Beserta menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 3,5 persen, sedangkan suku bunga lending facility naik sebesar 50 bps menjadi 5 persen.Â
Adanya kenaikan suku bunga ini menjadi respon dari inflasi dunia yang memanas. Melansir dari Antara Bank Dunia telah memperingatkan pada Kamis (15/9/2022) bahwa dunia sedang bergerak menuju resesi global pada 2023. Ini di buktikan dengan bank-bank sentral di seluruh dunia yang telah menaikkan suku bunga yang juga akan berlanjut hingga tahun depan.Â
- Krisis Pangan dan Energi
Penyebab resesi di Indonesia tahun 2023 juga di prediksi karena terjadinya krisis pangan dan energi yang di picu terlebih dahulu di negara-negara maju. Krisis pangan dan energi akan menjadi penyebab resesi di Indonesia karena kegiatan ekspor-impor pasti akan dibatasi.Â
Presiden Joko Widodo dalam sambutan Pembukaan Dies Natalis ke-59 Institut Pertanian Bogor (IPB) secara virtual pada Kamis (1/9/2022), mengungkap krisis kemanusiaan benar ada di depan mata, sebanyak 345 juta penduduk dunia di 82 negara mengalami kerawanan pangan yang sangat serius.Â
Jokowi menyampaikan kenaikan indeks harga pangan global sudah mencapai rekor tertinggi, begitu pula biaya logistik di jalur laut melonjak tiga kali lipat. Krisis pangan yang menjadi penyebab resesi ini dipengaruhi perubahan iklim dan dinamika geopolitik global seperti konflik Rusia dan Ukraina.
Meski demikian, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tren sektor pangan di Indonesia masih berada di posisi aman. Akan tetapi, tidak untuk krisis energi seperti BBM karena Indonesia masih impor. Kondisi kenaikan harga BBM dan LPG non subsidi di Indonesia tak bisa dihindari karena imbas dari tingginya harga minyak mentah dunia yang sudah melebihi US$ 100 per barel akibat perang Rusia dan Ukraina. Kondisinya cukup berbeda dengan energi listrik, karena sejatinya Indonesia masih mengandalkan PLTU dengan batu bara.
Ada lima negara (Belanda, Jerman, Austria, Denmark, dan Swedia) yang mulai mengalihkan kebutuhan gas untuk pembangkit listrik ke batu bara dengan mengaktifkan kembali PLTU. Hal ini dilakukan karena banyak negara sudah membatasi impor dan mengamankan pasokan energi masing-masing.
- Ketidakpastian Pasar dan Utang
Prediksi penyebab resesi di Indonesia 2023 selanjutnya adalah adanya ketidakpastian pasar dan utang yang menghantui baik dari pengusaha, negara, atau pribadi.Â
Selain ketidakpastian pasar, risiko penyebab resesi di Indonesia juga dipengaruhi oleh utang, ini bermula dari ketidakpastiaan keadaan seperti Pandemi COVID-19. Lalu, tak hanya dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga, melainkan dipengaruhi pula oleh sulitnya pemulihan ekonomi global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pembukaan Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting G20, Nusa Dua, Bali pada Jumat (15/7/2022), mengungkap sudah ada banyak negara berpenghasilan rendah berada dalam kondisi sulit karena utang. Kemudian, negara berkembang lainnya memiliki potensi tak mampu membayar utangnya tahun depan. Tercatat, Bank Dunia baru-baru ini menerbitkan laporan Statistik Utang Internasional. Tercatat Indonesia masuk dalam daftar 10 negara teratas dengan utang terbesar dalam kategori negara-negara berpendapatan kecil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI