Mohon tunggu...
Annisa Wally
Annisa Wally Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Jangan sampai ada atau tidak adanya dirimu sama saja. Membaca untuk berbagi. Menulis untuk dikenang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Alasan Mengapa Kamu Perlu Menata Kembali Niat untuk Menikah

11 Juli 2020   21:06 Diperbarui: 11 Juli 2020   21:03 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh TranStudios Photography & Video dari Pexels

Apa niat nikahmu ?

Sebenarnya sudah berapa kali saya membahas ini dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya. Nah, hanya memang jika kita membahas tentang pernikahan maka cakupannya akan benar-benar luas.

Apalagi pernikahan memang bukan urusan yang gampang untuk dijalani. Masa sih ?

Jelas iya, karena dalam pernikahan seseorang bisa menjadi pasangan seumur hidup atau malah jadi pasangan orang lain lagi.

Pernikahan adalah suatu yang sakral untuk dijalani, adanya dua ikatan insan manusia untuk memadu asmara, mengikat kepercayaan, cinta dan rasa sayang. Jika salah satunya terputus maka siap-siap saja terguncang.

Pernikahan konsekuensinya apa hayoo?? Yups betul sekali, pernikahan akan bergandeng dengan perceraian. Intinya setiap jejak kehidupan kita akan ada saja masalah atau ujian yang harus kita jalani. Berhasil atau tidaknya yah kembali kepada keputusan masing-masing pribadi.

Lantas, kesalahan apa sih yang tanpa sadar nih salah dalam niat kita untuk menikah ?

Berikut 3 kesalahan umum dalam niat menikah :

Pertama, Gengsi

Pernah dengar curhatan teman, atau orang-orang terdekat saat bahas pernikahan?

Apa yang mereka katakan atau omongkan terlebih dahulu?

Yups, terkadang nih kita pengen banget nikah hanya gara-gara orang dekat kita misalnya temen-temen udah pada nikah semua. Apalagi kamu sampai beranggapan:

"semua dah nikah, saya kok belum nikah-nikah".

Niat nikah yang sebenarnya timbul dari dalam dirimu sendiri, bukan dari pandangan kamu ke orang lain. Apalagi pengetahuan kamu masih dibawah rata-rata soal gimana tanggungjawab kamu sebagai suami atau istri.

Ingatlah semua orang tentu pengen nikah. Hanya saja pernikahan bukan ajang kejar-kejaran. Bukan balapan yang berhadiah siapa cepat dia dapat. 

Jangan sampai kita merusak niat baik kita menikah dengan pandangan merasa gengsi karena yang lain sudah pada nikah.

Kedua, Pengen lebih

Pernah dengar orang terdekat atau siapa saja ngomong:

" ah, saya lebih laku duluan dari pada dia"

"dia sudah punya calon loh, kamu mana ?"

Pengen lebih disini maksudnya kamu ingin membuktikan bahwa kamu bisa mendahulukan orang-orang yang disekitarmu tuk nikah duluan. Mau buktikan kamu sudah laku duluan.

Ingatlah pikiran kamu sangat pendek jika hanya sebatas itu. Niat menikah butuh sebuah pertimbangan yang nyata bukan sebatas rencana dan angan-angan semata. Saat mengambil keputusan tentang kesiapan diri itupun harus perlu keyakinan hati. Uduududuududu ..

Ketiga, Terpengaruh omongan orang

Secara pribadi saya pernah mengalami ini, omongan-omongan orang yang kian kemari datang membuat diri juga merasa terganggu.

Apalagi kalau mereka dah nyindir-nyindir kek ini:

"sudah waktunya nikah, umur juga sudah tua, masa belum  nikah-nikah sih".

Sakit juga sih didengarkan yah tapi bagaimana lagi mungkin salah satu ujian dalam kesabaran kali yak. Ehehheheh

Sebisa mungkin niat nikah kamu jangan sampai karena omongan orang lain. Mereka yang selalu bertanya dan nyindir kamu tidak mungkin bisa membantu masalah-masalahmu dalam berumah tangga nanti.

So, jalani kehidupan sebisa mungkin dengan baik yah. Atur dan tata kembali setiap niat-niat tentang pernikahan kita karena lillah.

Saling mengingatkan satu sama lain. InsyaAllah semoga Allah memudahkan langkah kita semua dalam niat dan kesiapan kita untuk menikah. Aamiin

Semoga tulisan kali ini bermanfaat , salam..

Wallahu a'lam..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun