Abstrak
Corona virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Pandemi COVID-19 memberikan dampak tidak hanya di dunia namun juga di Indonesia, khususnya di Kabaupaten Langkat. Metode penelitian yang dipilih penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk memahami bagaimana masyarakat dalam menghadapi pendapatan yang menurun sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan di 3 Kecamatan berbeda yang ada di Kabupaten Langkat yaitu Kecamatan Selesai, Kecamatan Hinai, dan Kecamatan Batang Serangan.
 Sumber data pada penelitian ini terdiri dari sumber data primer yaitu berupa hasil wawancara informan terkait dan data skunder dalam penelitian ini yang bersumber dari data-data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pandemi Covid -19 memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perekonomian di Kabupaten Langkat.Â
Dimana laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Langkat mengalami penurunan sebesar 5,93% dari tahun 2019 ke tahun 2020. Banyak masyarakat yang harus melakukan pekerjaan sampingan karena penghasilan dari pekerjaan utama tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan mengandalkan BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang diberikan oleh Pemerintah. Tersedianya media online ternyata juga membantu masyarakat dalam memasarkan barang dagangannya sehingga dapat meningkatkan perekonomiannya.
Keywords: Ekonomi. Kabupaten Langkat, Covid-19
1. Pendahuluan
Corona virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19 .
Tanda dan gejala umum infeksi covid- 19 termasuk gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata adalah 5 - 6 hari dengan masa inkubasi demam, batuk, dan sesak napas. Pada kasus yang parah, covid-19 dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pandemic covid 19 memberikan dampak yang sangat besar bagi dunia, salah satunya di Indonesia.Covid 19 memberikan banyak pengaruh dalam berbagai sektor, salah satu sektor yang berdampak adalah sektor ekonomi. Ekonomi merupakan faktor yang terpenting dalam kehidupan manusia. Kebutuhan ekonomi erat kaitannya dalam kehidupan sehari-sehari. Manusia untuk memenuhi kebutuhannya seperti makan, minun, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain memerlukan suatu ekonomi yang kuat.Â
Negara dituntut untuk megatur kebijakan mengenai perekonomian Indonesia dan dituntut untuk menjamin ekonomi masyarakat Indonesia dikarenakan faktor ekonomi merupak faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Selain ekonomi merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia, faktor ekonomi tersebut juga merupakan faktor pendukung pembangunan Nasional dikarenakan pertumbuhan ekonomi sebuah Negara yang baik dapat meningkatkan sebuah pembangunan Nasional (Hanoatubun,
2020).
Penyebaran covid 19 yang semakin meluas akan memperlama periode jatuhnya perekonomian asia tenggara, termasuk Indonesia (Estro, 2020). Pada triwulan 1-2020, perekonomian Indonesia mengalami perlambatan sebesar 1,01 persen dibandingkan dengan triwulan 4-2019 (BPS, 2020b). Kondisi ini merupakan dampak langsung dari terhentinya kegiatan perekonomian dikarenakan adanya aturan social/physical distancing yang diberlakukan sebagai protokol kesehatan penanggulangan COVID-19. Perlambatan ekonomi tertinggi terjadi pada sector jasa pendidikan (-10,39 persen) dan sektor administrasi pemerintahan (-8,54 persen).
Begitu juga kondisi yang dirasakan di Kabupaten Langkat. Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten di sumatera utara yang mengandalkan pertanian dan sektor pariwisata sebagai roda perekonomian. Dampak ekonomi dirasakan masyarakat yaitu dengan menurunnya pendapatan yangmereka dapatkan saat sebelum covid yang disebabkan oleh adanya social distancing yang menyebabkan orang-orang banyak berkegiatan di dalam rumah sehingga para pedang tidak mendapatkan banyak pembeli seperti sebelum covid melanda.
