Apakah sobat sekalian sudah pernah membaca kisah antara Asiyah dan Fir'aun?
Bagi yang belum yuk kita baca dan ambil hikmahnya, bagi yang sudah ngapapa baca lagi sembari jadikan pengingat diri agar menjadi pasangan yang selalu sabar yah.
Kesabaran Asiyah binti Muzahim
Sebagaimana yang kita ketahui bersama. Asiyah adalah seorang istri dari raja yang terkenal kekafirannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Tentu kita semua tak bisa membayangkan bagaimana jika kita yang mengalami hal itu, mampukah?
Fir'aun adalah raja yang terkenal kejam, begis dan sangat durhaka. Tega membunuh bayi-bayi laki-laki yang baru dilahirkan juga mengaku diri sebagai Tuhan. Saat masa inilah Nabi Musa diutus agar memberikan peringatan kepada Fir'aun agar ia bisa tersadar dan kembali ke jalan yang benar.Â
Namun, sayangnya Fir'aun sampai akhir hanyatnya lebih memilih tetap menjadi kafir.
Asiyah sosok istri yang sangat penyabar menjadi pasangan Fir'aun. Asiyah menjadi salah satu wanita penghuni surga sebab ia mendapat hidayah setelah diutusnya Nabi Musa. Tak tanggung-tanggung ketika keimanannya diuji dengan kekerasan dan siksaan yang datang silih berganti dari Fir'aun sebab mengetahui keimanan istrinya itu. Keimanannya tetap  dijaga meski nyawa menjadi taruhannya.
Dalam keadaan menanggung siksa dari suaminya itu, Asiyah terus berdoa dimana doanya diabadikan dalam Al-Qur'an :
Dan Allh membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, isteri Fir'aun, ketika ia berkata:
"Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah Aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah Aku dari kaum yang zhalim". [At-Tahrm/66:11]
Dari Ibnu Jarir rahimahullah, "Fir'aun mengirim utusan kepada Asiyah dan mengatakan, 'Carilah batu yang paling besar, bila dia masih tetap dalam keimanannya maka timpakanlah batu itu kepadanya, namun jika dia menarik kembali perkataannya, dia tetap istriku. Ketika para utusan itu datang, Asiyah mengangkat pandangannya ke langit dan melihat rumahnya di surga maka dia tetap dalam keimanannya lalu nyawanya dicabut. Para utusan itu menimpakan batu besar tadi ke jasad yang sudah tidak ada ruhnya."