Sesekali perlu merasakan sesak dalam hati. Siapa sangka kemarahan yang membara seperti api membuatku tak bisa berdiri. Dari jauh lambaian keputusasaan menyapa. Tak perlu lagi banyak alasan untuk melanjutkan perjalanan.
Aku muak terlalu lama terdiam apalagi banyak omong kosong. Ketidakbahagiaan menjadi hampa dalam kekhawatiran. Aku harus bertarung dengan pikiranku sendiri. Melelahkan, sebelum benar-benar terjebak dan mati dalam pikiran ini.
Jika terus seperti ini maka aku akan mati sendiri. Tak boleh, tidak jangan seperti ini kembalilah meski ada jurang dibawah sana. Pasti selalu ada akhir indah dalam kekalahan. Biarkan api tetap membara demi semangat baru untuk bangkit.
Jauh di masa lalu, warna langit saat fajar sangat cocok membendung dan menenggalamkan rasa kelam. Semua kata-kata yang tertanam kini hanya menjadi sebuah kiasan semata. Saat inilah mimpi yang sangat indah meski ini membuatku sedikit meragu. Bodoh jika harus mati karena pikiran sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H