Mohon tunggu...
Annisa Salsabilla
Annisa Salsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di UNIDA Gontor

konten seputar Hubungan Internasional dan isu kontemporer saat ini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prinsip, Moralitas Serta Integritas Pribadi Dalam Diplomasi Islam

27 Agustus 2022   19:51 Diperbarui: 27 Agustus 2022   21:14 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang harus diperhatikan oleh seorang diplomat adalah integritas pribadi diplomat itu sendiri. Semakin tinggi kredibilas diplomat, semakin tinggi pula penghargaan yang diterimanya dari mitra dialognya. Namun jika diplomat tidak memiliki integritas yang tinggi, jangankan untuk dihargai, bahkan diplomat itu dapat dikatakan hampir gagal dalam diplomasinya

Diplomat pada diplomasi konvensional  dituntut untuk melakukan segala cara demi berhasilnya misi diplomasi sebuah negara. Diplomasi Tipu Daya adalah sebutan diplomasi yang dipraktekkan oleh negara-negara barat pada umumnya. Tipu daya menjadi karateristik utama dalam suatu diplomasi. Dalam perkembangan mutakhir, diplomasi tipu daya dijalankan oleh semua negara dengan kadar tertentu untuk mencapai kepentingan nasional sebuah bangsa. Salah satu semboyan muncul dengan mengatakan bahwa "a diplomat is an honest man sent abroad to lie for his country" (seorang diplomat adalah orang jujur yang dikirim ke luar negeri untuk berbohong bagi negaranya.

Dalam konteks pembicaraan diplomasi yang mendahului diplomasi modern, kita perlu mengangkat studi tentang diplomasi Islam. Dalam perspektif Islam pengertian diplomasi bersih terkait dengan konsistensi tanggungjawab kepada umat, sesuai tuntunan Al-Quran dan Hadits. Dalam pengertian itu, pelaksanaan diplomasi didasarkan pada upaya mengedepankan kepentingan umat, bukan kepentingan elitnya saja, sesuai dengan yang tercantum dalam Al Quran dan Hadits, yang intinya agar dapat bermanfaat kepada semua pihak," rahmatan lil 'alamin" baik bagi diri sendiri, bagi musuh maupun bagi alam semesta.

Referensi

Rumintang, Lusiana. 2008. Bekerja sebagai Diplomat. Jakarta: Erlangga.

Iqbal, Afzal. 2000. Diplomasi Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Roy, S.L. 1991. Diplomasi. Jakarta: Rajawali Pers

Gharibeh, Ashraf. 2016. The Diplomat of The Twenty First Century. Oman: Sohar University.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun