Mohon tunggu...
Mohammad Imam Farisi
Mohammad Imam Farisi Mohon Tunggu... Dosen - Pendidikan IPS

FKIP Universitas Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penelitian sebagai Episentrum Tridarma Perguruan Tinggi

14 Desember 2021   09:08 Diperbarui: 14 Desember 2021   09:13 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Penelitian dan Pendidikan-Pengajaran

Menjadikan darma penelitian (fungsi pengembangan) sebagai episentrum tridarma PT, pada gilirannya akan berdampak sistemik terhadap perubahan paradigma pendidikan dan pengajaran. Secara paradigmatik, pendidikan dan pengajaran tidak lagi dimaknai sebagai aktivitas pewarisan (inheritance) khasanah ilmu pengetahuan (fakta, konsep, generalisasi, teori, hukum, dalil, dll.), termasuk nilai-nilai dan sikap-sikap keilmuan. 

Pendidikan dan pengajaran juga harus dimaknai sebagai "diseminasi" unsur-unsur substantif dan sintaktik dari proses dan hasil penelitian/uji ilmiah mutakhir (justifikasi, verifikasi, falsifikasi, dll.), terkait dengan khasanah ilmu pengetahuan yang ada.

Dengan pemaknaan seperti itu, maka selama proses pendidikan dan pengajaran berlangsung di PT, para ilmuwan/akademisi (calon, junior,  senior) sudah benar-benar dikenalkan dan diberi pengertian tentang: 1) state of the art bidang keilmuan masing-masing; 2) masalah atau enigma keilmuan yang merupakan zona-zona penelitian yang perlu dieksplorasi lebih jauh; dan 3) hal-hal baru atau "kebaruan" (novelty/novelties) baik yang terkait dengan unsur-unsur substantif (konten) dan sintaktik (metodologis) bidang keilmuan, yang belakangan ini menjadi jargon baru dalam kehidupan akademik PT. Jika hal tersebut bisa diimplementasikan, maka persoalan kronis yang selalu dihadapi oleh mahasiswa program sarjana maupun pascasarjana terkait ketiga hal tersebut secara sistemik dan berjenjang bisa diantisipasi.

Dengan paradigma baru ini pula, pendidikan dan pengajaran tidak hanya merupakan sebuah aktivitas transfer khasanah ilmu pengetahuan yang 'ada' (itu-itu saja). Terpenting, bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan aktivitas interaksi, komunikasi, dan transaksi khasanah keilmuan 'baru' atau mengandung 'kebaruan', sebagai luaran (output) dari aktivitas penelitian yang dipublikasikan di dalam berkala ilmiah nasional maupun internasional.

Selain itu, menjadikan penelitian sebagai basis pendidikan dan pengajaran, juga akan memungkinkan terciptanya berbagai perangkat pembelajaran (Kurikulum, Rencana Pembelajaran, Asesmen dan Evaluasi, Model Pembelajaran, Media Pembelajaran, Buku Ajar, Buku Paket, dll.) yang bisa dipertanggungjawabkan, karena dihasilkan dari projek-projek penelitian yang memenuhi standar, dan berkualitas.

Penelitian dan Abdimas

Penelitian (fungsi pengembangan) sebagai episentrum tridarma PT, juga akan berdampak sistemik terhadap perubahan paradigma abdimas. Secara paradigmatik, abdimas tidak lagi dimaknai sebagai aktivitas "penebusan dosa". Sebuah abdimas yang dilakukan untuk menghilangkan stigma PT sebagai "menara gading" (ivory tower), atas dasar jargon "PT adalah agent of change," dengan model pengabdian berupa infusi ilmu pengetahuan dan teknologi dari luar.

Berbagai pengalaman dan kasus projek-projek abdimas PT memberikan fakta bahwa seringkali suatu teknologi yang kerap diklaim sebagai "teknologi tepat guna" yang diperkenalkan/difasilitasi kepada masyarakat berujung pada ketidakberhasilan dalam mengubah/memperbaiki kehidupan masyarakat. Studi Goeritno, et al. (2003) mengidentifikasi sejumlah faktor penyebabnya: 1) ketidaksiapan masyarakat, 2) pola pikir masyarakat yang sulit berubah, 3) fasilitasi yang tidak sepenuh hati, 4) pembinaan yang tidak berkesinambungan, 5) Program abdimas kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna, dan 6) abdimas yang terlalu syarat masalah dan prosedur administrasi. Dengan kata lain, fakta ini menjelaskan bahwa praktik abdimas selama ini---setidaknya hingga dasawarsa pertama tahun 200an---belum dikembangkan atas dasar konsep dan model pemberdayaan masyarakat dari dalam yang lebih kontekstual dengan kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia.

Di dalam UU no. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi (Dikti) tegas menyatakan bahwa pengabdian kepada masyarakat (abdimas) dilaksanakan "berbasis penalaran dan karya penelitian" (pasal 5d). Kaitan timbal-balik antara abdimas dan penelitian semakin penting, karena komitmen PT (dan pemerintah) yang semakin besar untuk turut serta secara aktif dalam menerapkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni terutama dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat dan memajukan kesejahteraan bangsa.

Bahkan, mulai tahun 2013 Kemristekdikti (sekarang Kemdikbudristek) melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) telah melakukan transformasi seluruh proses pelaksanaan dan data penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ke dalam satu sistem pengelolaan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang disebut dengan Sistem Informasi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Simlitabmas). Dengan sistem ini, diharapkan akan mampu menjamin pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang teritegrasi, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun