Mohon tunggu...
Annisa Wally
Annisa Wally Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Jangan sampai ada atau tidak adanya dirimu sama saja. Membaca untuk berbagi. Menulis untuk dikenang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Dibunuh oleh Pikiran

22 Juni 2020   09:05 Diperbarui: 22 Juni 2020   09:17 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesekali perlu merasakan sesak dalam hati. Siapa sangka kemarahan yang membara seperti api membuatku tak bisa berdiri. Dari jauh lambaian keputusasaan menyapa. Tak perlu lagi banyak alasan untuk melanjutkan perjalanan.

Aku muak terlalu lama terdiam apalagi banyak omong kosong. Ketidakbahagiaan menjadi hampa dalam kekhawatiran. Aku harus bertarung dengan pikiranku sendiri. Melelahkan, sebelum benar-benar terjebak dan mati dalam pikiran ini.

Jika terus seperti ini maka aku akan mati sendiri. Tak boleh, tidak jangan seperti ini kembalilah meski ada jurang dibawah sana. Pasti selalu ada akhir indah dalam kekalahan. Biarkan api tetap membara demi semangat baru untuk bangkit.

Jauh di masa lalu, warna langit saat fajar sangat cocok membendung dan menenggalamkan rasa kelam. Semua kata-kata yang tertanam kini hanya menjadi sebuah kiasan semata. Saat inilah mimpi yang sangat indah meski ini membuatku sedikit meragu. Bodoh jika harus mati karena pikiran sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun