Hantaman air laut yang terlihat  dipinggiran pantai memukul lembut batu karang. Suara gemuruh yang terdengar mengerikan namun sedap untuk dipandang. Ombak-ombak mulai melambai dan saling mengejar  saling bergantian seperti tak pernah hilang. Terkadang didalam lubuk hati yang terdalam ada luka yang tak bisa dipandang.
Aku, kamu, mereka, kita semua pasti pernah merasakan sakit yang tak bisa dilihat kedua mata. Luka yang terkadang bisa kambuh ketika tersentuh dengan perasaan. Luka ini juga bisa bertambah akibat kata dari orang-orang yang tak berperasaan. Disini tak ada yang saling menuduh apalagi saling menyalahkan.Â
Percuma meski kata maaf berjuta-juta kali terlontarkan. Luka ini tak akan pernah hilang meski kadang dililit kesabaran. Kata yang terlanjur terucap meski bisa ditarik namun tetap bisa melukai. Lidah memang tak bertulang.
Luka batin tak akan pernah hilang meski diberi beribu pujian. Ia akan tetap ada dalam jiwa-jiwa yang sudah terlanjut tergoresi kesedihan. Tak ada yang bisa mengobati kecuali diri sendiri dan memahami itu adalah ujian. Terkadang harus merekayasa senyuman agar terlihat aku tak mengapa dan aku baik-baik saja.
Aku, Jum'at Juni 2020 Kota Kendari
(AW)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H