Mohon tunggu...
Annisa Yuni R
Annisa Yuni R Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru IPA yang memiliki semangat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kecintaan peserta didik terhadap sains.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Profil Pelajar Pancasila Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi di SMPN 1 Kramat

12 Maret 2024   11:29 Diperbarui: 12 Maret 2024   11:34 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan karakter merupakan bagian integral dari sistem pendidikan di Indonesia. Di tengah arus globalisasi dan berbagai tantangan yang dihadapi bangsa, generasi muda perlu dibekali dengan karakter yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Salah satu fondasi penting dalam pendidikan karakter adalah Profil Pelajar Pancasila (P3). Profil Pelajar Pancasila hadir sebagai panduan dan fondasi dalam membangun karakter generasi muda yang sesuai dengan cita-cita bangsa. Profil ini menitikberatkan pada pengembangan karakter dan kecakapan hidup yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila adalah Pembelajaran Berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mendukung peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik tersebut (Fitriyah & Bisri, 2023). Terdapat empat aspek pembelajaran berdiferensiasi yaitu diferensiasi konten, proses, produk dan lingkungan belajar. Menurut Yani & Susanti (2023) pembelajaran berdiferensiasi dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat belajar secara efisien dan alami berdasarkan kebutuhan peserta didik dengan guru yang mampu menentukan metode dan pendekatan yang tepat.

Pada awal pembelajaran IPA di Kelas 7B SMPN 1 Kramat guru akan meminta peserta didik untuk berdo'a terlebih dahulu. Hal ini untuk membiasakan menumbuhkan P3 beriman, betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Kemudian guru melakukan asesmen diagnostik. Dalam hal ini karena guru akan mengelompokan peserta didik berdasarkan gaya belajar, maka asesmen diagnostik non-kognitif yang digunakan adalah angket gaya belajar. Setelah keluar hasilnya, peserta didik di kelompokan ke dalam kelompok sesuai gaya belajarnya. Hal ini melatih peserta didik P3 berkebhinekaan global karena peserta didik harus dan mau berkelompok dengan siapa saja dan tidak membeda-bedakan dalam berteman. Dalam kegiatan inti penerapan diferensiasi menggunakan diferensiasi konten, proses, produk dan lingkungan belajar.

Pada dierensiasi konten, guru menyediakan buku teks dan video untuk memfasilitasi peserta didik belajar. Guru juga menyediakan lingkungan belajar yang berbeda, peserta didik dapat berdiskusi mengamati alam sekitar di taman depan kelas atau di dalam kelas sesuai kebutuhan peserta didik. P3 yang muncul dari kegiatan ini yaitu gotong royong dan bernalar kritis. Peserta didik bergotong royong atau bekerjasama untuk mengamati dan mendiskusikan hasil pengamatan untuk dianalisis datanya. Saat analisis data inilah yang membuat peserta didik dilatih untuk bernalar kritis dengan menjawab beberapa pertanyaan pemantik sebagai panduan analisis data.

 

Diferensiasi Lingkungan Belajar Menumbuhkan Gotong Royong dan Bernalar Kritis (Dokpri)
Diferensiasi Lingkungan Belajar Menumbuhkan Gotong Royong dan Bernalar Kritis (Dokpri)

Setelah selesai menganalisis data hasil pengamatan, guru membimbing peserta didik untuk melakukan diferensiasi proses dan produk. Kelompok visual membuat produk gambar tentang lingkungan, kelompok audio membuat lagu terkait komponen penyusun lingkungan dan kelompok kinestetik membuat peta konsep terkait komponen penyusun lingkungan. Selama pembuatan produk tersebut peserta didik melatih P3 kreatif. Peserta didik berkreasi sesuai kreativitasnya masing-masing, sehingga dalam produk akhirnya masing-masing kelompok peserta didik tidak sama. Pada akhir pembelajaran dilakukan refleksi dan asesmen formatif menggunakan quizizz paper mode untuk melatih P3 kemandirian peserta didik dalam mengerjakan asesmen formatif.

 

Salah satu produk kreatifitas kelompok kinestetik (Dokpri)
Salah satu produk kreatifitas kelompok kinestetik (Dokpri)

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk memenuhi kebutuhan belajar individu peserta didik. Dengan menerapkan berdiferensiasi, guru dapat membantu peserta didik untuk mencapai potensi belajar mereka dan mengembangkan karakter yang selaras dengan profil pelajar Pancasila. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang konsisten dan menyeluruh dapat membantu memperkuat Profil Pelajar Pancasila dan mewujudkan cita-cita bangsa.

Referensi :

Fitriyah, F., & Bisri, M. (2023). Pembelajaran Berdiferensiasi Berdasarkan Keragaman Dan Keunikan Peserta didik Sekolah Dasar. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 9(2), 67--73. https://doi.org/10.26740/jrpd.v9n2.p67-73

Yani, D. R., & Susanti, R. (2023). Keberagaman Peserta Didik Dalam Pemenuhan Target Kurikulum Melalui Pembelajaran Berdferensiasi. Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 2(1), 13--24.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun