Mohon tunggu...
Annisa Utami
Annisa Utami Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kesuksesan Terbesar dalam Hidupku

15 Desember 2016   15:28 Diperbarui: 17 Desember 2016   22:13 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam memandang yang namanya arti sukses. Ya,sebagian orang ada yang beranggapan bahwa orang yang sukses itu adalah orang yang kaya raya dan banyak uang, namun sebagian orang juga berpendapat bahwa orang sukses itu adalah orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, seperti mendapatkan gelar Ir ,Profesor, dan sebagainya . Apakah hal tersebut merupakan kesuksesan ? iya , tentu saja hal -hal tersebut merupakan kesuksesan, namun apakah hal tersebut merupakan kesuksesan terbesar dalam hidupmu? mungkin lebih tepatnya lagi, tanyakan pada diri sendiri, apa kesuksesan terbesar dalam hidup mu ?

Sukses terbesar dalam hidup saya adalah ketika saya mampu membuat orang disekitar terutama kedua orangtua saya bisa tersenyum bahagia . Semakin banyak orang yang bisa saya buat tersenyum semakin besar pula kesuksesan yang telah saya dapatkan. Salah satu usaha yang pernah saya lakukan untuk membuat kedua orangtua saya tersenyum yaitu dengan berbakti kepada mereka. Pada tahun 2015 , ketika lulus SMA saya harus menentukan kemana saya harus melangkah dan memilih jurusan yang tepat .ya, saya telah menetapkan sebuah pilihan yaitu ingin menjadi seorang psikolog di sebuah universitas negeri ternama di Yogyakarta. Menurut saya, menjadi seorang psikolog yang hebat  akan membuat saya menjadi kaya raya  suatu saat nanti.

Kabar bahagia ini pun akan saya beritahukan kepada kedua orang tua saya. Namun , kedua orang tua saya sangat  menentang terhadap jurusan yang  saya pilih, karena menurut mereka itu tidak akan menjamin masa depan ku nantinya. Mereka menginginkan saya menjadi seorang guru SD untuk meneruskan pekerjaan yang telah mereka lakukan selama puluhan tahun ini . begitu hancur nya harapan dan keinginan ku selama ini. Ibu saya memberikan masukan dan menasehati saya, “ nak, seandainya kamu memilih jurusan itu bagaimana dengan masa depan mu? Apa kamu jamin bisa bekerja setelah lulus nanti ? apa kamu jamin bisa menjadi kaya raya nantinya ? Ibu hanya menginginkan kamu menjadi penerus ibu dan bapak. Ibu tidak mengharapkan kamu menjadi kaya raya, tapi ibu hanya mengharapkan hidupmu terjamin dimasa yang akan datang, meskipun gaji seorang guru itu  tidaklah sebesar  gaji yang kamu impikan  .  kamu tau kan kedua kakak mu tidak satu pun yang bisa diharapkan , dan sekarang apa yang terjadi ? kakak laki-lakimu sekarang menjadi pengangguran karena jurusan yang dipilih nya sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Kakak perempuan mu tidak ingin menjadi guru karena menurutnya itu adalah sesuatu yang sulit untuk dikerjakan. Menjadi seorang guru itu pahala nya besar nak, apalagi kamu menjadi guru SD”. Ibu meyakini saya bahwa pilihan yang mereka berikan kepada saya itu adalah pilihan terbaik untuk saya.

Setelah berpikir panjang aku pun memantapkan jawaban. Aku mengikuti alur kehidupan yang menurut kedua orang tua ku itu baik, karena menurut saya kapan lagi saya bisa berbakti kepada mereka sebelum semua nya terlambat dan berakhir.Saya tidak ingin membuat beban kedua orangtua saya dan menjadikannya penyesalan. Saya sadar bahwa hidup didunia ini hanya sebuah persinggahan sesaat untuk menuju dunia abadi kelak. Hanya ada 2 pilihan yang menentukan kesuksesan ku hidup didunia, yaitu surga atau neraka. Dan salah satu menuju surga itu adalah dengan berbakti kepada bapak ibu saya.

Banyak sekali kisah mengenai orang-orang masuk surga karena hal yang sepele, begitupun masuk neraka. Hal tersebut membuat saya sadar bahwa apa yang diharapkan belum tentu menjadi “kesuksesan terbesar dalam hidupku “. Mungkin saja denga aku menjadi seorang psikolg hebat nantinyaa bisa membawa ku dan kedua orangtua ku masuk jurang neraka. Karena ada banyak masalah –masalah yang harus saya kendalikan dan memberikan saran serta solusi  yang kurang tepat, dosa ku pun menjadi berlipat lipat ganda nantinya. Hal  diatas memberikan arti penting dalam hidup saya bahwa kesuksesan terbesar hidup bukan menjadi seorang yang kaya raya , Namun bagaimana caranya agar saya bisa berbakti kepada kedua orangtua saya sebelum penyesalan itu datang. Selain jadi seorang psikolog yang hebat, berbakti kepada kedua orangtua ku, aku sekarang punya cita-cita menjadi seorang guru yang hebat yang bisa bermanfaat bagi negara ku Indonesia terutama pulau ku Bangka Belitung .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun