Mohon tunggu...
Annyz Zuaida
Annyz Zuaida Mohon Tunggu... Lainnya - Kuliah di Universitas Negeri Malang

Hobi menangis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Tingkah Laku Remaja Akibat Kecanduan Game Online

19 Desember 2023   19:27 Diperbarui: 19 Desember 2023   19:27 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Globalisasi telah menyebabkan teknologi berkembang dengan sangat pesat di era modern ini.  Kemajuan teknologi telah berdampak di berbagai aspek kehidupan manusia seperti ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Secara tidak langsung, cara hidup manusia telah dipengaruhi oleh teknologi. Kemajuan teknologi tak hanya menawarkan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga memberikan banyak peluang bisnis bagi masyarakat.  Hanya dengan bermodalkan sebuah ponsel, seseorang dapat membeli dan menjual berbagai barang dan kebutuhan sehari-hari.  Teknologi dapat memudahkan pemilik bisnis untuk menjual barang sehingga mereka tidak perlu lagi membuka toko atau berkeliling dari satu tempat ke tempat lain termasuk para pengembang game. 

Saat ini mereka berada dalam pasar yang kompetitif untuk menciptakan judul yang menarik bagi para penikmat game di seluruh dunia. Game online atau game yang membutuhkan jaringan internet untuk dapat memainkannya marak digemari oleh masyarakat terutama anak muda. Game bergenre pertarungan multipemain adalah jenis game yang saat ini populer dan banyak dimainkan. Game jenis ini dapat dimainkan oleh lebih dari satu orang dalam waktu yang bersamaan. Game online yang melibatkan interaksi memiliki potensi untuk menarik minat pengguna lebih banyak daripada game multimedia tradisional. Namun, ketertarikan ini bisa berujung pada kecanduan, yang berdampak pada perubahan sosial termasuk perubahan tingkah laku.

Peluncuran game online sering kali menargetkan usia remaja karena mereka cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dengan diluncurkannya game-game baru yang menarik, banyak remaja yang menjadi ketergantungan dan merasa tidak bisa hidup tanpa bermain game. Menurut Trismarindra (dalam Amanda, 2016: 291), bermain game online dapat menyebabkan pemainnya lupa waktu bahkan lupa akan tugas-tugas rumah, pekerjaan, bahkan makan dan minum. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa bermain game online dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku para pemainnya.

Remaja merupakan seseorang yang memiliki rentang usia antara 12 sampai 18 tahun. Remaja juga didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Remaja mengalami perubahan fisik dan psikologis dalam diri mereka serta perubahan peran sosial dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Remaja yang tumbuh di era milenium akan bersentuhan dengan banyak kecanggihan teknologi yang memudahkan mereka untuk mendapatkan berbagai jenis informasi. Jika kemudahan akses ini tidak disikapi dengan baik, hal ini dapat menimbulkan dampak yang merugikan. Menurut penelitian, remaja adalah kelompok usia yang paling banyak mengalami masalah penggunaan teknologi seperti internet.

Kecanduan game online adalah salah satu masalah dalam penggunaan teknologi yang dialami kalangan remaja. Game didefinisikan sebagai aktivitas yang menyenangkan dan terikat oleh peraturan, yang berarti harus ada yang menang dan kalah. Definisi lain dari game adalah kontes fisik atau mental yang terorganisir dengan aturan yang ditetapkan dan dimainkan untuk bersenang-senang, bersantai, atau memenangkan hadiah. Game online adalah game yang meskipun dimainkan di lokasi yang berbeda, tetap dapat dimainkan secara bersamaan dan dalam waktu yang bersamaan. Seseorang yang ingin memainkan game online harus memiliki Local Area Network (LAN) atau koneksi internet terlebih dahulu. Sejak pertama kali diluncurkan, game online telah mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Game online dapat dimainkan di berbagai perangkat seperti smartphone, konsol game (alat khusus untuk bermain game), serta PC.

Game online akan berdampak positif jika digunakan untuk tujuan hiburan karena dapat membantu mengurangi rasa lelah dan stres setelah melakukan aktivitas seharian. Namun pada kenyataannya, game online justru dimainkan secara berlebihan dan digunakan sebagai sarana pelarian dari kenyataan hidup yang mengarah pada kecanduan terhadap hal tersebut. World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan kecanduan game online sebagai gangguan mental yang dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD -11) hal ini ditandai dengan hilangnya kendali atas permainan game dan lebih memilih bermain game daripada melakukan kegiatan lain. Remaja yang kecanduan game online akan menghabiskan waktunya untuk kegiatan ini. Para remaja menghabiskan waktu selama lebih dari dua jam setiap hari atau lebih dari empat belas jam setiap minggunya untuk bermain game online. Dampak buruk dari kebiasaan bermain game online bagi remaja adalah lebih suka menghindari situasi sosial, mudah meluapkan emosi kepada orang di sekitarnya, kesulitan mematuhi peraturan di rumah, dan yang paling parah adalah gangguan pada kesehatan mata.

Permasalahan kecanduan game online pada remaja dapat diatasi dengan modifikasi perilaku. Modifikasi perilaku merupakan suatu usaha, proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar yang teruji secara sistematis. Tujuan dari modifikasi perilaku antara lain yaitu peningkatan perilaku yang diinginkan, pemeliharaan perilaku yang diinginkan, pengurangan atau penghilangan perilaku yang tidak diinginkan, serta perkembangan atau perluasan perilaku. Langkah awal dalam modifikasi perilaku disebut dengan analisis fungsi. Untuk melakukan analisis fungsi dapat digunakan formula ABC. Formula tersebut antara lain ialah A (Antecendent) yaitu segala hal yang memunculkan perilaku yang dipermasalahkan, B (Behavior) yaitu segala hal mengenai perilaku yang dipermasalahkan, dan C (Consequence) yaitu akibat yang didapatkan dari perilaku tersebut.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru atau orang tua dalam mengatasi kecanduan game online adalah dengan dissuasion. Dissuasion merupakan tindakan yang digunakan untuk mencegah remaja bermain game online dengan cara memberikan nasihat, membujuk, hingga memaksa. Selain itu, bisa juga dilakukan reinforcement negatif dengan membatasi sumber daya untuk bermain game online. Kecanduan game online dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya ialah kemudahan akses dalam penggunaannya. Saat seseorang dapat mengakses game online dengan mudah, mereka akan cenderung memainkan permainan tersebut dengan durasi waktu yang lebih lama. Contoh spesifiknya adalah ketika seorang remaja memiliki akses perangkat media elektronik di kamar tidurnya, maka ia akan memiliki durasi waktu tidur lebih singkat dan menjadi kurang berkonsentrasi saat melakukan kegiatan pada siang harinya.

Tak dipungkiri lagi, teknologi berkembang dengan sangat cepat di era digital ini. Game online adalah salah satu hasil dari kemajuan teknologi  yang banyak diminati oleh masyarakat terutama kalangan remaja. Game online dapat berdampak positif jika hanya diperuntukkan untuk tujuan hiburan. Namun pada kenyataannya, para pengguna game online justru menggunakan platform tersebut sebagai cara untuk melarikan diri dari permasalahan yang sedang dialami. Hal inilah yang menyebabkan seseorang mengalami kecanduan game online. Sebagai bentuk dari perkembangan teknologi, game online perlu disikapi secara bijak agar tidak berdampak buruk bagi peminatnya. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang mengalami kecanduan bermain game online adalah dengan cara dissuasion dan reinforcement negatif dengan membatasi sumber daya untuk bermain game online. Upaya ini dapat dilakukan oleh guru maupun orang tua agar para remaja dapat terhindar dari kecanduan bermain game online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun