Baik,kita tadi sudah melanglang buana menyusuri ketidakadilan yang dialami Minke. Sekarang mari kita telusur potret Nyai Ontosoroh. Ia digambarkan Pram sebagai wanita yang cerdas,berani berpendapat,minatnya luas karena kecenderungan membacanya.Â
Tetapi sebelum mencapai itu semua ia harus menempuh rasa sakit yang luar biasa bagi seorang wanita. Dengan sosok ini Pram menggambarkan situasi wanita Jawa masa itu.Â
Dahulu diceritakan Nyai Ontosoroh dipaksa menikah dengan mallema sang eropa,supaya ayahnya dapat naik jabatan menjadi semacam mandor di perkebunan. Memang dahulu wanita jawa sukar mendapat kebebasan. Jika mereka inginkan kebebasan jalan satu-satunya adalah menikah, itupun jika sang suami sepemikiran.Â
Jika ingin lebih dalam tahu mengenai gambaran perempuan masa kolonial lewat Pram. Kalian bisa membaca bukunya yang berjudul: "Panggil Aku Kartini Saja". Disitu digambarkan dengan jelas lewat kehidupan Kartini sebagai wanita jawa.
Dua potret ini saja yang saya jabarkan,silahkan kalian menelusuri lebih lanjut pikiran Pram lewat membaca novelnya. Dan saya tekankan bahwa jangan berfokus pada kisah cinta,alur,maupun konflik dalam membaca bumi manusia.Â
Karena itu hanyalah jalan dan kendaraan yang diciptakan Pram agar kita bisa sampai pada pikirannya,dengan keterlibatan unsur-unsur yang komprehensif sifatnya. Sekian tour kali ini saya cukupkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H