Mohon tunggu...
Annis Naim
Annis Naim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Difafriends, Les Privat Jogja, Magister Pendidikan Luar Biasa UNY

Konsen Pendidikan Khusus dan Pendidikan Inklusi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dukungan bagi Anak Berkesulitan Belajar

29 Maret 2023   20:03 Diperbarui: 29 Maret 2023   20:16 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini banyak sekolah yang menggunakan berbagai macam metode dalam pembelajaran, yang tujuannya tidak lain adalah membuat belajar efektif bagi siswa serta memudahkan siswa dalam memahami. Terlepas dari kemajuan tersebut, dalam setiap kelas akan selalu ada beberapa siswa yang perlu mengeluarkan energi lebih untuk mengikuti ritme belajar siswa yang lain. Banyak anak yang tidak mampu mengikuti pembelajaran dan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban sekolahnya dianggap sebagai anak malas, tidak cukup pintar, nakal, dan lain sebagainya.

Anak-anak ini seringkali tidak menyadari bahwa mereka memiliki ketidakmampuan tertentu yang menghambat mereka dalam belajar dan berprestasi. tidak jarang mereka mempertanyakan diri dan seberapa pintar mereka. Mereka akan menjadi tidak percaya diri bahkan kecewa dengan dirinya sendiri karena ketidakmampuan mereka dalam berprestasi, belum lagi tekanan dari lingkungan missal teman-teman sekelas yang sering menertawakan, bahkan tekanan dari orang dewasa sekitarnya yang juga belum memahami permasalahan yang sesungguhnya. 

Hal ini dalam menimbulkan trauma pada anak, hal semacam ini juga akan memberikan dampak serius selama perkembangan kepribadiannya, bahkan akan berdampak negative pada seluruh kehidupan mereka selanjutnya.

Anak-anak dengan kesulitan belajar perlu dukungan dari orangtua dan pendidik. Setiap anak memiliki karakter, kelebihan, kekurangan, dan kebaikannya masing-masing. Terkadang bagi anak-anak yang jelas terlihat memiliki hambatan seperti low vision, hard hearing, dan lain lain akan mudah dikenali dan menetapkan program untuk mereka. Sulit ketika terjadi pada hambatan yang tidak terlihat secara fisik, seperti disleksia, disgrafia, bahkan ADHD.

Saat lingkungan sekitarnya tidak memiliki pengetahuan dalam hal tersebut maka anak-anak ini hanya terlihat berbeda. Kasus seperti itu seringkali semakin menyulitkan anak-anak ini. Mengenali, memahami, dan memberikan penanganan yang tepat pada anak berkesulitan belajar bukanlah hal mudah, namun demikian ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai dukungan secara umum dengan anak.

Pertama, jalin hubungan dengan anak. Cobalah untuk menjelaskan kepada mereka apa yang mereka alami sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini tidak akan dapat terjadi dan tidak dapat dipahami anak jika tidak dibangun hubungan yang tulus antara pendidik/ orangtua ke anak. Penjelasan detail tentu dengan Bahasa yang disesuaikan usia anak adalah hal yang sangat penting. Berikan pemahaman bahwa ketidakmampuan belajar bukanlah masalah yang membuat mereka menjadi individu yang tersisihkan. 

Mereka hanya memerlukan cara belajar yang sedikit berbeda. Jika ini dilakukan dengan benar maka akan menjadi fondasi awal kepercayaan diri anak dalam belajar. Orangtua dan pendidik harus mampu berkolaborasi, sehingga pemahaman anak tidak akan berat sebelah dan justru akan menimbulkan kebingungan baru bagi mereka.

Kedua, fokus usaha bukan hasil. Butuh proses yang cukup panjang dalam penanganan anak dengan kesulitan belajar. Ketika treatment diorientasikan pada hasil, maka anak akan mengalami stress, mudah kehilangan motivasi dan tentunya kecewa. Padahal mengingat kondisi anak, dalam proses belajarnya tidak akan selalu mencapai nilai yang tinggi, belum lagi mereka juga rentan akan membandingkan dengan hasil anak lain. Mereka perlu dipahamkan terkait konsep usaha sebagai investasi belajar mereka, yang jika konsisten dilakukan akan mencapai hasil yang diinginkan.

Ketiga, fokus pada kekuatan anak bukan kelemahan. Banyak ungkapan yang mengatakan bahwa tidak ada anak yang bodoh, hanya metode belajarlah yang kurang tepat. Artinya setiap anak memiliki cara sendiri untuk belajar sesuai dengan kekuatan anak. Albert Einstein juga pernah mengatakan, "Semua orang jenius. Tetapi jika anda menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon, seumur hidupnya ia akan percaya bahwa ia bodoh". Fokus pada kekuatan bukan berarti tidak memperlajari ketidakmampuan pada anak. 

Kekuatan anak sebagai solusi dan dikembangkan untuk menciptakan keterampilan yang memungkinkan anak menonjol di antara teman-temannya. Sebagai contoh pada anak disleksia, ternyata dia memiliki kemampuan lebih dalam melukis. Maka selain tetap melakukan penanganan dalam disleksia, anak juga diberikan keterampilan lebih dalam mengembangkan kemampuan melukisnya. Lagipula saat ini keterampilan spesifik adalah hal yang dibutuhkan di masa-masa anak dewasa.

Keempat, memelihara keingintahuan intelektual anak. Anak-anak selalu memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, mereka belajar dengan cara ini. Seiring bertambahnya usia anak, banyak yang menghadapi tanggapan keras dan negatif dari orangtua, guru maupun orang dewasa lain di sekitarnya. Hal ini akan membuat rasa ingin tahu mereka tertahan. Bagi anak dengan kesulitan belajar, rasa ingin tahu ini dapat dijadikan faktor penting dalam menjaga semangat dan kesinambungan dalam belajar mereka. Selain itu melalui keingintahuan anak akan ditemukan solusi kreatif sebagai alternatif dalam penyelesaian masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun