan". Â Pertanyaan ini kemudian diulang lagi oleh Uceng, panggilan akrab Husain Abdullah saat tampil di Mata Najwa, "Terima kasih JK".Â
Cerita ini merupakan sesuatu yang paling dikenang oleh Husain Abdullah, sebab lanjut JK pada saat itu. 'Husain Abdullah lah yang paling di dengar. Bukan Pangdam, Kapolda atau Gubernur. Sebab ia selalu melaporkan dari Makassar, melalui RCTI" . Â Husain Abdullah, salah seorang di balik JK.
Saya mengenal nya sudah sangat begitu lama. Masih  gonrong alias mahasiswa dan Uceng mengenalku sebab melalui kamera nya saya kerapkali tampil sebagai mahasiswa yang kerap menggelar aksi unjuk rasa.Â
Suatu kali, ia memerintahkan aksi inapkan penyandang cacat di Gedung DPRD Sulawesi Selatan. Dari itu, rasanya ia mulai percaya pada saya, sebab menjalankan misi lapangan yang terbilang sukses, sebuah test alami bagi aktivis saat itu.
Perjalanan JK sebagai Wapres pada periode Joko Widodo sebagai presiden tidak sekedar menjalankan misi sebagai wakil presiden. Ada sebuah perbedaan perjalanan ketika JK mendampingi SBY sebagai Wapres 10 tahun silam. Pada masa JK mendampingi SBY, majalah Tempo gelari JK sebagai "Super Wapres".Â
Pada periode ini, JK menyempurnakan perjalanan wapres nya dengan sejumlah torehan peradaban yang telah ia tasbih kan untuk Indonesia. Alam raya Indonesia seolah sengaja menempatkan JK pada timing yang tepat bagi Indonesia, di masa masa transisi demokrasi seperti ini, dari seorang presiden militer ke presiden sipil.Â
Tentulah banyak tantangan yang dihadapi oleh Indonesia sepanjang 5 tahun terakhir ini, dan yang paling penting adalah - terbentuknya dua kubu di Indonesia yang tanpa sengaja tercipta oleh suasana demokrasi pada saat ini. Â Sekali lagi melalui tulisan ini, saya mengutip judul tulisan saya sebelumnya "Untung ada JK"