Mulai bulan depan (agustus) kabarnya kalung "anti virus corona" mulai diproduksi secara massal. Lantas, apa yang membuat Kementerian Pertanian percaya diri dengan kalung tersebut?
Benarkah kalung yang di klaim bisa membunuh virus corona itu betul-betul mempan jika digunakan?
Untuk lebih jelasnya mari kita menelaah fakta tentang kalung tersebut :
Pertama, Bahan Eucalyptus
Bahan dasar dari kalung anti virus corona itu yaitu Eucalyptus. Eucalyptus adalah tanaman yang menghasilkan minyak atsiri dimana s suku dengan bahan dari minyak kayu putih.
Nah, Eucalyptus ini memiliki zat yang bersifat anti jamur, anti virus, dan anti bakteri. Namun, belum ada pengujian maupun penelitian yang lebih jelas mengenai tanaman ini untuk membunuh dan manfaatnya terhadap virus corona.
Apalagi nih penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian hanya diuji sampai tahan in vitro pada virus influenza, beta corona, dan gamma corona.
Hal inilah yang dijelaskan oleh Dr dr Inggrid Tania, MSi. sebagai Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) menjelaskan pada detikcom bahwa :
"Penelitian Kementan ini baru diujikan sampai tahap in vitro pada virus influenza, beta corona, gamma corona. Belum diuji spesifik terhadap virusnya COVID-19 yakni virus SARS-CoV-2."
Kedua, Hanya dihirup
Kalung yang dibuat Kementan penggunaannya dengan cara dihirup. Dimana dilakukan dalam waktu 2-3 jam selama 5- 15 menit. Didesain dengan teknologi nano dalam bentuk serbuk dan dikemas dalam kantong berpori.
Penggunaan dengan hanya dihirup yaitu mendekatkan kalung ke hidung bisa mengatasi virus hanya pada rongga hidung saja. Persis seperti saat kita mengghirup aroma terapi lainnya.
Hal yang membedakannya yaitu penggunaannya dilakukan dengan cara menghirup aroma dari lubang-lubang kemasannya agar bisa mendapatkan efek aroma terapi yang optimal.