Mohon tunggu...
ANNISATUZ ZAHRO
ANNISATUZ ZAHRO Mohon Tunggu... Lainnya - "Mahasiswa prodi pendidikan IPA, Universitas Pancasakti Tegal"

Nama : Annisatuz zahro Jurusan : pendidikan ipa alamat : desa dumeling ,kec.wanasari kab. Brebes

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengenalan Teori Tes Klasik, Teori Tes Respon Butir, Teori Tes Modern Serta Mengenali Perbedaan antara Teori Tes Klasik dan Teori Tes Modern

19 Maret 2023   21:17 Diperbarui: 19 Maret 2023   21:23 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori respon butir adalah sebuah upaya untuk memadukan subjek dan butir dalam satu skala. Hasil pemaduan antara subjek dan butir dalam hal ini terbagi antara parameter yang bersifat invarian pada kelompok-kelompok di dalam populasi dan parameter abilitas bersifat invarian pada setiap butid di dalam tes. 

Dalam analisis regresi linier terkait dengan persamaan regresi linier yakni ada intersep dimana intersep ini menunjukan nilai unit ketika b1 = 0 dan ada slope atau kemiringan dimana slope ini menunjukkan peranan x terhadap y, semakin besar semakin besar peranan tersebut, dan dalam psikometrika slope dapat merepresentasikan korelatsi butir total. Parameter kemiringan atau slope ini menunjukan semakin miring garis kemisringan semakin besar pengaruh variabel ditetapkan anteseden terhadap variabel keluaran. 

Slope atau Kemiringan garis menunjukkan besarnya konstribusi butir itu dalam membedakan(mendiskriminasikan) kemampuan yang diukur, semakin miring semakin besar konstribusinya, dan jika kemiringan garisnya terbalik maka butir tersebut konstribusi terbalik. Model sendiri adalah suatu konsep yang dianggap sebagai sesuatu yang ideal dan sederhana yang dibuat untuk menilai atau menjelaskan fenomena empiris. 

Berikut model dalam teori respons butir yakni model linier digunakan untuk meninjau data, maka kita akan melihat data dengan cara pandang yang sesuatu yang linier. Selain model linier ada juga model non linier dimana data ini digunakan untuk meninjau data,maka kita akan melihat data dengan cara pandang yang sesuatu yang linier. Beberapa jenis model yaitu meliputi model kaku, dan model luwes. 

Model kaku sendiri adalah model yang cerewet, dan terlalu banyak hal yang harus dipenuhi sedangkan untuk model luwe adalah model yang tidak cerewet. Teori respon butir ini menggunakan model kurva logistic ogive dan model kurva normal ogive dan untuk kedua kurva tersebut bentuknya seoerti huruf "S". Persamaan yang digunakan oleh IRT terdiri dari dua komponen yaitu orang (sumbu x) dan butir (sumbu y). Probabilitas menjawab benar pada sebuah butir ditentukan oleh kemampuan orang dan parameter butir. Parameter butir sendiri yakni ada 3 jenis diantaranya yakni daya diskriminasi, tingkat kesulitan dan tebakan semu. Penerapan model dalam teori respon butir dalam IRT ini,baseline mencerminakan adanya sebuah peluang individu untuk melakukan tebakan. Parameter daya diskriminasi ditunjukan oleh suatu kemiringan garis. 

Ada satu koefisien yang di dalam regresi yang dapat menunjukkan lokasi garis regresi. Adanya koefisien ini dapat menyebabkan lokasi garis regresi berpindah ke kanan maupun ke kiri, Dalam IRT lokasi menunjukkan parameter tingkat kesulitan butir. Model logistik 3 parameter (3PL) yakni daya beda,tingkat kesulitan, dan efek tebakan. 

Dalam model logistik 2 parameter (2PL) yakni ada daya beda dan tingkat kesulitan, dimana daya beda butir bervariasi yang terlihat dari kemiringan yang berbeda-beda dan baseline mendekati 0. Model logistik 1 parameter (1PL) yaitu tingkat kesulitan. Beberapa model teori respon butir dalam teori pengukuran terbagi menjadi teori klasik dan teori modern (rasch,1PL, 2PL dan 3 PL. 

Dalam model IRT 1 PL sederhana dan membutuhkan sebuah ukuran sampel yang tidak sebesar model 2PL atau 3PL, namun kurang dapat menunjukkan adanya butir yang problematik karena memiliki daya deskriminasi negatif. Dalam mdel 3 PL ini memberikan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan model yang lain akan tetapi membutuhkan ukuran sampel yang sangat besar dan seringkali menghasilkan proses analisis yang lama. 

Adapun eror standar pengukuran yakni ada prinsip lama dan prinsip baru, dalam prinsip lama ini kesalahan standar pengukuran berlaku untuk semua skor dalam populasi tertentu sedangkan prinsip baru ini kesalahan standar pengukuran berbeda di semua skor tetapi digeneralisasikan di seluruh populasi. Teori tes klasik menghasilkan informasi mengenai eror standar dimana satu untuk semua yang memiliki arti satu tes memiliki satu eror standar pengukuran. 

Adapun perbedaan lainnya yakni dilihat dari segi panjang tes, dimana pada prinsip lama memiliki tes yang panjang akan menghasilkan skor yang reliabel dibandingkan dengan tes yang pendek sedangkan pada prinsip baru memiliki tes yang pendek bisa menghasilkan skor yang lebih reliabel dibandingkan dengan tes yang panjang. 

Adapun perbandingan antar tes, pada prinsip lama memiliki perbandingan skor antar tes akan optimal jika tes yang dibandingkan itu paralel sedangkan pada prinsip baru memiliki perbandingan skor antar tes akan optimal jika tes yang dibandingkan itu tingkat kesulitannya yang bervariasi. Pada tes paralel ini memiliki rerata atau tingkat kesulitan sama, varians dan keberangaman sama, jumlah butir dan eror pengukuran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun