Mohon tunggu...
Annita Nurul Rahman
Annita Nurul Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - it will past! chill~

Mahasiswi Semester Akhir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pentingnya Mengetahui Pengaruh Media Sosial terhadap Rasa Insecure dan Kepercayaan Diri Remaja

20 Juni 2021   14:42 Diperbarui: 21 Juni 2021   01:53 3119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa rentan seseorang dalam menguasai fungsi-fungsi dirinya baik secara fisik maupun psikis. 

Pada masa ini, individu berada dalam masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Mereka tengah belajar memikul tanggung jawabnya sendiri. Mereka juga tengah mencari tempat yang tepat bagi dirinya di lingkungan masyarakat.

Remaja yang dimaksud disini, berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), merupakan orang yang berada pada rentan usia 10-24 tahun. 

Remaja dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori yaitu Pra Remaja yaitu usia 11- 14 tahun, Remaja Awal yaitu usia 14-17 tahun, dan Remaja Lanjut yaitu usia 17-21 tahun. 

Ketika seseorang sedang memasuki fase Remaja Awal hingga Remaja Lanjut, perubahan fisik maupun mental akan terjadi sangat pesat dan mencapai puncaknya.

Kepribadian sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Masa remaja adalah saat dimana individu mulai bertindak berdasarkan keputusannya sendiri. 

Namun, tak hanya itu, lingkungan juga dapat menjadi faktor dari penentuan tindakan individu. Lingkungan akan mempengaruhi kepribadian dan perilaku individu. 

Pada usia remaja, individu mulai mempedulikan perkataan orang-orang di sekitar terhadap dirinya, yang baik maupun buruk. Sebab itu, banyak individu remaja yang mulai mengalamai perasaan insecure atau tidak percaya diri akan dirinya sendiri. 

Lingkungan yang dimaksud di sini dapat berupa lingkungan tempat tinggal atau segala tempat individu bersosialisasi. Tempat individu berinteraksi dengan orang tua, keluarga, teman, hingga lingkungan sosial media.

Terlebih, di era kemajuan teknologi ini, tempat individu bersosialiasasi sangat luas, seperti melalui internet atau sosial media. Remaja merupakan kelompok komunitas masyarakat terbesar pengguna sosial media reguler di Indonesia. 

Remaja aktif di sosial media adalah untuk mencari perhatian, meminta pendapat, menumbuhkan citra hingga mencari eksistensi diri. 

Meski media sosial banyak memberi dampak positif, pada masa remaja sosial media dapat menjadi salah satu sumber penyebab timbulnya inkogruensi pada konsep diri individu remaja. 

Inkongruensi terjadi karena adanya jarak atau diskrepansi antara konsep diri yang sebenarnya (real self) dan konsep diri yang ideal (ideal self).

Diri yang ditampilkan di media sosial adalah diri ideal yang berjarak dari diri mereka yang sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menikmati keberadaaan diri yang ideal tersebut walau tidak nyata dengan lebih banyak menghabiskan waktu di media social. 

Hal ini juga menjadi penyebab timbulnya rasa insecure atau perasaan tidak aman, tidak percaya diri yang dialami remaja baik dalam kehidupan bersosial secara nyata maupun di internet (Pamela Felita, dkk, 2016).

Menurut Lauster (dalam Ghufron, 2014: 35) berpendapat bahwa kepercayaan diri yang sangat berlebihan, bukanlah sifat yang positif. Pada umumnya akan menjadikan orang tersebut kurang berhati-hati dan akan berbuat seenaknya sendiri. 

Hal ini menjadi tingkah laku yang menyebabkan konflik dengan orang lain. Media sosial online dapat mempengaruhi kepercayaan diri pengunanya dan juga dapat mempengaruhi perasaan seseorang terutama wanita terhadap penampilannya. 

Menghabiskan waktu dimedia sosial dan memajang foto selfie membuat seseorang akan menurun rasa kepercayaan dirinya terhadap bentuk tubuhnya.

Penggunaan media sosial dapat mempengaruhi kepercayaan diri remaja dan juga menimbulkan banyak permasalahan. 

Penggunaan media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh ketika sedang belajar kemudian ada notifikasi chatting dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar. 

Akan tetapi penggunaan media sosial bila digunakan dengan semestinya akan memberikan pengaruh yang baik untuk remaja.

Rasa insecure tidak hanya tumbuh karena faktor eksternal, tetapi rasa insecure juga tumbuh dari faktor internal seperti kurangnya rasa mencintai diri sendiri juga berpengaruh besar dalam kadar tinggi rendahnya insecure dalam diri kita. 

Rasa mencintai diri sendiri ialah rasa bersyukur atas apa yang kita miliki, karna itu smua adalah sebaik-baiknya pemberian Tuhan kepada kita. 

Kamu harus menata hati agar menerima diri seadanya dan berdamai dengan diri sendiri walaupun tidak sempurna. Dengan belajar mencintai diri sendiri, kita dapat mengetahui lebih jauh potensi yang kita miliki. juga dapat menggali potensi yang selama ini nggak pernah.

Penelitian yang menghubungkan antara kepercayaan diri dan media sosial yang pertama kali dilakukan di University of Strathycely, Ohio University, dan University of lowa melakukan survei atas 881 pelajar di Amerika Serikat (Pikiran Rakyat, 2014). 

Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan hubungan antara waktu yang dihabiskan di media sosial dengan perbandingan negatif mengenai kesan tubuh. 

Pada penelitian yang dilakukan oleh Hafidz Azizan (2016), ditemukan responden yang memiliki kepercayaan diri dengan kategori tinggi sebanyak 48% atau setara dengan 67 responden, kategori sedang sebanyak 52% atau setara dengan 72 responden, dan kategori rendah sebanyak 0% atau setara dengan 0 responden. 

Terdapat responden yang memiliki ketergantungan sosial media dengan kategori tinggi sebanyak 15% atau setara dengan 20 responden, kategori sedang sebanyak 69% atau setara dengan 95 responden, dan kategori rendah sebanyak 16% atau setara dengan 22 responden (Azizan 2016).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh (Irischa: 2021) mengemukakan bahwa yang paling berpengaruh dalam membuat anda kehilangan percaya diri, hasil menyatakan persentase teman paling tinggi dengan persentase sebesar 59,1% atau 65 responden, disusul dengan media sosial dengan persentase sebesar 43,6% atau 48 responden, selanjutnya keluarga dengan persentase sebesar 30,9% atau 34 responden, sisanya ada diri sendiri, pacar, gebetan, dan lain-lain. 

Dapat ditarik kesimpulan bahwa media sosial menempati urutan kedua yang paling berpengaruh dalam membuat seorang remaja kehilangan kepercayaan diri.

Dari berbagai penelitian diatas maka dapat dikatakan bahwa media sosial sangat memberikan pengaruh dalam tinggi atau rendahnya kadar insecure atau kepercayaan diri. 

Terutama pada remaja zaman modern ini, yang mana kecepatan teknologi internet yang sangat cepat. Media sosial dianggap salah satu yang harus dimiliki oleh setiap remaja, oleh karena itu remaja menganggap bahwa media sosial dapat memberika pengaruh terhadap kepercayaan dirinya atau dapat juga menyebabkan rasa insecure dan kehilangan kepercayaan diri. 

Dengan media sosial pula banyak remaja yang membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain yang menyebabkan rasa insecure muncul. Remaja juga sering kali terlalu cemas dengan pandangan atau pendapat orang lain dengan dirinya.

REFERENSI

Azizan, Hafidz. 2016. "Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Ketergantungan Media Sosial Pada Siswa Di SMK Negeri 1 Bantul." 2 E-Journal Bimbingan dan Konseling 6(5): 1--10.

Ghufron, M.N. & Risnawita, R.S. (2014). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

kumparan.com/irischauna

Pamela Felita, Christine Siahaja, dkk. 2016. PEMAKAIAN MEDIA SOSIAL DAN SELFCONCEPT PADA REMAJA. Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA 2016, Vol. 5, No. 1, 30-41 30.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun