Menurut Biro Riset Ekonomi Nasional resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian, berlangsung lebih dari beberapa bulan. Penurunan ini terlihat dari PDB riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir eceran.
Otoritas Jaksa Keuangan (OJK) dalam keterangan resminya menjelaskan resesi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negative, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negative selama dua kuartal berturut-turut. ((OJK), n.d.).
Menteri Keuangan sri Mulyani telah menyatakan resesi global sudah pasti terjadi pada tahun depan, yakni tahun 2023. Potensi Indonesia mengalami resesi sekitar 3 persen dan menjadi satu dari 15 negara yang berpotensi mengalami resesi di 2023. Presiden Joko Widodo pun mengungkap hal demikian. Jokowi menyatakan tahun 2023 telah di prediksi menjadi tahun gelap pengaruh dari krisis ekonomi, pangan, hingga energi. Indonesia menjadi negara yang pasti tedampak resesi.
Dampak dari pandemi covid-19 telah mengubah secara signifikan kebiasaan masyarakat sehingga aktivitas sosial masyarakat di batasi (social distancing). Imbasnya aktivitas ekonomi mulai terganggu dan berakibat pada pelemahan daya beli serta perlambatan ekonomi. Dampak dari resesi yaitu :
- Perlambatan ekonomi akan membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sering terjadi bahkan beberapa perusahaan mungkin menutup dan tidak lagi beroperasi.
- Kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan sehingga investor cenderung mendapatkan dananya pada bentuk investasi yang aman.
- Ekonomi yang semakin sulit pasti berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu
Berikut adalah penyebab resesi di Indonesia pada tahun 2023 :
- Pengaruh Keadaan Ekonomi Global
Prediksi penyebab resesi di Indonesia tahun 2023 adalah pengaruh keasaan ekonomi global yang memburuk. Indonesia paling beresiko mengalami dampak resesi parah karena masuk kategori negara berkembang. Resesi 2023 di prediksi akan lebih parah dari pada krisis yang sempa) terjadi pada 2007-2009. Prediksi resesi ini di rilis secara resmi oleh Un Conference on Trade and Development (UNCTAD). Bahwa, semua kawasan di dunia akan terdampak, terutama negara-negara berkembang.
"UNCTAD memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat 2,5 persen di 2022 dan jatuh ke 2,2 persen di 2023", mengutip dari laporan resmi UNCTAD pada rabu (5/10/2022). Data UNCTAD pun merilis data, Indonesia akan menjadi negara pada tingkat kedua di negara G20, yang paling rugi dalam hal kehilangan potensi ekonomi. Ini memperkuat dugaan Indonesia harus bersiap mengalami resesi 2023.
- Â Kenaikan Suku Bunga Bank
Kenaikan suku bunga bank di prediksi bisa menjadi penyebab resesi di Indonesia 2023 mendatang. Pemicu utamanya kenaikan suku bunga bank secara global.Â
OJK dalam keterangan tertulisnya menjelaskan suku bunga bank adalah harga yang di bayar oleh bank kepada nasabah dan sebaliknya.Â
Ada bunga simpanan dan bunga pinjaman. Kenaikan suku bunga bank sentral semakin terlihat nyata, di mulai dari bank sentral Amerika Serikat, The Fed mulai September 2022.Â
Kemudian Bank Indonesia (BI) turut menaikkan suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen.