"Aku tahu itu. Tapi kadang-kadang, seorang ibu juga butuh dukungan. Septi sangat beruntung memiliki ibu sepertimu, dan aku ingin berada di samping kalian, menjadi bagian dari hidup kalian."
Perlahan, Sinta mulai membuka hatinya untuk Sultan. Ia merasa ada seseorang yang bisa diandalkan selain dirinya sendiri, seseorang yang bisa membantunya menjalani hidup yang penuh tantangan ini. Tidak lagi merasa harus menghadapi segalanya seorang diri, Sinta pun mulai merasa lebih ringan, lebih penuh harapan.
Hari demi hari, hubungan mereka semakin dekat. Sultan tidak hanya menunjukkan perhatian pada Sinta, tetapi juga pada Septi. Ia tahu betul bagaimana cara mendekati anak kecil, membuat Septi merasa dihargai dan dicintai. Ia bukan hanya datang sebagai pria yang mengagumi Sinta, tetapi juga sebagai sosok ayah yang bisa memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus.
Dalam beberapa bulan, Sinta merasa hidupnya berubah. Mereka mulai menghabiskan waktu bersama, pergi ke taman, makan malam, dan bahkan liburan keluarga kecil mereka. Sinta tidak pernah membayangkan akan ada pria yang mau menerima dan mencintai dirinya dan anaknya seperti Sultan. Setiap kali ia melihat Septi tertawa bahagia bersama Sultan, hatinya terasa hangat. Ternyata, kebahagiaan itu bukan hanya milik pasangan yang utuh, tetapi juga bagi mereka yang berani berjuang meski sendiri.
Suatu hari, Sultan melamar Sinta. "Aku ingin menjadikanmu ratu, Sinta. Aku ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu, untuk Septi. Aku ingin kamu berhenti merasa bahwa kebahagiaan itu hanya untuk mereka yang lengkap. Kamu dan Septi sudah cukup lengkap bagi aku."
Dengan air mata di matanya, Sinta menerima lamaran itu. Ia tahu, meski hidupnya penuh liku dan rintangan, ia telah menemukan pelangi yang indah setelah hujan deras. Sultan tidak hanya datang sebagai pasangan hidup, tetapi juga sebagai teman sejati yang mau menerima dan membimbing mereka dengan penuh kasih.
Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan perpisahan bukan akhir dari segalanya. Seorang ibu yang berjuang keras untuk anaknya bukanlah tanda kelemahan, tetapi kekuatan yang luar biasa. Terkadang, kebahagiaan datang dari tempat yang tidak terduga, dan seseorang yang bisa menghargai perjuanganmu adalah hadiah terbaik yang bisa datang dalam hidup. Jangan takut membuka hati, karena cinta dan dukungan sejati bisa mengubah hidup kita menjadi lebih indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H