Jadi, adakah yang lebih tabah dari seorang Asiyah, yang rela dihukum oleh suaminya demi membuktikan cintanya kepada Allah, dan mengagungkan nama Tuhannya?
Mari kita jadikan kesabaran beliau sebagai salah satu teladan kita sebagai perempuan yang hidup dizaman ini.
Kita bisa belajar untuk sabar menghadapi suami ketika marah, sabar dalam menjalankan segala perintah, dan sabar dalam ketaatan kepada Tuhannya.
Sudah seharusnya sebagai wanita kita memang harus taat pada suami untuk hal-hal yang baik, namun tidak untuk hal-hal yang Allah murkai.
Dari kisah itu kita bisa belajar banyak hal tentang makna rumah tangga. Bahwa di dalamnya butuh banyak kesabaran untuk menghadapi seorang laki-laki. Bahwa tidak selamanya pasangan suami istri akan sehidup sesurga di akhirat nanti.
Hingga teruntuk siapapun yang masih dalam proses mencari, milikilah stok sabar yang banyak sebelum menikah. Pelajari ilmu pra nikah sebelum berrumah tangga, dan terimalah laki-laki yang shalih untuk dijadikan pasangan. Untuk memudahkan perjalananmu menuju surgaNya.
Ohiya, Banyak yang bertanya katanya jodoh itu cerminan diri sendiri, kok masih ada sih pasangan yang satunya buruk yang satunya baik?
Jika kalian bertanya seperti itu, saya juga pernah bertanya seperti itu. Saya lupa baca dimana pembahasan tentang jodoh ini.
Dari apa yang sudah saya baca, disitu menjelaskan Jodoh terbagi menjadi dua yaitu jodoh yang menambah keimanan dan juga jodoh yang menguji keimanan.
Itulah mengapa saat berdoa meminta jodoh maka jangan hanya minta begitu saja, berdoalah agar mendapat jodoh dunia akhirat, sehidup semati, jodoh yang menjadi penyejuk dan juga penambah iman, mintalah juga jodoh yang penuh kasih sayang, penyabar.
Intinya jangan berhenti dan bosan-bosan dalam berdoa yah.. Perhatikan juga waktu-waktu mustajab saat berdoa misalnya diakhir sujud, sepertiga malam (tahajjud), diantara adzan dan iqamah, di  waktu hujan.