Mohon tunggu...
Anna Fara
Anna Fara Mohon Tunggu... -

Lagi belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ternyata Sri

18 April 2011   12:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:41 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Selamat ya…”.Kata Mimi pada Sri sambil menyalaminya.

Sri terus berjalan menuju kelas dengan dengan orang yang terus menyalaminya sepanjang jalan.

“Hai Sri…Selamat ya..”.Kata teman sebangkunya.

“Ada apa to ini?”.Tanya Sri penasaran.

“Masak ndak tahu,gimana to kamu ini”.Jawab Siti.

“Aku bener-bener ndak tau ada apa ini”.Kata Sri sambil mengerutkan dahinya.

“Aduh Sri, Kamu belum baca mading hari ini to? Ya wes ayo tak ajak kesana”.Terang Siti yang penuh semangat.

Sri benar-benar kaget.Tidak ada angin tidak hujan pula.Berita Mading itu benar-benar membuatnya tidak percaya, dia sudah tidak dapat berkata-kata. Tenggorokannya terasa tercekik. Dadanya terasa sesak seakan-akan sudah tidak mau bernafas lagi.

“SELAMAT kepada siswi SMA MULIA yang terpilih dalam PEMILIHAN ARTIS DADAKAN atas nama SRI SUNAMI”.

“Bener ndak ya berita ini?”Tanya Sri yang masih tak percaya.

Hei Sri, harusnya aku yang terpilih bukan kamu”. kata Sumi yang tiba-tiba menghampiri Sri dan Siti.

Ah…masa? buktinya aja Sri yang terpilih, kamu itu ndak usah iri sama Sri.Terima kenyataannya”.Kata Siti.

Ekting-ku aja lebih baek kok daripada Sri.Dasar jurinya aja yang ndak bisa milih. Iya kan teman-teman?”.Kata Sumi yang masih tak rela.

Benar,lha wong Sumi ikut les ekting yang paling mahal se-jawa kok”.Kata teman Sumi.

Sumi…Sumi…,Sri yang menang kok ndak mau ngaku”.Kata Siti datar.

Siti bener,kamu kudu ngaku kehebatanku ekting”.Tambah Sri.

Aku ndak terima dikalahkan kamu Sri.Awas kamu Sri”.Kata Sumi meninggalkan Sri dan Siti.

***

Pada suatu hari, mentari yang tersenyum seolah merasakan kebahagiaan Sri.Burung-burung berkicauan. Juga pohon-pohon yang menari. Semuanya menyambut kedatangan Sri dirumah Produksinya.

Sri,ini namanya Jack. Jack ini yang akan menjadi manager kamu dan akan mengurusi semua kebutuhan kamu”.Kata Pak Produser.

Halo Mas nama saya Sri”.Kata Sri memperkenalkan diri.

Saya Jack.Panggil saja Bang Jack”.Kata Manager barunya Sri.

Ekting kamu memang bener-bener bagus Sri”.Kata Bang Jack memuji.

Ah…Bang Jack ini bisa saja to”. Kata Sri malu.

Sri, Jack benar, saya akan mempromosikan kamu di Indonesia sampai kamu benar-benar menjadi TOP.Bahkan saya bisa menjadikan kamu sampai go internasional”.Terang Pak Produser.

A…Apa to pak tadi go..go…?”Kata Sri tak mengerti.

Go internasional,kamu bisa jadi artis terkenal diseluruh Dunia”.Jelas Pak Produser.

Ooo..begitu to Pak”.Kata Sri kalem.

Begini Sri dan Pak Produser, saya punya usul, bagaimana kalau namanya Sri diganti supaya lebih beken”.Usul Bang Jack.

Iya, saya setuju.Gimana Sri?”.Kata Pak Produser menambahkan.

Untuk apa to? Nama saya ndak jelek-jelek amat. Ini nama pemberian mendiang buyut saya lo pak,bang”.Kata Sri agak bingung.

Sri, kebanyakkan artis-artis mengubah namanya supaya orang-orang lebih mudah mengenalnya”. Jelas Bang Jack

Masak to bang?”.Tanya Sri yang sedikit bingung.

Semua artis memang kebanyakan mengubah namanya supaya lebih bagus Sri, apa Sri nggak mau namanya bagus?”.Kata Bang Jack.

Ya sudahlah,saya sih terserah aja. Tapi mau diganti apa to Bang?”.Tanya Sri.

Gimana kalau nama kamu dignti dengan Victory Cuxy?”.Usul PAk Produser.

Jangan yang terlalu kebarat-baratan pak, nama itu terlalu bagus untuk saya, lha saya ini cuma orang Jawa”. Kata Sri keberatan.

Nama kamu kan Sri, ditambah huruf HAI, huruf ini berarti sapaan untuk penggemar kamu nantinya, Sri menjadi Shairi. Jawe yang artinya,Jawa berarti tempat dimana kamu berasal. Bagaimana?

Boleh juga SRI=SHAIRI,JAWA=JAWE, Shairi Jawe”.kata Pak Produser menyetujui.

Mulai sekarang nama saya Shairi Jawe”. Kata Sri penuh semangat.

***

Benar saja setelah bersalaman dan menandatangani beberapa kontrak kerja, Shairi Jawe mengalami perubahan, rumahnya besar nan luas bak istana. Banyak mobil berjajaran untuk sekedar koleksi pribadi. Juga para pelayan pribadi dan supir-supir pribadi Shairi Jawe.Dan di sebuah ruangan tampak buku-buku berjajar rapi, beberapa hiasan rumah dari kristal yang tak ternilai jumlahnya. Juga lukisan yang tergantung didinding yang berlapiskan emas. Kini Shairi Jawe telah menjadi artis terkenal di Indonesia, banyak orang yang memuji-muji kehebatannya. Semua orang mengidolakannya mulai dari anak-anak,remaja, hingga orang dewasa.

Kriiiiiiiiiing…Kriiiiiiiiiiiing…”

Iya sebentar”. Kata mbok Onah, pembantu Shairi Jawe.

Kriiiiiiiiiing…Kriiiiiiiiiiiing…”

Halo, selamat siang, disini keluarga Non Shairi Jawe, ada yang bisa saya Bantu?”. Sapa mbok Onah di telephone.

Saya Bang Jack mbok, dimana Shairi?”

Ooo…Bang Jack to? Sebentar saya panggilkan Non Shairi”.

Halo Bang ada apa?”. Tanya Shairi.

HP kamu kenapa nggak bisa dihubungi?”. Tanya Bang Jack.

HP saya dikamar Bang”. Jawab Sri.

Besok lusa ada shuting di Bandung, Jangan lupa!”. Kata Bang Jack mengingatkan.

Oke bang, siip…”.Kata Sri.

***

Kamu baca dialognya dulu”. Kata Pak Sutradara.

Pak, inikan settingnya hujan tapi disini ndak mendung bahkan ndak hujan, gimana to ini pak?”. Kata Sri.

“Wiluyo, ini bagaimana settingnya? Apa take-nya mau ditunda?”. Tanya Pak Sutradra pada assistant-nya.

“Jangan ditunda pak, para artis sudah kumpul semua, kita buat setting yang mirip hujan, gimana pak?”. Usul Waluyo.

“kamu urus semua perlengkapannya.” Perintah Pak Sutradara.

“Baik pak”. Kata Waluyo.

***

Beberapa saat kemudian…

“Take 1 and action”. Kata Pak Sutradara.

Byuuuur”

Lho ini gimana to kok hujan kayak gini”. Kata Sri.

Gimana? Gimana?”. Kata seseorang disamping Sri.

A..aahh…mbok ini, saya lagi shuting mbok”.Sambil mengusap air yang membasahinya.

Shuting apa?

Cepetan bangun, mau disiram air lagi to?”.Kata mbok marah.

Yah..ternyata Cuma mimpi”. Kata Sri. Kta Sri datar.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun