Mohon tunggu...
An Nuur Khairune Nisa
An Nuur Khairune Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pariwisata

Saya seorang mahasiswa Pariwisata yang memiliki hobi traveling, menulis, dan mengeksplor hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapkah Rammang-Rammang Menjadi Ekowisata Terbesar dan Terindah di Dunia?

4 Desember 2022   05:21 Diperbarui: 4 Desember 2022   05:55 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan menuju Kampung Karst dengan perahu dari Dermaga Dua  | Dok Pribadi

Kawasan Rammang-rammang yang mengedepankan konservasi dan pemberdayaan masyarakat memang terlihat dari kegiatan masyarakat memperbaiki pedestrian dari kayu yang dibiayai oleh Pemerintah dan masyarakat yang bekerja diberi upah oleh Pemerintah. 

Tujuannya pemberdayaan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian flora dan fauna serta penunjang sarana dan prasarana pariwisata. Kemenparekraf Sandiaga Uno telah meresmikan Desa Salenrang sebagai desa wisata serta mendukung promosi dan berjanji membuat tower BTS agar koneksi internet kuat dan stabil. Manfaatnya Wisatawan dapat menikmati kestabilan internet untuk update sosial media sebagai penunjang promosi Rammang-rammang.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
Rumah warga lokal penuh jemuran  | Dok Pribadi
Rumah warga lokal penuh jemuran  | Dok Pribadi

Dalam sejarahnya, Desa wisata mandiri ini terbentuk akibat penolakan warga terhadap usaha pertambangan marmer. Ekowisata digunakan sebagai alat perjuangan warga merebut tata kelola wilayahnya dari dominasi perusahaan dan Pemerintah. Mata pencaharian utama warga adalah petani padi dan petambak, dengan pariwisata sebagai tambahannya.  

Profesi dalam bidang pariwisata meliputi operator perahu wisata, pengelola wisata, homestay, warung, sewa topi, produksi minuman dari buah nipah dan kegiatan penunjang kegiatan wisata lainnya. Dan kini, Desa Salenrang menjadi desa wisata yang mengimplementasikan prinsip koerservasi dan dapat terlindungi dari aktivitas tambang yang masif.

Minuman buah Nipah  | Dok Pribadi
Minuman buah Nipah  | Dok Pribadi

Wisatawan yang datang, diawali dengan membeli tiket dan menyewa perahu, kemudian berjalan mengikuti aliran air. Di kanan kiri sepanjang aliran air tumbuh pohon nipah. Pohon nipah tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk di produksi menjadi minuman dan buah nya juga dimakan. 

Selain itu, daunnya juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar atap rumah dan caping yang dijual oleh masyarajat lokal. 

Sesampai di desa yang berpenghuni 18 kepala keluarga, 1 rukun tetangga, yaitu Desa Barua. Wisatawan diterima dengan senang hati oleh warga. Menurut hasil wawancara dengan bapak Iwan, pengelola desa wisata ini adalah Pokdarwis dan sebulan sekali menerima pelatihan dari Dinas Pariwisata. 

Namun budaya sadar wisata perlu ditingkatkan karena rumah penduduk masih terlihat banyak jemuran di depan rumah, kamar mandi tidak memadai dan banyak rumah yang mau roboh belum direhabilitasi. Melihat kondisi seperti ini nampaknya perlu perjuangan berat mewujudkan ekowisata yang dapat membuat wisatawan merasa tertarik dan nyaman.

Rammang-rammang menuju desa wisata perlu melalui beberapa tahapan. Tahapan merintis desa wisata meliputi:

  • Adanya komitmen bersama. Pengembangan desa wisata Rammang-rammang sudah  berangkat dari keinginan masyarakat, baik itu pemerintah desa maupun komunitas masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan serta memajukan desa supaya lebih mandiri.
  • Adanya proses partisipasi dalam memetakan potensi dan permasalahan wilayah. Potensi terbesar dalam pengembangan desa wisata adalah kreativitas manusia. Pemetaan potensi melalui musyawarah desa meliputi potensi aspek alam, sejarah, budaya, tradisi, legenda, dongeng, cerita, filosofi, kuliner khas, Hal ini belum terlihat di desa Rammang-rammang karena wisatawan dibiarkan berjalan sendiri dan tidak disediakan pemandu wisata yang dapat menjelaskan berbagai keunikan destinasi wisata disana. Something to see, something to do, something to buy, something to eat belum dikelola dengan baik.
  • Peningkatan kapasitas SDM dan konsultasi sudah dilakukan karena sudah ada pembinaan dari Dinas Pariwisata secara rutin, tetapi hasilnya masih perlu proses agar masyarakat sadar wisata.
  • Kemitraan untuk pemasaran dan pemodalan sudah dilakukan dengan Pemerintah dan CSR Bank Indonesia, CSR Bank Mandiri dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun