Kalung tersebut telah dijelaskan lebih lanjut oleh Fadry Djufry sebagai Kepala Balitbangtan. Beliau menjelaskan bahwa :
 "Aroma terapi yang dihasilkan mengandung bahan aktif 1,8-cineole yang akan merusak struktur  Mpro (Main Protein) dari virus sehingga virus akan sulit bereplikasi dan akhirnya terus berkurang jumlahnya."
Ketiga, Berupa Jamu dan belum teruji klinis
Kalung tersebut sudah mendapat izin resmi dengan status jamu dari Badan POM. Status jamu dijelaskan bahwa hanya untuk melegakan pernapasan bukan untuk menyembuhkan dari virus corona.
Belum adanya penelitian yang lebih spesifik karena kalung ini harus diteliti dan diuji terlebih dahulu. Kalung yang dibuat Kementan baru dibuat 2-3 bulan. Pengujian membutuh waktu paling tidak hampir 2 tahun lamanya.
Keempat, Sama dengan Minyak Kayu Putih
Kita semua pasti kenal dengan minyak kayu putih. Bahan yang digunakan kalung anti virus corona sama dengan bahan minyak kayu putih.
Khasiat antara keduanya pun juga sama yaitu sama-sama untuk melegakan dan mengurangi gangguan saluran pernapasan, mencegah mual-mual, meredakan nyeri, anti infamasi dan sama-sama memiliki efek menenangkan.
Kalung tersebut sudah di uji kepada pasien corona dimana pasien merasakan adanya kepercayaab diri untuk sembuh. Khasiat spesifik  tetap sama seperti minyak kayu putih tadi yaitu sama-sama melegakan pernapasan, menghilangkan pusing, mual dan nyeri lainnya, perasaan lebih nyaman dan tenang. Harga jual kalung itu disebut-sebut bernilai 35.000 perkalung.
Gimana minat untuk menggunakannya?
Dari keempat fakta diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa apa yang dibutuhkan masyarakat bukanlah sebuah kalung yang dijadikan ladang bisnis. Harus ada tindakan yang lebih serius dalam menangani atau menemukan vaksin untuk membunuh virus corona.
Kesejahteraan masyarakat hal yang harus diperhatikan Kementerian Pertanian misalnya memperhatikan para petani-petani agar hidup mereka sejahtera apalagi di masa new normal seperti sekarang ini.
Wallahu a'lam..