"Kondisi pertumbuhan saat ini tidak cukup untuk menghindari jebakan, Setidaknya 7 persen kita bisa lepas dari jebakan ini" ujarnya.
 Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD mengawali visi dan misinya dengan meluangkan waktu hampir 20 detik untuk mengucapkan Selamat Hari Ibu sebelum melanjutkan, "Dan setelah itu kami akan melanjutkan komitmen kami terhadap Ibu Pertiwi."
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini menyoroti korupsi di Indonesia sebagai hambatan terbesar bagi kesejahteraan ekonomi.
Ada yang bertanya kepada kami, "mungkin Anda tidak menargetkan pertumbuhan ekonomi 7% dalam satu tahun, karena dalam sejarah reformasi tidak pernah tumbuh 7%" kata Mahfud MD.
Tambahnya, yang bertanya menurut pertumbuhan ekonomi yang besar ini, dicapai pada masa orde baru hanya pada kurun waktu 1981 hingga 1991.
Kemudian pertanyaan ini saya sampaikan kepada beberapa ahli. Lalu mereka bilang, hanya karena kebodohan kita, kita tidak bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi di atas 7% karena kita punya sumber daya alam dan manusia yang besar.
Apa masalahnya? Persoalannya banyak terjadi korupsi dan inefisiensi di sektor-sektor pertumbuhan ekonomi yaitu sektor konsumsi, belanja pemerintah, ekspor-impor dan investasi.
Mahfud MD menyoroti hasil investigasi Transparency International yang menyimpulkan adanya korupsi masif "dalam skala besar" di lembaga eksekutif, yudikatif, dan parlemen.
Apa akibatnya? Masyarakat miskin, ujarnya. merujuk pada beberapa orang yang ditemuinya di berbagai tempat di Indonesia yang mengeluhkan kondisi tersebut.
Kita menginjak tanah, ada korupsi dan pertambangan di dalam tanah. Kami akan melaut, ada korupsi dalam urusan pelayaran. Kita punya udara, pesawat kita nampaknya juga banyak korupsi di udara.
"Yang terpenting adalah bagaimana kita memberantas korupsi," kata MD Mahfud yang juga menyoroti pihak-pihak yang merasa diperas ketika hendak berinvestasi atau berbisnis di Indonesia.