Mohon tunggu...
Annisa Wally
Annisa Wally Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Jangan sampai ada atau tidak adanya dirimu sama saja. Membaca untuk berbagi. Menulis untuk dikenang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Luka Batin

19 Juni 2020   21:10 Diperbarui: 19 Juni 2020   21:15 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Foto Pribadi

Hantaman air laut yang terlihat  dipinggiran pantai memukul lembut batu karang. Suara gemuruh yang terdengar mengerikan namun sedap untuk dipandang. Ombak-ombak mulai melambai dan saling mengejar  saling bergantian seperti tak pernah hilang. Terkadang didalam lubuk hati yang terdalam ada luka yang tak bisa dipandang.

Aku, kamu, mereka, kita semua pasti pernah merasakan sakit yang tak bisa dilihat kedua mata. Luka yang terkadang bisa kambuh ketika tersentuh dengan perasaan. Luka ini juga bisa bertambah akibat kata dari orang-orang yang tak berperasaan. Disini tak ada yang saling menuduh apalagi saling menyalahkan. 

Percuma meski kata maaf berjuta-juta kali terlontarkan. Luka ini tak akan pernah hilang meski kadang dililit kesabaran. Kata yang terlanjur terucap meski bisa ditarik namun tetap bisa melukai. Lidah memang tak bertulang.

Luka batin tak akan pernah hilang meski diberi beribu pujian. Ia akan tetap ada dalam jiwa-jiwa yang sudah terlanjut tergoresi kesedihan. Tak ada yang bisa mengobati kecuali diri sendiri dan memahami itu adalah ujian. Terkadang harus merekayasa senyuman agar terlihat aku tak mengapa dan aku baik-baik saja.

Aku, Jum'at Juni 2020 Kota Kendari

(AW)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun