Mohon tunggu...
Annisa Salsa Belvi Virgiana
Annisa Salsa Belvi Virgiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

S1 Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepribadian Introvert Menurut Theory Carl Gustav Jung

22 Desember 2023   17:52 Diperbarui: 22 Desember 2023   17:53 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepribadian adalah suatu kesatuan yang terus bergerak dalam individu, terdiri dari banyak sistem fisik dan mental yang berbeda, serta merupakan faktor penentu dalam beradaptasi dengan lingkungan (Hamali, 2018). Carl Gustav Jung mengemukakan dalam penelitiannya bahwa manusia memiliki dua pandangan dalam menyalurkan perhatian dan energinya, vaitu introvert dan ekstrovert dimana keduanya bersifat kontradiktif (Susanto & Mudaim, 2017).

Setiap manusia memiliki sifat, sikap, hingga berbagai macam karakterisistik diri yang dimana hal tersebut bisa menjadi ciri khas pada diri seseorang. Kepribadian yang dimiliki oleh individu bisa berasal dari berbagai macam factor layaknya factor genetic dari orangtua hingga factor yang dibentuk oleh lingkungan. Seseorang dengan kemampuan mudah berdaptasi dengan lingkungan sekitar maka kepribadian dalam diri individu akan mampu berkembang pesat. (Ramdhani, 2005).

Menurut Jung, Kepribadian dalam diri setiap individu yang berbeda-beda merupakan hal yang unik. Dimana dengan adanya kepribadian yang berbeda-beda maka kepribadian sendiri dapat digunakan untuk membedakan bagaimana karakteristik individu satu dengan yang lain. Keunikan ini layaknya dimana, Seseorang dengan kepribadian introvert lebih mengutamakan hidup pada dirinya sendiri. Mereka lebih nyaman untuk sendiri dan bereksplorasi lewat pemikirannya. Kebiasaan itu dilakukan secara selektif untuk mempersepsi dunia eksternal mereka. Kepribadian introvert adalah kepribadian yang cenderung dengan individu pemalu. Biasanya kepribadian introvert mulai dapat dilihat dari usia remaja. Scorang remaja yang pemalu cenderung memiliki teman yang sedikit. Sejalan dengan pendapat Jung (dalam Nursyahrurahmah, 2009).

Kepribadian memang akan berkembang dan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi didalam perkembangan itu makin terbentuklah bagaimana warna dan bentuk dari pola-pola yang khas, sehingga merupakan ciri-ciri yang unik bagi setiap individu. Jung membagi adanya 2 faktor yang membentuk kepribadian (dalam Hartati, dkk 2004. Hal: 171-177), yaitu sebagai berikut:

1) Faktor genetik Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.

2) Faktor lingkungan Kepribadian yang dipengaruhi oleh lingkungan yang berasal dari luar individu tersebut. Faktor lain yang member pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang scorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Berdasarkan penjelasan diatas, disimpulkan bahwa kepribadian dibentuk dari genetik dan lingkungan yang dapat mempengaruhi cara berfikir, sikap, kecerdasan.

Menurut Jung (dalam Suryabrata, 2003:161) Sikap Introversi cenderung kepada pengendalian diri yang lebih privat bagi seseorang. Introversi atau Introvert merupakan sikap orang yang suka melakukan intropeksi mendalam dengan pikirannya sendiri. Mereka senang menyendiri dan menghindari aktivitas yang melibatkan orang banyak. Berbeda dengan sikap Ekstravensi. Jika seseorang mempunyai sikap Ekstravensi, maka orang tersebut akan senang jika dilibatkan dengan orang banyak. Sikap Ekstravensi lebih tertarik kepada lingkungan sekitar daripada dirinya sendiri. Kedua sikap yang saling berlawanan itu ada pada kepribadian. Namun, salah satunya bersifat dominan. Apabila ego lebih bersifat introvert, maka tak sadar pribadinya ekstrovert, begitu sebaliknya. Pada penelitian ini sikap jiwa difokuskan untuk meneliti kepribadian introvert.

Jung juga menambakan bahwa orang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia didalam diri sendiri. Orientasinya terutama tertuju kedalam pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakanya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subjektif. Penyesuaian diri dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain. Penyesuaian dengan hatinya sendiri baik. Kekurangan dari tipe introvert adalah terlalu jauh dari dunia objektifnya, sehingga lepas dari dunia objektif dan terlalu subjektif dalam berbagai hal. Sedangkan pendapat Jung (dalam Feist dan Feist, 2012:137)) menyebutkan bahwa introversi adalah aliran energy psikis kearah dalam yang memiliki orintasi subjektif. Introver memiliki pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri sendiri dengan semua bias, fantasi, mimpi dan perspsi yang bersifat individu. Orang-orang introvert akan menerima dunia luar dengan sangat selekstif dan dengan pandangan subjektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun