Mohon tunggu...
Anom B Prasetyo
Anom B Prasetyo Mohon Tunggu... Peneliti, penulis, editor -

Lahir pada 12 Mei 1983. Penulis dan peneliti. Email: kalibenings@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Melawan Lupa Ajaran Pancasila

12 Juni 2012   04:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:05 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang menjadi saat yang tepat untuk mengajarkan Pancasila secara kritis. Diakui Wisudo, jika pendidikan menjadi sekadar transfer ilmu, nantinya hanya akan menghasilkan generasi hipokrit. Dalam pedagogi kritis, digunakan teks dan konteks, mendialogkan realitas. Dengan metode ini guru tampil sebagai fasilitator, sementara anak-anak mendialogkannya untuk memperdalam nilai-nilai.

Pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengaku tengah berupaya memperbaiki kurikulum pendidikan. Kendati belum bisa menjelaskan bentuknya, rancangan yang kini dibahas para pakar pendidikan itu nantinya lebih mengedepankan pola diskusi. “Kita buat panduan pelaksanaan saja, kreasinya tergantung dari sekolah-sekolah,” ujar Wamendikbud Musliar Kasim.

Kurikulum yang digadang diterapkan mulai tahun depan itu, di dalamnya akan mewajibkan pelajar berikrar. Salah satunya berbunyi: berjanji akan mengamalkan pancasila dan UUD 1945. Diharapkan, antara teks yang dibaca akan nyambung dengan kewajiban mengamalkannya.

Ia yakin kurikulum baru akan mengakhiri sekolah bandel yang emoh Pancasila. Sebab, sebagai kurikulum nasional, beleid baru diwajibkan untuk seluruh sekolah. Apakah itu sekolah Islam, Kristen, dan lainnya, semua wajib mengedepankan Pancasila. “Termasuk siswa asing,” katanya. Upaya ini diakuinya bagian dari perubahan paradigma dalam pembelajaran dan pemahaman Pancasila, tidak lagi seperti masa Orde Baru.

Guna menumbuhkan semangat kebangsaan dan kesadaran terhadap Pancasila, menurut cendekiawan Yudi Latif, diperlukan tiga hal: Pertama, keyakinan bahwa Pancasila nilai hidup yang baik bagi bangsa ini. Kedua, Pancasila harus diterjemahkan sebagai ilmu, yang melahirkan pengetahuan- pengetahuan yang sesuai nilai-nilai Pancasila. Ketiga, juga harus didukung etos juang. Setiap penyelenggara negara harus punya semangat untuk mencari konsistensi antara pancasila dengan produk perundang-undangan dan perilakunya.[] Anom B Prasetyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun