Kalisalak, Batang (24/06)-Desa Kalisalak merupakan suatu daerah yang berlokasi di Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Luas wilayahnya sebesar 144,99 hektar dengan jumlah penduduk 3.103 jiwa.Â
Secara geografis desa ini berbatasan dengan Kecamatan Warungasem dan beberapa kelurahan yang mengelilinginya dan memiliki 4 fusun, 4 RW serta 19 RT. Desa yang berada di Kecamatan Batang ini memiliki potensi untuk menjadi desa swakarya.Â
Potensi desa yang ada dapat dikembangkan melalui pemanfaatan sektor perkebunan dan pertanian yang diantaranya jeruk bali, rambutan, durian, ketela, hutan sengon dan padi.Â
Selain itu, desa ini berpotensi untuk tumbuh secara mandiri dengan adanya pusat perbelanjaan Pujasalika yang dikelola oleh masyarakat disana. Potensi-potensi yang ada pada Desa Kalisalak tentu tak luput akan timbulnya sampah yang dihasilkan dari setiap prosesnya.Â
Inilah yang menjadi urgensi  dalam mengembangkan suatu desa mandiri untuk dapat mengelola sampahnya sendiri dimulai dari masyarakatnya. Oleh sebab itu, tim IDBU melakukan kegiatan edukasi dan sosialisasi akan pentingnya menjaga rona lingkungan dengan memberikan materi dan pelatihan langsung kepada masyarakat khususnya ibu-ibu PKK untuk dapat melakukan pengurangan sampah dimulai dari sumber dengan memanfaatkan teknologi yang mudah dan dapat di aplikasikan di rumah.
Terlebih ini merupakan tahun pertama dari rencana 3 tahun tim IDBU akan melakukan pengabdian pengembangan desa mandiri di Desa Kalisalak. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Edukasi Biopori Sebagai Teknologi Pengurangan Sampah
Biopori merupakan suatu teknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan resapan air sehingga dapat mencegah terjadinya genangan di kawasan yang di tanami oleh biopori.Â
Selain itu, biopori juga dapat dijadikan tempat masyarakat untuk dapat membuang sampah organik rumah tangga kedalam lubang ini karena seperti yang kita ketahui sampah merupakan masalah yang cukup kompleks dan universal bagi umat manusia.Â
Bahan untuk mempersiapkan biopori pun juga cukup mudah di cari seperti peralon, solder sebagai pelubang dan tutup peralon untuk menutup lubang. Pada pengabdian kali ini tim IDBU memberikan edukasi secara langsung dengan mempraktekkan dan menunjukkan biopori kepada masyarakat Desa Kalisalak.
Ecoenzym Mudah, Murah dan Meriah
Selain biopori, ecoenzym dapat dijadikan salah satu solusi untuk dapat memanfaatkan sampah organik yang ada pada sekitar masyarakat menjadi barang yang bermanfaat.Â
Ecoenzym adalah suatu larutan organik yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik, gula dan air. Dalam pembuatannya hanya perlu menyiapkan air, gula jawa, sampah organik buah-buahan dan botol plastik. Perbandingan dari ketiga bahannya air:gula:sampah organik = 10:3:1 .Â
Dari ecoenzym ini masyarakat dapat memanfaatkan sampah organik sebagai penyubur tanah dan tanaman, penunjang bersih-bersih rumah dan lain sebagainya.
Keranjang Ajaib Takakura
Takakura merupakan teknologi yang memanfaatkan aliran udara. Pengomposan Takakura sendiri dilakukan dengan cara aerob dimana aliran udara dibutuhkan untuk asupan mikroorganisme tumbuh dan dapat menguraikan sampah menjadi kompos.Â
Kompos Takakura ini sangat cocok untuk skala rumah tangga karena keranjang yang ada relative besar, praktis, bersih dan tidak menimbulkan bau.
Takakura memiliki efektifitas dalam menanggulangi permasalahan penumpukan sampah dengan begitu baik. Bagaimana tidak? Masyarakat dapat memasukkan sampahnya ke dalam keranjang yang telah dipersiapkan sebelumnya dan dapat digunakan hanya dalam 1 bulan proses pengomposan. Teknologi Takakura ini dapat menjadi salah satu solusi untuk dapat dikembangkan di Desa Kalisalak.
Sampah Plastik Menjadi Kerajinan
Banyaknya sampah plastik yang terbuang begitu saja membuat tim IDBU berpikir dan bergerak untuk dapat memanfaatkan sampah plastik menjadi barang kerajinan seperti taplak meja dan tikar. Hal ini di praktekkan oleh tim IDBU dalam kegiatannya dengan melakukan simulasi pembuatan taplak meja. Antusias dari masyarakat Desa Kalisalak cukup besar. Bagi mereka ini adalah salah satu cara kreatif untuk dapat menunjang perekonomian desa setempat.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H