Mohon tunggu...
nina shala
nina shala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di Universitas Jenderal Soedirman

Menyukai di bidang seni tulis dan juga rupa. Tertarik dalam bidang rekayasa genetika pada tumbuhan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kebiasaan Aneh Bapak: Dari Dapur ke Kebun untuk Perang Melawan Emisi Karbon

28 Juni 2023   21:46 Diperbarui: 29 Juni 2023   19:31 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak mengetahui kebiasaan yang selalu dilakukan Bapak, aku yakin bahwa Bapak sang penyelamat keluarga dan juga bumi ini.

Bapak melakukan kebiasaan tersebut sejak aku menginjak di bangku sekolah menengah pertama. Setiap sore hari setelah pulang kerja, Bapak selalu membawa sisa-sisa makanan dari dapur menuju kebun. Mulai saat itu aku membuntuti Bapak dan menyaksikan apa yang belum pernah aku saksikan.

Sampah makanan dari sisa kemarin, Bapak kumpulkan dan mencampurkan itu dengan seember tanah. Membiarkannya hingga tercampur lalu dimasukan itu ke dalam pot-pot bunga milik Mama yang sudah mulai layu. Mama yang mengetahui hal itu justru sangat bahagia karena setelah beberapa hari kemudian, bunga-bunga itu tumbuh menjadi indah lagi.

Dari sini aku paham bahwa Bapak telah menyelamatkan bumi dan juga hati Mama. Bagaimana bisa begitu, akan aku jelaskan berikut:

1. Pupuk Unik Cara Bapak
Karena Mama suka sekali dengan tanam menanam di kebun dan uang bulanan selalu kurang untuk membeli makan si anak hijau mama, Bapak memutar akal agar tanaman Mama dapat tumbuh serta dompet Bapak selalu aman. Bersamaan Bapak setiap hari melihat tumpukan sampah makanan yang tidak habis, membuatnya berpikir untuk mendaur ulang menjadi sebuah pupuk. Jika diamati, kegiatan Bapak termasuk upaya menyelamatkan bumi dengan mengurangi emisi karbon. Hal itu dikarenakan sisa makanan dapat menghasilkan gas metana dan membentuk rumah kaca bila tidak segera diatasi.

2. Pergi Bekerja Menggunakan Kendaraan Kantor
Jadi, Bapak selalu bekerja dengan dijemput dan diantar oleh kendaraan dan supir tempat Bapak bekerja. Selain uang jadi hemat, kegiatan Bapak juga mengurangi emisi karbon. Hal tersebut dibuktikan dari data yang dirilis oleh Our World Data pada tahun 2020 bahwa sektor transportasi menyumbang seperlima dari emisi karbon global atau sekitar 24 persen.

3. Hasil Tanaman yang Dipupuk dapat Dimakan
Balik lagi, karena Mama selalu menanam tanaman apapun termasuk sayuran, jadi Mama jarang membeli bahan masakan di pasar. Kalau dipikir, kegiatan Mama termasuk ekonomi sirkular. Bagaimana tidak, hasil sisa makanan di rumah dijadikan pupuk untuk tanaman di kebun lalu hasil kebun dimakan oleh sekeluarga. Secara tidak langsung Mama juga menyelamatkan dompet Bapak, 'kan, wkwkwk?

4. Recycle Makanan
Selain Bapak menjadikan sisa makanan menjadi pupuk, tak jarang juga sisa makanan itu dijadikan makanan kembali. Aku sangat suka bila Bapak mulai memasak di dapur, karena jujur, masakannya sangat enak. Apalagi nasi goreng sisa semalam. Selain enak, menyelamatkan bumi, juga bantu Mama juga.

5. Makan Dihabisin, Nanti Ayamnya Mati
Kalimat itu selalu berulang kalau aku, kakak, dan adikku tidak habis pas makan. Padahal kalau dipikir, aku saja tidak pernah memelihara ayam, kenapa bisa mati? Karena aku takut ayam tetangga yang mati, akhirnya memakan habis semua makanannya. Namun, setelah beranjak dewasa aku mulai sadar bahwa itu adalah kalimat penyelamat bumi dari Bapak. Selain itu Bapak mengajariku untuk selalu menghargai setiap perjuangan para petani.

6. Apa Itu Kantung Plastik?
Setiap sore Bapak selalu memberikan oleh-oleh ketika pulang kerja. Selalu aku diberikan buku untuk dibaca dan juga roti pandan dengan es cokelat. Romantisnya Bapak selalu menggunakan tas kain yang dibuat oleh ibu dari kain-kain bekas. Kata Bapak, selain mengurangi sampah plastik, juga lebih ringkas dan enak dibawa ke mana pun. Dibuat dengan cinta memang mengagumkan, 'kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun