(Saya mulai menulis ini saat terjebak kemacetan selama 1 jam ketika menempuh 1.5 km dari gerbang tol Cikarang utara sampai gerbang tol Cikarang utama)
Jam 3 sore waktu Karawang, 90 menit sebelum jam kerja karyawan ditempat saya bekerja selesai. Ada yang sibuk menyelesaikan pekerjaannya, ada yang merangkum apa yang sudah dikerjakan hari ini, ada pula yang sedang membuka google maps untuk mengecek rute pulang kerumah khususnya mereka yang pulang ke arah Jakarta.Â
Hampir dipastikan jalur pulang mereka lewat Tol Jakarta - Cikampek, termasuk saya yang sudah 6 tahun lewat jalur ini setiap hari, apesnya jalur ini sedang sangat tidak ideal untuk pekerja yang sudah capek bekerja seharian, macet, yang membuat perjalanan pulang tidak bisa ditebak.Â
Ya semenjak pembangunan tol layang dimulai, kemacetan jadi rutin terjadi disini, saya sendiri sebelum proyek ini dimulai biasanya menempuh perjalanan dari Bekasi ke Karawang sekitar 1 jam, bahkan kalau jalanan agak kosong dan mau agak ngebut bisa ditempuh kurang dari 1 jam, bayangkan dbanding selama proyek sudah dimulai ,perjalanan rata rata bisa 90 menit sampai 3 jam, benar benar tidak bisa ditebak.Â
Sementara rekor perjalanan berangkat terlama sekitar 5 jam, waktu itu 9 April 2019, kendaraan dijalan tol sampai berhenti total sehingga banyak penumpang keluar dari kendaraannya masing masing. Tidak ada informasi apa yang terjadi waktu itu dari Jasa Marga (saya berulang kali mencari tau lewat akun sosmednya).
Ada juga beton separator jalan disisi jalur cepat yang memisahkan jalan tol dengan area pekerja jalan tol layang yang dipasang tidak lurus, dibeberapa bagian separator tiba tiba masuk terlalu dalam kejalur cepat sehingga sangat berbahaya buat pengendara. Belum lagi masalah penerangan jalan yang menurut saya masih sangat minim untuk jalan tol sesibuk Jakarta - Cikampek.
Memang pembangunan jalan tol layang dijalur ini sangat baik tujuannya, salah satunya sebagai penambah kapasitas jalan untuk mengurangi kemacetan ditol yang sibuk ini, tapi alangkah baiknya juga diikuti dengan persiapan yang lebih matang untuk meminimalisir segala macam efek yang merugikan para pengguna jalan tol.Â
Jasa Marga pun sudah menambah 1 lajur untuk mengganti jalur yang terpakai untuk pembangunan tol layang, sayangnya ini saja ternyata belum cukup karena kemacetan parah terbukti masih tetap terjadi.Â
Informasi yang up to date terkait penyebab kemacetan disertai berapa lama waktu untuk menangani kemacetan tersebut juga sangat penting bisa diberikan pihak Jasa Marga kepada pengguna tol (misal lewat sosial media) agar pengguna jalan mengetahui dan mengantisipasi kemacetan yang terjadi.Â
Perlu juga dipikirkan kesiapan jalan alteri sebagai alternatif untuk menampung pengguna jalan tol yang "luber" karena macet, sebagai contoh jalur kalimalang atau jalan utama Tambun - Cikarang.
Ditambah lagi sebulan kedepan sudah masuk arus mudik lebaran, pastinya semua pengguna tol Jakarta - Cikampek sangat mendambakan bisa melewatin jalur ini dengan lancar. Dan pastinya pengguna rutin jalur ini seperti saya, sangat menantikan proyek tol layang ini segera selesai dengan baik, mereka pasti mendambakan jalan tol ini benar benar bisa bebas macet. Karena apapun alasannya, difinisi jalan tol adalah jalan yang bebas dari hambatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H