Mohon tunggu...
Annisa Shafa Diesty
Annisa Shafa Diesty Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya seorang mahasiswa ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Muhammadiyah Jakarta , hobby saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Sejarah Perkembangan Periklanan dan Media di Indonesia

7 Juli 2024   23:23 Diperbarui: 7 Juli 2024   23:49 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Definisi Iklan: Menurut beberapa ahli seperti Jaiz (2014: 4) Iklan didefinisikan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditunjukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Namun secara umum iklan dalam Bahasa Yunani disebut ad-vere, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berita pesanan yang mempunyai tujuan yakni untuk membujuk maupun mendorong kepada khalayak mengenai benda maupun jasa yang di tawarkan atau di jual dan dipublikasikan atau di pasang di dalam media massa. Iklan memiliki beberapa kata kunci yakni jangkauan luas, bersifat persuasive, membutuhkan dan menggunakan media yang sesuai dengan tujua iklan serta bertujuan untuk mengubah sikap serta mempunyai target yang jelas yakni para pembeli.

Sejarah Dan Awal Mula Periklanan Di Indonesia :  Sejarah periklanan di Indonesia di mulai sekitar 400 tahun lalu , dan mesti kita ketahui tokoh periklanan pertama di Indonesia adalah Jan Pieterzoon Coen, orang Belanda yang menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1619-1629. Toko juga sebagai pengiklan dan perusahaan periklanan. Bahkan dia pun menjadi penerbit dari Bataviasche Nouvelle, suratkabar pertama di Indonesia yang terbit tahun 1744.

Perlu kita ketahui iklan pertama di Indonesia hanya berupa sebuah pengumuman mengenai kedatangan kapal dagang Bataviaasche Nouvelles tahun 1744. Pertumbuhan iklan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh modal swasta di sektor perkebunan dan pertambangan pada tahun 1870. Pada jaman ini, beredar iklan brosur untuk pertama kalinya, Iklan tersebut berisi promosi perusahaan komersial, selain brosur, digunakan pula iklan display.

Pada awal abad 20, biro reklame mulai bermunculan walau tidak bertahan lama karena masalah perekonomian. Biro reklame pada masa itu dapat dikelompokkan dalam kategori besar (biasanya dimiliki oleh orang Belanda), menengah, dan kecil (dimiliki oleh orang Tionghoa dan bumiputera). Biro reklame Indonesia kembali bangkit sekitar 1930-1942, Iklan yang dikeluarkan semakin beragam seperti pencarian kerja, pernikahan, kematian, serta perjalanan, Iklan juga sempat menjadi sarana propaganda Jepang di Indonesia, Namun Pasca kemerdekaan, muncul iklan himbauan untuk menyumbangkan dana bagi kepentingan perjuangan, pertahanan kemerdekaan, pembangunan atau perbaikan sekolah .

lalu pada tahun 1963, berdiri perusahaan periklanan InterVista Ltd yang dikelola (sekaligus didirikan) oleh Nuradi, mantan diplomat yang pernah bekerja di perusahaan periklanan SH Benson cabang Singapura.Perusahaan ini dianggap sebagai perintis periklanan modern di Indonesia dengan pelayanan menyeluruh seperti media planning, account management, riset, dan bidang lain. Selain sebagai aktivis asosiasi Muhammad Napis, dia juga adalah praktisi sejati. Pada tahun 1952, di usia 27 tahun, dia sudah mendirikan perusahaan periklanan CV Bhinneka Advertising Services, sekaligus memegang jabatan Direktur Utama hingga tahun 1972. Situasi makro saat itu memaksanya untuk menutup "firma" ini. Sebagai gantinya dia mendirikan sebuah perseroan terbatas yang diberinya nama Advertising Inter Media (AIM), dan tetap sebagai Direktur Utama hingga tahun 1978.

Hingga sekarang ini Muhammad Napis masih memegang beberapa jabatan penting di dalam asosiasi masyarakat periklanan. Antara lain, Direktur Eksekutif PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia), tahun 1980-1983 General Manager BPPP (Badan Penyalur dan Pemerataan Periklanan) Pusat, sejak 1981 Sekretaris Tetap Komisi Tata-Krama dan Tata-Cara Periklanan Indonesia, sejak 1981, dan Ketua Pelaksana Harian Badan pengawas Tata-Krama dan Tata-Cara Periklanan PPPI, sejak 1992.

Kesimpulan : Pada masa penjajahan Belanda, iklan di Indonesia mulai muncul di surat kabar dan media cetak, setelah kemerdekaan iklan mulai menyesuaikan dengan semangat nasionalisme produk-produk lokal mulai dipromosikan, meski media yang digunakan masih terbatas, Pada era Orde Baru, perkembangan iklan semakin pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Media iklan meluas ke televisi, radio, dan baliho, Pasca reformasi 1998, kebebasan pers dan perkembangan teknologi informasi mendorong inovasi dalam dunia periklanan dan masa kini Iklan di Indonesia sangat beragam dan kreatif, menggunakan berbagai platform digital seperti YouTube, Instagram, dan Facebook. Periklanan berbasis data dan penggunaan AI juga mulai diterapkan untuk mencapai target audiens yang lebih spesifik dan efektif.

Jadi Sejarah periklanan di Indonesia menunjukkan bagaimana industri ini terus beradaptasi dengan perubahan zaman, teknologi, dan preferensi konsumen, mencerminkan dinamika ekonomi dan sosial yang lebih luas di negara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun