Mohon tunggu...
Annisa SilaPuspita
Annisa SilaPuspita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hay you there

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Masyarakat Desa Kalisalak Mengubah Daun Kering Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif

8 November 2023   12:10 Diperbarui: 8 November 2023   12:20 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalisalak, Kabupaten Batang (Sabtu/ 14 Oktober 2023) -- Desa Kalisalak yang terletak di Kabupaten Batang, memiliki masyarakat yang sudah sadar akan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah anorganik dengan menjadikan sebagai ecobrick merupakan salah satu contoh yang sudah dilakukan oleh masyarakat Desa Kalisalak. 

Selain itu sampah anorganik, sampah organik yang ada di lingkungan mereka juga diolah menjadi kompos dengan metode biopori maupun takakura. Pengelolaan sampah yang sudah dilakukan oleh masyarakat Desa Kalisalak ini dapat menjadi percontohan bagi masyarakat desa lainnya. Namun karena melihat sampah daun yang cukup banyak di pekarangan rumah masyarakat setiap harinya, mulai terpikirkan pengolahan sampah daun yang efektif. 

Selain melihat permasalahan yang ada, masyarakat dibantu oleh Tim IDBU UNDIP melihat banyak penjual di warung kaki lima yang menggunakan arang sebagai bahan bakar pengganti gas LPG.

Dari permasalahan dan potensi yang ada, bersama-sama dengan Tim IDBU UNDIP, masyarakat Desa Kalisalak mengubah sampah daun kering menjadi briket. Hasil dari pembuatan briket ini akan menjadi energi alternatif yang dapat menggantikan arang maupun gas LPG. 

Proses pembuatan briket yang dilakukan sangatlah sederhana dan dapat dilakukan secara mandiri pada setiap rumah tangga. Bahan yang perlu disiapkan juga merupakan bahan-bahan yang mudah ditemui disekitar rumah yaitu sampah daun kering dan tepung tapioka. 

Sedangkan alat yang perlu disiapkan adalah kaleng biskuit bekas, korek dan cetakan. Alat dan bahan ini merupakan prototipe dari pembuatan briket secara sederhana dan partai kecil. Jika dalam pembuatan yang lebih banyak dan besar maka alat yang digunakan juga lebih besar lagi.

Sampah daun kering yang ada dibakar dalam kaleng biskuit bekas dalam keadaan kaleng tertutup agar daun yang terbakar tidak menjadi abu. Sehingga hasil yang didapatkan adalah sampah daun kering berwarna hitam. 

Lalu hasil bakaran itu dipisahkan dengan daun yang belum terbakar, sehingga daun yang belum terbakar akan dibakar lagi. Yang sudah berwarna hitam akan dicampur dengan tepung tapioka yang sudah dilarutkan dengan air. 

Tujuan pencampuran tepung tapioka dengan daun tersebut adalah agar briket mudah dicetak dan hasilnya tidak hancur. Setelah dicampur kemudian briket dicetak dan dikeringkan agar dapat digunakan. 

Proses pengeringan dilakukan dibawah sinar matahari hingga tidak ada kadar air lagi. Setelah dirasa kering, briket yang dibuat dari sampah daun kering sudah siap digunakan.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Hal ini masyarakat Desa Kalisalak dapat membuatnya secara madiri dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Hasil pembuatan briket ini juga menjadi ladang rezeki bagi masyarakat desa yang mau untuk mengembangkannya sebagai usaha. Karena dimasa sekarang ini gas LPG juga akan semakin langka, selain itu proses pembakaran briket juga dirasa lebih awet sehingga tidak membutuhkan banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun