Meta-riset memungkinkan peneliti/penulis selain melakukan evaluasi-koreksi atas kemungkinan adanya potensi kesalahan (errors) hasil-hasil studi sebelumnya, juga sangat penting untuk menyusun peta penelitian (roadmap) terkait dengan masalah/topik yang menjadi fokus pemikiran/penelitian. Berdasarkan roadmap ini, peneliti/penulis akan mampu memetakan State of The Art (SoTA). Diskusi tentang meta-analisis dapat dicermati dalam artikel “Meta-Riset: Untold Story Penemuan Ilmiah” (Farisi, 2022).
Dengan demikian, review literatur pada bagian ini seharusnya memberikan peneliti/penulis dan pembaca keyakinan dan kepastian bahwa masalah/topik yang dikaji/diteliti dan hasil/temuan yang akan dicapai merupakan State of The Art (SoTA), “Cutting Edge” atau “Leading Edge”, yaitu berada pada level tertinggi dan terkini yang pernah dicapai dalam kajian keilmuan atau masalah/topik tersebut. Jika hal ini jelas dikemukakan pada bagian latar belakang, akan menegaskan "posisi akademik" temuan penelitian di antara kajian atau temuan penelitian yang sudah ada, dengan kebaruan (novelty/ies) yang ditawarkan atau dijanjikan untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Artikel “Menemukan Kebaruan (Novelty) dalam Penelitian” (Farisi, 2021) mendiskusikan bagaimana menemukan kebaruan tatkala megnidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan dikaji/diteliti.
Review literatur pada bagian tinjauan pustaka berbeda dalam tradisi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam tulisan ini, pembahasan tentang review literatur dimaksudkan untuk tradisi penelitian kuantitatif, dan review literatur untuk tradisi kualitatif dapat dicermati dalam artikel “Kajian Teoretik dalam Penelitian Kualitatif” (Farisi, 2021).
Pada tradisi penelitian kuantitatif, review literatur dimaksudkan untuk membangun argumentasi ilmiah (logis dan rasional) terkait dengan: (1) “ontologi penelitian” atau “body of knowledge” dari masalah/topik yang sedang dikaji/diteliti; (2) membangun konstruksi teoretik (asumsi, hipotesis) sebagai landasan dan kerangka berpikir penulis/peneliti terkait dengan masalah/topik yang dikaji/diteliti sebelum peneliti turun ke lapangan untuk mengumpulkan data dan menguji teori melalui hipotesis-hipotesis yang diajukan.
Review literatur bukan meringkas literatur-literatur dan menjadikan bagian ini sebagai ruang pamer atau etalase pustaka, sitasi, dll. untuk menunjukkan kepiawaian si penulis/peneliti dalam melakukan sitasi dan/atau kepemilikan referensi yang banyak dan melimpah. Review literatur melibatkan serangkaian kegiatan analisis, sintesis, evaluasi, dan berujung pada penciptaan/kreasi (create) ontologi penelitian atau body of knowledge dari masalah/topik yang sedang dikaji/diteliti.
Penting dicatat, bahwa yang direview dan disajikan di bagian ini adalah TEORI beserta unsur-unsur dan atribut-atributnya, seperti fakta, konsep, proposisi, generalisasi yang akan diuji. Diperkaya dengan (BUKAN sekadar) “pendapat” atau “definisi” dari pakar/ahli terkait dengan teori tersebut. Selain itu, upayakan menggunakan sumber rujukan primer (primary sources) baik dari hasil-hasil penelitian seperti jurnal, tesis, disertasi, buku, dan lain sebagainya, dan sejauh mungkin menghindari untuk menggunakan sumber rujukan kedua (secondary sources). Hal ini penting untuk memelihara keaselian (originalitas) pemikiran penulis aseli/pertama, dan untuk menghindari kemungkinan adanya distorsi dalam pemaknaan atau penafsiran yang dilakukan oleh penulis kedua. Penggunaan sumber rujukan primer mutlak dilakukan untuk penelitian setaraf tesis, apalagi disertasi.
Dengan demikian, review literatur pada bagian ini harus memberikan peneliti/penulis dan pembaca gambaran umum dari tubuh pengetahuan yang ada pada masalah/topik yang dikaji/diteliti; dan menempatkannya secara tepat dalam tubuh pengetahuan yang relevan, sekaligus untuk memberikan konteks bagi pembaca. Review literatur yang baik harus dapat memastikan kepada peneliti/penulis dan pembaca bahwa masalah/topik yang dikaji/diteliti sudah tepat secara teoretis dan/atau praktis; serta kerangka teori dan/atau metodologi penelitian yang dipilih adalah tepat.
Ada sejumlah model dan teknik review literatur yang bisa digunakan oleh penulis/peneliti. Menggunakan model struktur temporal formasi konsensus akademik dari Shwed & Bearman (2010), ada tiga model formasi sitasi yang bisa dilakukan oleh penulis, yaitu spiral, cyclical, dan flat. Bahasan tentang hal ini bisa ditelusur di dalam artikel “Plagiarisme dan Model-model Sitasi” (Farisi, 2021).
Pada prinsipnya, ketiga model sitasi tersebut dapat dilakukan dengan teknik: (1) Comparing, dengan cara mencari kesamaan pemikiran konseptual atau temuan/hasil penelitian diantara beberapa literatur yang dirujuk/disitasi, untuk selanjutnya disimpulkan; (2) Contrasting, dengan cara menemukan ketidaksamaan atau perbedaan pemikiran konseptual atau temuan/hasil penelitian diantara beberapa literatur, untuk selanjutnya disimpulkan; (3) Criticizing dan Summarizing, dengan cara menuliskan pendapat sendiri terkait dengan pemikiran konseptual atau temuan/hasil penelitian yang dibaca, dan sirujuk/disitasi; dan (4) Synthesizing, dengan cara mengintegrasikan pemikiran-pemikiran konseptual atau temuan/hasil penelitian tersebut menjadi sebuah ide, pemikiran konseptual baru (https://repository.unikom.ac.id/).