Dampak dari Pembatasan Sosial Berskala Besar juga berdampak terhadap interaksi antar masyarakat yang berkurang, yang menyebabkan sektor pariwisata banyak kehilangan pengunjungnya. Serta budaya baru yang muncul akibat dari pandemic covid-19 ini yaitu budaya mencuci tangan. Masyarakat menjadi lebih peduli mengenai kebersihan pada diri sendiri dan merawat dirinya lebih dari saat sebelum covid-19 muncul.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipilih penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk
memahami bagaimana masyarakat dalam menghadapi pendapatan yang menurun sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Menurut Polit dan Beck fenomenologi adalah sebuah pendekatan untuk memahami pengalaman hidup seseorang yang bertujuan menjelaskan konsep dan makna mendasar dari suatu fenomena yang dialami seseorang. Lokasi penelitian merupakan daerah atau tempat yang akan dijadikan sebagai sasaran penelitian.
 Penelitian ini dilakukan di 3 Kecamatan berbeda yang ada di Kabupaten Langkat yaitu Kecamatan Selesai, Kecamatan Hinai, dan Kecamatan Batang Serangan. Sumber data pada
penelitian ini terdiri dari sumber data primer yaitu berupa hasil wawancara informan terkait dan data skunder dalam penelitian ini yang bersumber dari data-data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat.
3. Pembahasan
a. Hasil Penelitian
Peneliti mengumpulkan data yang dibutuhkkan dari informan yang telah diwawancarai mengenai dampak pandemic Covid-19 terhadap pendapatan masyarakat di Kabupaten Langkat, terkhususnya di kecamatan Hinai, kecamatan Selesai, dan Kecamatan Batang Serangan. Peneliti bertanya mengenai keadaan ekonomi dari informan pada saat sebelum pandemic Covid-19 dan pada saat pandemi Covid-19.
Menurut Bu Jumiem (66 tahun) yang merupakan pedagang nasi goreng di Kecamatan Hinai
mengalami dampak tersebut dimana Bu Jumiem mendapatkan penghasilan Rp.300.000 -- Rp.500.000 per malam dari hasil dagangannya sebelum Covid-19 melanda. Namun, pada saat Covid-19 melanda kabupaten Langkat, penghasilan Bu Jumiem kurang dari Rp.100.000 per malamnya. Penghasilan yang didapatkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena Bu Jumiem harus menghidupisuaminya yang sakit dan tidak dapat bekerja lagi serta anak dan cucunya yang tidak bekerja.Â
Bu Jumiem melakukan pekerjaan samping yaitu membuat emping melinjo dan mendapatkan upah sebesar Rp.15.000
-- Rp.30.000 per harinya. Upah yang didapat dari membuat emping membantu Bu Jumiem untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Namun setelah masa Covid-19 telah mereda pun, penghasilan yang didapatkan Bu Jumien tidak sama seperti sebelum Covid-19 melanda dimana Bu Jumien hanya mendapatkan penghasilan sebesar Rp.100.000 -- Rp.200.000 per malamnya.
Menurut Bu Ira (33 tahun) yang merupakan pedagang jilbab di Kecamatan Hinai yang juga
mengalami dampak dari Covid-19 dimana Bu Ira mendapatkan penghasilan Rp.100.000 per hari dari daganganyannya sebelum Covid-19 melanda. Namun, pada saat Covid- 19 melanda, Bu Ira hanyamendapatkan penghasilan sebesar Rp.20.000 bahkan tak jarang tidak mendapatkan penghasilan sama sekali. Karena uang yang didapatkan tidak mencukupi, Bu Ira menjual jilbab dagangannya melalui secara online dan menjual donat. Berkat menjual jibab secara online, usaha jilbab Bu Ira mengalami kenaikan dan mendapatkan penghasilan sebesar Rp.50.000 -- Rp.100.000 per harinya dan mendapat penghasilan sebesar Rp.80.000 per harinya dari menjual donat.Â
Berkat kemajuan teknologi digital, memberikan dampak positif bagi Bu Ira yang mendapatkan kemudahan dan keuntungan berkat menjual dagangannya secara online. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya penghasilan Bu Ira pada saat Covid-19 dengan berjualan secara online dan setelah Covid-19 mereda di Kecamatan Hinai, penghasilan Bu Ira meningkat menjadi Rp.100.000 -- Rp.200.000 per harinya.
Menurut Pak Khairul (64 tahun) yang merupakan supir angkot di Kecamatan Hinai, beliau
mendapatkan penghasilan sebesar Rp.150.000 -- Rp.200.000 per minggunya. Pada awal masa Covid-19, Pak Khairul tidak mendapatkan penghasilan selama 3 bulan lebih. Kemudian hanya mendapatkan penghasilan sebesar Rp.20.000 -- Rp.50.000 per minggunya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tak tercukupi selama masa Covid-19, Pak Khairul menjadi supir untuk mengatarkan batu angin dan mendapatkan penghasilan sebesar Rp.100.000 untuk sekali pengantarannya.Â
Hal ini tidak dilakukan setiaphari oleh Pak Khairul. Pak Khairul hanya menjadi supir batu angina hanya jika mendapatkan penggilan untuk mengantar. Pak Khairul juga mendapatkan BLT (Bantuan Langsung Tunai) dari Pemerintah sebesar Rp.600.000 pada bulan penerimaan dan bulan selanjutnya mendapat bantuan sebesar Rp.300.000. Dan bantuang BLT tersebut membantu Pak Khairul dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada saat Covid- 19 telah mereda di Kecamatan Hinai, penghasilan yang didapatkan Pak Khairul tidak sama seperti saat sebelum Covid-19 melanda yang mana Pak Khairul hanya mendapatkan penghasilan sebesar. Rp.100.000 -- Rp.150.000 per minggunya.
Menurut Pak Adi Kusumo (47 tahun) yang merupakan pemilik kedai sampah di Kecamatan Selesai, beliau mendapatkan penghasilan sebesar Rp.3.000.000 per bulannya sebelum Covid-19 melanda. Pada saat Covid-19, Pak Adi hanya mendapatkan penghasilan sebesar Rp.1.500.000 per bulannya. Penghasilan yang didapatkan Pak Adi menurun hingga 50% dari sebelum Covid-19. Menurut Pak Adi, salah satu faktor yang menyebabkan penururnan ini adalah pembeli yang biasanya berbelanja di kedai beliaumengurangi pengeluaran mereka karena keadaan ekonomi yang menurun pada saat Covid-19 melanda dan mereka beralih menanan sayuran dan buah-buahan sendiri untuk membantu memenuhi kebutuhan
hidup.
Menurut Pak Basri (23 tahun) yang merupakan buruh pabrik santan di Kecamatan Selesai tidak terlalu mengalamai dampak pada saat Covid-19 melanda. Penghasilan yang didapatkan sebelum dan saat Covid-19 sama, yaitu sebesar Rp.2.500.000 per bulannya. Namun setelah Covid-19 berakhir, Pak Basri mengalami dampak tersebut dimana penghasilannya menurun menjadi < Rp.2.500.000 dikarenakan produksi santan kelapa yang mulai berkurang karena sulitnya mendapatkan bahan utama dari santan yaitu buah kelapa. Untuk mengatasi hal tersebut, Pak Basri melakukan pekerjaan lain seperti mengambil air nira untuk pembuatan gula merah dan pekerjaan serabutan lain yang bias dilakukan.
Menurut Pak Suprianto (50 tahun) yang merupakan petani dan buruh harian pabrik, beliau
mendapatkan penghasilan sebesar Rp.1.500.000 sebelum Covid-19 melanda. Namun, pada saat Covid-19 melanda, penghasilan Pak Suprianto menurun menjadi
Menurut Pak Supardi (50 tahun) yang merupakan tukang mebel di Kecamatan Batang Serangan, Beliau mendapatkan penghasilan sebesar Rp.15.000.000 per bulan sebelum saat Covid-19 melanda, Namun pada saar saat Covid-19, penghasilan Pak Supardi, menurun drastis dan hanya mendapatkan penghasilan sebesar Rp.1.000.000 per bulannya.Â
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Pak Supardi harus melakukan pekerjaan samping yaitu menjadi pengawas operasional galian C yang mendapatkan penghasilan Rp.50.000 per harinya. Istri Pak Supardi juga membantu dengan berjualan di depan rumah. Pak Supardi juga mengalami kerugian dikarenakan banyaknya mebel yang sudah dibuat namun tidak diambil pembelinya karena acara yang dibatalkan karena pandemi Covid-19.
Menurut Pak Aan (48 tahun) yang merupakan seorang tukang parkir Indomaret di KecamatanBatang Serangan, Beliau mendapatkan penghasilan sebesar Rp.400.000 per bulannya dari menjaga parkiran Indomaret. Namun pada saat Covid-19 melanda, Pak Aan hanya mendapat penghasilan tidak sampai Rp.80.000 per bulannya. Untuk memenuhi kebutuhan yang tak tercukupi dari penghasilan menjadi tukang parkir, Pak Aan bekerja di lading sawit dan mendapatkan penghasilan Rp.800.000 per bulannya.
Data dari BPS Kabupaten Langkat berupa persen pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Langkat dari tahun 2017 - 2022. Â
Wilayah Pertumbuhan Ekonomi Langkat (%)
2017 Â 2018 Â 2019 Â 2020 Â 2021 Â 2022
5,05 Â 5,02 Â 5,07 Â Â -0,86 Â 3,08 Â Â 4,69
b. Pembahasan
Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada keadaan ekonomi di Kabupaten Langkat. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap sejumlah masyarakat di kabupaten Langkat terkhususnya di daerah Kecamatan Hinai, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Batang Serangan merasakan dampak dari Covid-19 terutama di bidang ekonomi.
Setiap daerah memiliki kebijakan pembatasan pergerakan atau aktivitas masyaraka secara berbeda, sesuai kebutuhan dan situasi pandemi di wilayahnya pada waktu tertentu. Suatu kebijakan sangat mungkin diubah karena tidak relevan dengan perkembangan pandemi dari waktu ke waktu. Berdasarkan perkembangan pandemi Covid-19 hingga saat ini, terdapat beberapa tingkat keketatan (stringency)kebijakan pembatasan pergerakan kegiatan masyarakat di berbagai negara dengan istilah yang berbeda-beda, salah satunya lockdown.Â
Lockdown adalah bijakan untuk membatasi pergerakan warga melalui
langkah-langkah dengan berbagai tingkatan, antara lain: anjuran/perintah stay at home, work from home,social distancing, menutup sekolah dan universitas, menutup aktivitas bisnis non-essentials: restoran, bioskop, tempat konser, bar, tempat wisata, kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan pokok dan penanganan kesehatan masih diizinkan (supermarket dan apotek tetap buka), larangan berkumpul dengan jumlah maksimal orang, pengenaan denda atau bahkan ancaman penjara bagi yang melanggar ketentuan
(Dwi Anggi Novianti, 2020).
Banyak kerugian yang ditimbulkan dari pandemi ini yang berdampak pada perekonomian
Indonesia. Setelah mengalami peningkat kasus yang melesat dengan kurun waktu sangat cepat, pemerintah membuat kebijakan dalam mengatasi pandemic covid-19, degan berlakunya PSBB yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2020.Â
Dengan adanya PSBB tersebut semua kegiatan yang biasa dilakukan terpaksa terhenti. Seluruh kegiatan dibidang indutri maupun perkantoran untuk sementara waktu terpaksa berhenti untuk beroperasi. Selain itu, sektor pendidikan, layanan publik, seluruh tempat beribadah, pusat perbelanjaan, rumah makan maupun tempat pariwisata juga mengalami hal yang sama. Sosial atau physical distancing ini membawa pengaruh pada penurunan aktivitas ekonomi secara keseluruhan (Iskandar et al, 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan dan data dari BPS Kabupaten Langkat, peneliti memperoleh informasi bahwasanya pandemi Covid-19 ini memberikan pengaruh besar terhadap keadaan ekonomi di Kabupaten Langkat, terutama di bidang perdagangan, pertanian, dan juga transportasi.Â
Hal ini didukung oleh data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Langkat, dimana laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Langkat mengalami penurunan yang cukup drastis dimana laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Langkat pada tahun 2019 sebesar 5,07%, turun drastis menjadi -0,86% pada tahun 2020. Kabupaten Langkat mengalami penurunan sebesar 5,93% dari tahun 2019 ke
tahun 2020. Hal ini dikarenakan pada tahun 2020 kasus Covid-19 di Kabupaten Langkat meningkat.
Pandemi Covid -19 ini mempengaruhi banyak sektor perekonomian yang mempengaruhi
pendapatan masyarakat. Namun, ada juga beberapa sektor yang tidak terlalu terkena dampak dari pandemi ini. Tetapi, sebagian besar mengalami dampak yang cukup besar. Di masa pandemi berlangsung pendapatan yang dihasilkan masyarakat sangat berkurang, sehingga mereka harus melakukan pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengandalkan BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang diberikan oleh Pemerintah. Di sisi lain, media online ternyata memberikan dampak positif dimana membantu beberapa pedagang dalam memasarkan barang dagangannya.Â
Pada masa pandemic Covid-19, banyak perdagangan yang dilakukan melalui media online karena pada masa Covid -19 beberapa aktivitas secara kontak langsung dibatasi sehingga dengan adanya media sosial memberi peran dalam membantu membatasi kontak langsung, memberi kemudahan dalam perdagangan , hemat waktu dan tempat, serta dapat dilakukan dimana saja.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pandemi Covid -19 memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perekonomian di Kabupaten Langkat. Dimana laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Langkat mengalami penurunan sebesar 5,93% dari tahun 2019 ke tahun 2020. Banyak masyarakat yang harus melakukan pekerjaan sampingan karena penghasilan dari pekerjaan utama tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan mengandalkan BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang diberikan oleh Pemerintah. Tersedianya media online ternyata juga membantu masyarakat dalam memasarkan barang dagangannya sehingga dapat meningkatkan perekonomiannya.
5. Ucapan Terimakasih
Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih, pihak yang telah memberikan Kerjasama yang baik dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka
Akuntansi, J., & Ekonomi, I. (2022). Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ilmu Ekonomi (JASMIEN). 02, 1--6.
Amri, S. (2021). The relationship between level with the online teaching learning process for Napsiah health vocational school students in the covid-19 pandemic stabat--Langkat .... Jurnal Kesehatan Langkat Berseri (JURKESLASER), 1(1), 12--17. https://jurnal.pal.ac.id/index.php/jurkeslaser/article/view/3%0Ahttps://jurnal.pal.ac.id/index.php/jurkeslaser/article/download/3/3
Anung Ahadi Pradana, Casman, N. (2020). Pengaruh Kebijakan Social Distancing pada Wabah COVID-19 terhadap Kelompok Rentan di Indonesia. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI, 9(2), 61--67. https://jurnal.ugm.ac.id/jkki/article/view/55575
Arif, M., & Tania, M. D. (2022). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penurunan Pendapatan
Masyarakat Di Bukit Lawang Menurut Ekonomi Islam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(02),
2043--2048.
Chairani, I. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Gender Di Indonesia. Jurnal
Kependudukan Indonesia, 2902, 39. https://doi.org/10.14203/jki.v0i0.571
Kustiana, S. (2020). Sebuah Buku Tentang Covid-19. Tidar Media
Masrul, Leon A. Abdillah, N. (2020). Social Distancing dan Budaya Kita. Pandemik COVID-19
Persoalan Dan Refleksi, May, 39--47. https://www.researchgate.net/publication/341218892
Putri, R. N. (2020). Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 705. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.1010
Tindangen, M., Engka, D. S. M., & Wauran, P. C. (2020). Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus: Perempuan Pekerja Sawah Di Desa Lemoh Barat Kecamatan Tombariri Timur Kabupaten Minahasa). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 20(03), 79--87.
Yamali, F. R., & Putri, R. N. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 4(2), 384. https://doi.org/10.33087/ekonomis.v4i2.179
Yunianto, D. (2021). Analisis pertumbuhan dan kepadatan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Forum Ekonomi, 23(4), 688--699. https://doi.org/10.30872/jfor.v23i4.10233
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H